• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Rabu, 24 April 2024

Warta

Tradisi Ziarah Akbar dan Tabur Bunga Warga Dusun Wono Asri yang Terus Dilestarikan

Tradisi Ziarah Akbar dan Tabur Bunga Warga Dusun Wono Asri yang Terus Dilestarikan
Tradisi Ziarah Kubur Warga Dusun Wono Asri
Tradisi Ziarah Kubur Warga Dusun Wono Asri

Tanggamus, NU Online Lampung

Masyarakat dusun Wono Asri mengadakan ziarah kubur dan tabur bunga atau dalam bahasa Jawa disebut juga dengan nyekar kembang di tempat pemakaman umum (TPU) desa Lengkukai, Kecamatan Kelumbayan Barat, Kabupaten Tanggamus pada Ahad (1/5/2022). 


Tradisi ziarah dan tabur bunga tersebut sudah menjadi tradisi masyarakat dusun Wono Asri yang terdiri dari empat kampung yakni kampung Umbul Solo, Wono Asri, Batu Cepit, dan Rejo Sari. 


Tabur bunga diadakan satu atau dua hari sebelum hari raya Idul Fitri. Tradisi ini sudah menjadi warisan turun-temurun dari masyarakat Indonesia sejak dahulu. Memadukan syariat Islam dan qiyas budaya Indonesia. 


Dalam Islam, sesuai sunnah fi’liyah Nabi yang mematahkan ranting pohon kurma kemudian ditancapkan ke kuburan yang tujuannya untuk meringankan siksa kubur. 


Karena dulu di Indonesia tidak ada pohon kurma dan lebih masyhur mengenal wewangian bunga, maka masyarakat Indonesia mengqiyaskan pohon kurma dengan segala pohon yang ada termasuk bunga-bunga. Tujuannya sama yakni berharap menjadi peringan dari siksa kubur sebelum bunga tersebut kering. 


Tokoh Agama Dusun, H Soleman yang memimpin ziarah akbar mengatakan, tujuan ziarah tersebut untuk selalu mengingat dan mendoakan leluhur nenek moyang kita semua. “Tujuan ziarah untuk mengingat mati, mengingat jasa leluhur, dan mendoakannya,” ujarnya.


Salah satu masyarakat Dusun Wono Asri, Muhammad Miftahul Syukron mengatakan, bahwa tradisi ini sangat baik dan harus selalu dilestarikan, jangan sampai ditinggalkan, karena sudah sesuai syariat Islam dan sosio-kultur budaya Indonesia. 


“Tradisi ini sangat baik dan harus selalu dilestarikan, karena sudah sangat sesuai syariat Islam dan budaya Indonesia. Karena ziarah makam dan meletakkan tumbuhan di atasnya merupakan tradisi Nabi,” ungkapnya.


Lebih lanjut ia mengatakan maka kalau mempersoalkan tradisi tersebut berarti mempertanyakan sunnah Nabi. TPU Lengkukai dipenuhi lautan manusia dengan membawa wewangian bunga-bunga, mulai dari balita, remaja, dewasa, dan orang tua. Semua  hadir mengikuti tradisi sunnah Nabi tersebut. 

(Yudi Prayoga)
 


Warta Terbaru