Warta

Setiap Pikiran Adalah Doa

Senin, 30 Mei 2016 | 11:17 WIB

WAY KANAN - Setiap pikiran adalah doa. Karena itu jangan pernah berdoa buruk. Kader Nahdlatul Ulama (NU) harus berani melewati rintangan, jangan pernah jadi penakut. Demikian penegasan Manager BPUN Way Kanan Gatot Arifianto, di Blambangan Umpu, Senin (30/1). "Dengan berani menghapus ketakutan pikiran melewati kobaran api, teman-teman BPUN Way Kanan 2016 telah membuktikan diri jika teman-teman adalah individu-individu hebat, darah baru yang Insya Allah bermanfaat bagi NU," kata Gatot. Peserta Pesantren Kilat Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional (Sanlat BPUN) PC GP Ansor Way Kanan Lampung mempunyai kenangan tersendiri setelah mengikuti program utama Yayasan Mata Air secara intensif satu bulan penuh, salah satunya diminta menghapus ketakutan dengan melewati kobaran api. "Saya mencoba melewati api sepanjang dua meter sebanyak lima kali. Setelah mendapat motivasi, diajak berdoa, saya yakin saja, api itu tidak akan membuat kaki kita terbakar," ujar alumni BPUN Way Kanan 2016 Mese Arsela dari SMAN 1 Baradatu. Gatot meminta para calon mahasiswa yang akan masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) diberbagai tempat di Indonesia melalui jalur SBMPTN yang telah dibaiat secara personal sebagai kader Nahdlatul Ulama (NU) oleh Kiai Imam Murtadlo Sayuthi, pengasuh Pesantren Assiddiqiyah 11, Labuhan Jaya, Gunung Labuhan beserta istri, Umi Muniroh, untuk menjadi pribadi pemberani. "Secara logika, api kalau dilewati, diinjak, kena kaki pasti panas. Awalnya saya juga ragu, takut bahkan. Tapi setelah dimotivasi, diyakinkan oleh Manager BPUN Way Kanan saya lewati api itu dan tidak terjadi apa-apa," ujar Firman alumni BPUN 2016 yang berasal dari SMA Pangastuti. Merinda Wijaya yang berasal dari SMAN 1 Bukit Kemuning Lampung Utara menyatakan, prosesi melewati api dengan membawa bendera merah putih, bendera NU dan Ansor untuk menghapus ketakutan merupakan peristiwa yang bagus sekali. "Awalnya saya juga ragu. Bayangkan saja disuruh melewati api yang berkobar. Tapi melihat teman-teman melewati api dengan santai saya ikut yakin dan bisa melewatinya," ujar Zakiroh Mutawakkil dari SMK Gajah Mada Bandar Lampung menambahkan. Febby Bunga Septia dari SMA Pangastuti yang jika biasanya ditakut-takuti oleh peserta BPUN lain langsung memasang muka cemberut dan matanya menjadi sembab mengaku ada perubahan positif setelah melewati kobaran api. "Terima kasih BPUN Way Kanan yang membuat saya menjadi seorang pemberani," kata Bunga. (Syuhud Tsaqafi) Â