• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Senin, 29 April 2024

Warta

Prof Mukri: Gen Indonesia Sulit Diadu Domba

Prof Mukri: Gen Indonesia Sulit Diadu Domba
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof KH Mohammad Mukri . (Foto: Panpel)
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof KH Mohammad Mukri . (Foto: Panpel)

Bandarlampung, NU Online Lampung

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof KH Mohammad Mukri mengungkapkan bahwa bangsa Indonesia sudah terlahir sejak dulu dengan gen moderat. Dengan genetika moderat warisan nenek moyang ini, maka bangsa Indonesia sulit untuk diadu domba dan dipecah belah. Warisah gen luhur ini menurutnya harus dipertahankan dan diwariskan kepada generasi bangsa.


Apalagi saat ini lanjutnya, gen moderat tersebut terus diperkuat dengan prinsi Bhinneka Tunggal Ika yang menyatukan keragaman di Indonesia. Konsep dan prinsip Bhinneka Tunggal Ika ini sangat penting untuk diaplikasikan khususnya dalam momentum Pemilihan Umum yang saat ini sudah mulai menghangat.


“Bhinneka Tunggal Ika dan sistem Demokrasi yang digunakan di Indonesia merupakan energi positif yang mampu menjadikan Indonesia tetap aman dan damai walaupun di tengah goncangan perbedaan yang ada,” katanya saat berbicara pada Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda) Majelis Ulama Indonesia Provinsi Lampung di Hotel Golden Tulip bandarlampung, Sabtu (28/10/2023).


Sikap moderat warisan leluhur Indonesia ini juga yang terus dipegang teguh oleh ormas-ormas keagamaan mainstream di Indonesia seperti NU, Muhammadiyah, dan juga Majelis Ulama Indonesia. Dengan sikap wasathiyah ini, ormas perekat elemen bangsa Indonesia ini mampu terus menyemai kebaikan-kebaikan di berbagai lini kehidupan umat, khususnya umat Islam.


“3 ormas ini berada di mana-mana tapi tidak kemana-mana. Mampu menyelenggarakan kebaikan untuk kebersamaan,” katanya pada kegiatan yang dihadiri para tokoh umat Islam di Lampung ini.


Oleh karena itu, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Blitar Jawa Timur ini mengajak kepada para tokoh dan ulama untuk memperkuat kebaikan dan mensyiarkannya di tengah-tengah masyarakat. Saat ini penting untuk menviralkan kebaikan untuk menginspirasi masyarakat umum.


“jangan yang jelek-jelek yang diviralkan. Kebaikan juga harus diviralkan dan ditampakkan. Dan para tokoh-tokoh ini harus menjadi jubir (juru bicara) kebaikan,” ajak Ketua Umum MUI Lampung ini.


Ia berharap kepada para tokoh dan ulama untuk tidak mudah terprovokasi dengan berbagai informasi yang berkembang di media sosial. Sebagai tokoh, mereka harus memberikan contoh baik kepada ummat untuk tidak ikut menyebar-nyebarkan konten profokatif yang sebenarnya diproduksi oleh para buzzer dengan motif finansial.


Kondisi perbedaan yang menghangat dan juga terkadang memanas dalam pemilu harus disikapi dengan bijak agar bisa dikelola sehingga memberi dampak positif. “Panas bukan tidak bermanfaat. Tinggal bagaimana kita mengelola energi panas tersebut untuk mendatangkan manfaat. Jangan malah sudah panas malas dikompor-kompori,” ajaknya.


“Mari cerdas dan santun dalam menghadapi Pemilu agar bisa terselenggara dengan baik,” katanya pada acara yang mengangkat tema Optimalisasi Peran MUI Lampung sebagai Perekat Bangsa dalam Mendukung Pemilu 2024 yang Damai dan Bermartabat tersebut.


Editor:

Warta Terbaru