• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Warta

PBNU Prihatin Tenaga Kerja Asing Marak Masuk Indonesia

PBNU Prihatin Tenaga Kerja Asing Marak Masuk Indonesia
BANDAR LAMPUNG - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) cukup prihatin dengan banyaknya tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia. Meskipun belum ada data pasti yang dirilis pemerintah, seharusnya hal tersebut tidak terjadi karena masyarakat Indonesia juga masih banyak yang menganggur. Dan ini sangat meresahkan masyarakat. Sekretaris Jenderal PBNU, Helmy Faisal Zaini mengungkapkan, menurut data yang dimiliki PBNU, tenaga kerja asing telah tersebar di Indonesia. Padahal di tengah masyarakat masih banyak terdapat pengangguran terbuka. “Ini meresahkan,” katanya pada jumpa pers di gedung PBNU Jakarta, Selasa (20/12/2016), seperti dilansir dalam website nu.or.id Ia mengemukakan, tahun ini terjadi kasus, polisi menangkap 70 tenaga kerja asal Tiongkok di sebuah pabrik semen. Pabrik tersebut mempekerjakan 30 persen tenaga kerja lokal dan 70 persen tenaga kerja asing. Bayaran yang mereka terima pun sangat besar dibanding buruh lokal. Buruh asing mendapat 15 juta per bulan sementara buruh lokal 2 juta. “Rata-rata tenaga kerja lokal menadapat bayaran 200 ribu. Sementara tenaga kerja asing sekitar 500 ribu. Sementara penggangguran cukup tinggi. Perekonomian Indonesia juga merosot jauh. Kegiatan ekspor berkurang, pendapatan dan daya beli masyarakat menurun, sementara harga-hara masih tinggi,” jelasnya. Atas dasar itu, Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siroj menyampaikan, PBNU mendesak kepada pemerintah agar mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana yang tercantum pada sila kelima Pancasila. Kedua, kata dia, mengingatkan kepada pemerintah dan pengusaha untuk memperhatikan kembali hal-hal yang mendasar sebelum mempekerjakan tenga asing di Inonesia. “Pemerintah harus sensitif menjaga perasaan rakyat dan mengkaji ulang kebijakan pembangunannya bila dalam prakteknya tidak menjadikan rakyat sebagai partnernya. Serta  mendorong pemerintah aktif membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia dan memperkuat negosiasi kesepakatan dalam kerja sama investasi," ujar pengasuh pesantren Al Tsaqafah ini. Pada jumpa pers tersebut, PBNU juga mengemukakan pandangan-pandangannya terakait Suriah dan etnis Rohingya di di Myanmar. (sunarto)


Editor:

Warta Terbaru