• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Selasa, 21 Mei 2024

Warta

Khazanah Keislaman Indonesia Melimpah, Tapi Belum Banyak Tergali

Khazanah Keislaman Indonesia Melimpah, Tapi Belum Banyak Tergali
JAKARTA- Indonesia merupakan salah satu kawasan peradaban Islam terbesar di dunia. Namun, di tengah kekayaan tersebut, khazanah keislaman di Indonesia belum banyak tergali. Hal ini yang menjadi salah satu alasan mendasar Kementerian Agama melalui Direktorat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) menyelenggarakan konferensi Islam dunia dalam bidang akademik terkait berbagai kajian studi Islam. Kegiatan yang dinamakan Annual International Conference on Islamic Studies ini dihelat di IAIN Palu, Sulawesi Tengah pada 17-20 September 2018. Menurut Direktur PTKI Arskal Salim, negara-negara Islam di asia Tenggara, terutama Indonesia banyak melahirkan pemikiran baru dalam hal budaya, sosial, ekonomi, arsitektur, serta pola hubungan antara mayoritas-minoritas yang erat kaitannya dengan Islam. “Kita sangat kaya akan khazanah keislaman yang belum tergali dengan sempurna,” kata Arskal seperti dikutip nu.or.id, Jumat (14/9/18). Kata dia, seringkali orang-orang Barat memiliki pandangan bahwa Islam itu direpresentasikan oleh negara-negara Arab yang sedang berkonflik dengan mengesampingkan Indonesia serta Kawasan Asia Tenggara sebagai kantong Muslim besar dunia. Asia Tenggara sebenarnya dapat menjadi salah satu representasi dunia Islam yang memiliki perbedaan besar dengan Timur Tengah. Kawasan ini juga menampilkan success story tentang keberhasilan moderasi Islam di tengah tekanan radikalisme yang mengglobal. Adanya gap antara ajaran Islam dan perilaku penganutnya di berbagai belahan dunia ini menjadi tema sentra sidang AICIS yang mengambil tema Islam di Asia Tenggara dan Dunia Global: Teks, Pengetahuan, dan Praktik. Praktik keislaman di Asia Tenggara akan menjadi kajian utama yang dibedah dalam berbagai disiplin ilmu. Di Asia Tenggara Islam sukses dinegosiasikan dengan modernitas global menjadi bentuk yang ramah dan menarik. AICIS menyajikan pembahasan akademik secara interdisipliner. Mengangkat tema utama Islamic in Globalizing World: Text, Knowledge, and Practice, sub tema yang diangkat ialah: The Quran, Hadith and Contemporary Interpretation; Islamic Education; Culture and Knowledge Production; Muslim Mobilities; Migration and Diaspora; Authors, Text and Islamic Tought; Piety, Popular Islamism dan Media; Agency, Power, Populism and Local Politics; Islamics Economics; AEC and SDGs; Interreligious Relations and Minority Affairs; Sciences and Technology in Islamic Universities; Islamic Visual Arts, Architecture and Performance. Sub tema-sub tema tersebut akan dibahas oleh sejumlah pakar studi Islam internasional di antaranya, Hans Christian Gunther (Albert Ludwig Universitat Freiburg, Jerman), hew Wai Weng (University Kebangsaan Malaysia), Ken Miichi (Waseda University, Jepang), Sher Banu AL. Khan (National University of Singapore), Hakimolahi dan Muhammad Ali Mirzani (Tehran University, Iran), Ahmed El-Senouni (Muwatta Islamic Research Center Abu Dhabi, UEA), Eiman Khaleel (Zayeed University Abu Dhabi, UEA), dan pakar-pakar lainnya. (Fathoni)


Editor:

Warta Terbaru