Warta

Keutamaan Mengajarkan Ilmu (3)

Selasa, 10 Maret 2015 | 18:50 WIB

Tak cuma menuntut ilmu, seorang hamba manusia juga wajib mengajarkan ilmunya kepada orang lain. Islam sendiri sangat mengharuskan umatnya untuk tidak pelit mengajarkan ilmu. 1. Dalil Al-Qur’an Ayat-ayat Al-Qur’an yang menerangkan keutamaan mengajarkan ilmu, di antaranya adalah sebagai berikut : وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ Artinya : “ Tidak sepatutnya bagi orang-orang mu’min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS. At-Taubah 122). وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلا تَكْتُمُونَهُ فَنَبَذُوهُ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ وَاشْتَرَوْا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلا فَبِئْسَ مَا يَشْتَرُونَ Artinya :" Dan ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab, "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya." Lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruk tukaran yang mereka terima.". (QS. Ali 'imran 187). الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ Artinya :" Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. ". (QS. Al-Baqarah 146) وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ Artinya : “ Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri? ". (QS. Fushshilat 33). 2.Dalil Hadits وَقَالَ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا آتَى اللهُ عَالِمًا عِلْمًا إِلَّا وَأَخَذَ عَلَيْهِ مِنَ الْمِيْثَاقِ مَا أَخَذَ عَلىَ النَّبِيِّيْنَ أَنْ يُبَيِّنُوْهُ لِلنَّاسِ وَلاَ يَكْتُمُوْهُ. Artinya :Tidak diberikan oleh Allah kepada seseorang yang berilmu akan ilmu, melainkan telah diambilNya janji seperti yang diambilNya kepada nabi-nabi, bahwa mereka akan menerangkan ilmu itu kepada manusia dan tidak akan menyembunyikannya عَنِ ابْنِ جَعْفَرٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ بَعَثَ مُعَاذًا يُعَلِّمُ الدِّينَ قَالَ لَهُ: لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ رَجُلًا وَاحِدًا، خَيْرٌ لَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا Artinya : " Dari Ibnu Ja’far, Sesungguhnya Rasulullah SAW ketika mengutus Mu’adz agar mengajarkan agama (ke Yaman), beliau bersabda : Bahwasanya dengan sebabmu Allah memberi petunjuk kepada seseorang, yaitu lebih baik bagimu daripada dunia dan isinya . قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ يَقُوْلُ اللهُ سُبْحَانَهُ لِلْعَابِدِيْنَ وَالْمُجَاهِدِيْنَ: اُدْخُلُوْا الْجَنَّةَ فَيَقُوْلُ الْعُلَمَاءُ بِفَضْلِ عِلْمِنَا تَعْبُدُوْا وَجَاهَدُوْا. فَيَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَنْتُمْ عِنْدِيْ كَبَعْضِ مَلَائِكَتِي اِشْفَعُوْا تُشْفَعُوْا. فَيَشْفَعُوْنَ ثُمَّ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ. Artinya : "Apabila datang hari qiamat nanti, maka berfirman Allah swt. kepada orang 'abid dan orang berjihad : "Masuklah ke dalam sorga!'.' Maka berkata para ulama : "Dengan anugera pengetahuan kami, mereka beribadah dan berjihad". Maka berfirman Allah 'Azza wa Jalla : "Kamu disisiKu seperti sebagian malaikatKu. Memberilah syafa'at engkau, niscaya kamu mendapat syafa'at. Lalu mereka memberi syafa'at. Kemudian merekapun masuk sorga". عن عبد الله بن عَمرو؛ أنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قال: إِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وتَعَالى لاَ يَنْتَزِعُ العِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْهُمْ بَعْدَ إِذْ أَعْطَاهُمْ، ولَكِنْ يَقْبِضُ العِلْمَ بِقَبْضِ العُلَمَاءِ، فَإِذَا لَمْ يَبْقَ عَالِمٌ، اتَّخَذَ النَّاسُ رُؤُوسًا جُهَّالاً، يَسْتَفْتُونَهُمْ فَيُفْتُونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ؛ فَيَضِلُّونَ ويُضِلُّونَ. Artinya: “ Dari Abdullah bin Amr, bahwasanya Rasulullah SAW. Bersabda, Bahwasanya Allah Tabaroka wa Ta’ala tidak mencabut ilmu dari manusia yang telah dianugerahiNya dengan mencabutnya begitu saja. Akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mencabut nyawanya ulama’. Maka ketika tak ada lagi orang alim, akhirnya manusia menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemimpin-pemimpin mereka. Jika mereka dimintai fatwa mereka akan memberi fatwa dengan tiada ilmu. Maka sesatlah mereka dan menyesatkan orang lain pula ". قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «رَحْمَةُ اللَّهِ عَلَى خُلَفَائِي» ثَلَاثَ مَرَّاتٍ قَالُوا: وَمَنْ خُلَفَاؤُكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: الَّذِينَ يُحْيُونَ سُنَّتِي وَيُعَلِّمُونَهَا عِبَادَ اللَّهِ. Artinya : Rasulullah SAW bersabda, "Rahmat Allah semoga atas khalifah-khalifahku! Beliau mengatakan itu tiga kali". Kemudian para sahabat bertanya, Siapakah khalifahmu itu wahai Rasulullah?". Nabi SAW menjawab : "Mereka yang menghidupkan sunnahku dan mengajarkannya kepada hamba Allah" 3.Dalil Atsar dan perkataan Salafus Sholih قَالَ عمر رضي الله عنه مَنْ حَدَّثَ حَدِيْثًا فَعَمِلَ بِهِ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ ذَلِكَ الْعَمَلَ. Artinya : “ Sayyidina Umar ra. berkata : " Barang siapa menceriterakan suatu hadits, lalu diamalkan orang, maka baginya pahala seperti pahala yang diperoleh oleh orang yang mengamalkannya " قال ابن عباس رضي الله عنهما مُعَلِّمُ النَّاسِ الْخَيْرُ يَسْتَغْفِرُ لَهُ كُلُّ شَيْءٍ حَتىَّ الْحُوْتِ فِي اْلبَحْرِ. Artinya : “ Ibnu Abbas ra. berkata : " Orang yang mengajarkan kebajikan kepada orang banyak, niscaya diminta ampun dosanya oleh segala sesuatu, hatta ikan di dalam laut ". وَرُوِىَ أَنَّ سُفْيَانَ الثَّوْرِيْ رَحِمَهُ اللهُ قَدَمَ عَسْقَلَانُ فَمَكَثَ لَا يَسْأَلُهُ إِنْسَانٌ, فَقَالَ اَكِّرُوْا لِيْ لِأَخْرُجَ مِنْ هَذَا الْبَلَدِ, هَذَا بَلَدٌ يَمُوْتُ فِيْهِ الْعِلْمُ. وَإِنَّمَا قَالَ ذَلِكَ حِرْصًا عَلَى فَضِيْلَةِ التَّعْلِيْمِ وَاسْتِبْقَاءِ الْعِلْمِ بِهِ. Artinya : “ Diriwayatkan bahwa Sufyan Ats-Tsuri rahimahullah datang ke 'Asqalan. Lalu ia berhenti pada suatu tempat dan tiada seorang pun yang menanyainya. Maka ia berkata : "Koreklah tanah bagiku supaya aku keluar dari negeri ini. Ini adalah negeri yang mati padanya ilmu". Dia mengatakan demikian karena ingin menerangkan keutamaan mengajar dan kekekalan ilmu dengan adanya pengajaran. قَالَ الْحَسَنُ رَحِمَهُ اللهُ لَوْلاَ الْعُلَمَاءُ لَصَارَ النَّاسُ مِثْلَ الْبَهَائِمِ. أي أَنَّهُمْ بِالتَّعْلِيْمِ يُخْرِجُوْنَ النَّاسَ مِنْ حَدِّ الْبَهِيْمِيَّةِ إِلَى حَدِّ اْلإِنْسَانِيَّةِ. Artinya : “ Al-Hasan rahimahullah berkata : " Kalau tidak adalah ulama’, niscaya jadilah manusia itu seperti hewan. Artinya : dengan mengajar, para ulama’ itu mengeluarkan manusia dari batas kehewanan, kepada batas kemanusiaan ". قَالَ يَحْيَى بْنِ مُعَاذٍ: اَلْعُلَمَاءُ أَرْحَمُ بِأُمَّةِ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم مِنْ آبَائِهِمْ وَأُمَّهَاتِهِمْ, قِيْلَ وَكَيْفَ ذَلِكَ؟ قَالَ لِأَنَّ آبَاءَهُمْ وَأُمَّهَاتِهِمْ يَحْفَظُوْنَهُمْ مِنْ نَارِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْفَظُوْنَهُمْ مِنْ نَارِ الْآخِرَةِ. Artinya : “ Yahya bin Mu'az berkata: "Ulama itu lebih mencintai ummat Nabi Muhammadsaw., daripada bapak dan ibu mereka sendiri". Lalu orang menanyakan : "Bagaimanakah demikian?". Yahya menjawab : " Karena bapak dan ibu mereka menjaganya dari neraka dunia, sedang para ulama menjaganya dari neraka akhirat ". Ilmu itu penerang hati yang buta, petunjuk bagi orang-orang yang tersesat dan pendorong dalam melakukan kebaikan. Dengan ilmu, seseorang bisa sampai ke derajat yang tinggi di sisi Allah. Memikirkan ilmu seimbang dengan berpuasa. Mengulang-ulanginya seimbang dengan mengerjakan shalat. Dengan ilmu, orang ta'at kepada Allah 'Azza wa Jalla, beribadah, berjanji, bertauhid, menjadi mulia, menjadi wara' menyambung silaturrahmi dan mengetahui halal dan haram. Ilmu itu imam dan amal itu pengikutnya. Hanya orang-orang yang beruntunglah yang diberi kefahaman oleh Allah. (Agus Mahfudz/Sekertaris PCNU Pringsewu)