• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Kamis, 18 April 2024

Warta

Ketua FKUB Pringsewu: Buat Rukun Susah, Buat Ribut Mudah

Ketua FKUB Pringsewu: Buat Rukun Susah, Buat Ribut Mudah
Rapat Koordonasi FKUB dan stakeholder terkait di Pekon Lugusari Kecamatan Pagelaran, Kamis (3/11/2022). (Foto: NU Online/Faizin)
Rapat Koordonasi FKUB dan stakeholder terkait di Pekon Lugusari Kecamatan Pagelaran, Kamis (3/11/2022). (Foto: NU Online/Faizin)

Pringsewu, NU Online Lampung
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Pringsewu, Lampung H Mahfudz Ali mengingatkan bahwa menjaga kerukunan lebih susah dari membuat keributan dan kekacauan. Terlebih di tengah perbedaan di masyarakat, mulai dari perbedaan agama, budaya, bahasa dan lain.


"Buat rukun itu susah. Kalau buat ribut itu mudah," katanya saat Rapat Koordonasi FKUB dan stakeholder terkait di Pekon Lugusari Kecamatan Pagelaran, Kamis (3/11/2022).


Ia mengungkapkan, bukan hanya tanah air di Indonesia yang terkenal subur, sampai-sampai diabadikan dalam sebuah lagu tongkat, kayu, dan batu bisa tumbuh jadi tanaman. Pemikiran masyarakat Indonesia juga menurutnya sangat subur jika ditanami dengan berbagai paham dan provokasi.


"Masyarakat ditanami isu apa saja mudah tumbuh subur. Terlebih di era medsos dengan banyak hoaks dan berita provokatif ini sangat berbahaya jika tidak memperkuat kerukunan,. Sampai-sampai ada yang mengaku Malaikat Jibril dan herannya pengikutnya banyak. Diberi satu dalil saja bisa terpicu," katanya pada acara yang juga dilakukan pembentukan FKUB di tingkat Pekon Lugusari.


Oleh karena itu peran FKUB menjadi sangat penting untuk terus memperkuat kerukunan. Terlebih FKUB diisi oleh para tokoh agama yang memiliki pengaruh pada umatnya sehingga bisa menyejukkan jika terjadi permasalahan terkait ketidakrukunan baik inter atau antarumat beragama.


"FKUB ini isinya pemuka atau pentol-pentolannya umat beragama. Kalau pentolnya ngomong, insyaallah pentilnya (umatnya) manut," katanya disambut senyum para peserta yang hadir.


Peran penting FKUB ini juga menurutnya sudah didasari dengan diterbitkannya Peraturan Bersama Menteri (PBM) No. 9 Menteri Agama dan No. 8 Menteri Dalam Negeri Tahun 2006 tentang FKUB. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah melihat kerukunan dan para tokoh lintas agama berperan penting dalam mewujudkan kerukunan.


“Kerukunan di sini bukan berarti umat beragama beribadah bergantian. Umpamanya hari Jumat semua umat beragama jumatan di masjid dan hari Minggu semuanya pergi ke gereja. Bukan. Semua beribadah sesuai dengan keyakinannya yang berbeda tapi tetap rukun dalam berhubungan. Karena keragaman menjadi keindahan,” tegasnya.
 

Kerukunan di tahun politik

Sementara Kepala Badan Kesbangpol Pringsewu Sukarman mengingatkan pentingnya untuk menjaga kerukunan jelang tahun politik 2024. Ia meminta masyarakat khususnya di Kabupaten Pringsewu untuk menjadi pemilih yang cerdas. Selain itu, dalam berpolitik menurutnya tidak boleh ‘baperan’.


“Berpolitik jangan baper nanti ujung-ujungnya kecewa. Kalau sudah kecewa sakitnya di sini,” kata Karman disambut tepuk tangan para hadirin yang merupakan tokoh lintas agama di Kabupaten pringsewu dan tokoh di Pekon Lugusari.


Ia mengungkapkan kejadian yang berkali-kali terulang di masa pemilu yakni saat yang dipilih lupa dengan apa yang dijanjikannya. “Kalau Pil KB lupa, jadi. Kalau Pilkada, jadi, lupa,” ungkapnya mengibaratkan kondisi yang sering terjadi di masyarakat


Oleh karenanya ia mengingatkan agar masyarakat menjaga kerukunan di tengah perbedaan pilihan dan memilih sosok pemimpin yang memang ia kenal dan tahu rekam jejaknya agar mampu memberi manfaat lebih bagi masyarakat. Ia mengajak masyarakat untuk tidak tergiur dengan politik uang yang sering disebut dengan istilah NPWP (Nomor Piro Wani Piro). (Muhammad Faizin)


Editor:

Warta Terbaru