Warta

Empat Hal Unik Gus Dur yang Tidak Diketahui Banyak Orang

Ahad, 5 Agustus 2018 | 10:54 WIB

Empat Hal Unik Gus Dur yang Tidak Diketahui Banyak Orang Oleh: Muhammad Candra Syahputra TANGGAL 4 Agustus 1940 ramai dibicarakan di sosial media sebagai hari kelahiran sang guru bangsa, yakni KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, putra dari pasangan KH. Wahid Hasyim (Ketua Shumubu/Menteri Agama Pertama) dan Nyai Hj. Sholichah. Gus Dur adalah cucu dari Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Pesantren Tebuireng Jombang) sekaligus cucu KH. Bisri Syansuri (Pengasuh Pesantren Denanyar Jombang). Keduanya adalah pendiri Nahdlatul Ulama. Ada hal menarik yang akan saya ulas dalam tulisan ini. Karena Gus Dur lahir bertepatan pada tanggal 4 Agustus maka saya akan membahas empat hal yang jarang diketahui orang tentang Gus Dur. Pertama, Gus Dur yang kita kenal bernama Abdurrahman Wahid. Namun tidak banyak yang tahu bahwa Gus Dur sesungguhnya terlahir dengan nama Abdurrahman Addakhil yang berarti 'Sang Penakluk'. Nama tersebut diambil dari salah satu penguasa Dinasti Umayah II. Kedua, KH. Abdurrahman Wahid memiliki dua tanggal lahir. Beberapa dokumen menyebut Gus Dur lahir pada 7 September 1940, bukan 4 Agustus 1940. Menurut dokumen resmi, Gus Dur atau Abdurrahman Wahid lahir pada 7 September 1940 di Jombang, Jawa Timur. Maka dari itu tanggal 4 Agustus 1940 adalah kelahiran Gus Dur yang legal sering disebut sebagai #HarlahGusDur dan 7 September 1940 adalah hari kelahiran Gus Dur yang asli sering disebut #UltahGusDur. Hal tersebut terjadi dikarenakan pada saat masuk ke Sekolah Dasar, Gus Dur salah menyebutkan tanggal lahir kepada gurunya. Maka jangan heran jika dalam satu tahun diperingati dua kali kelahiran Gus Dur. Ketiga, Gus Dur memiliki 10 gelar doktor kehormatan atau Doktor Honoris Causa. Dalam catatan sejarah, Gus Dur adalah sosok presiden RI yang memiliki gelar Doktor Honoris Causa terbanyak, dan sebagian besar gelar tersebut diberikan bukan dari perguruan tinggi dalam negeri, melainkan perguruan tinggi di luar negeri.  Walaupun dalam foto presiden Gus Dur hanya dituliskan nama "KH. Abdurrahman Wahid". Keempat, Gus Dur menikah jarak jauh diwakilkan kakeknya. Gus Dur menjalani urusan asmara pada masa muda, dengan cara yang berbeda dari remaja pada umumnya. Gus Dur menikah karena tidak mau dilangkahi adiknya yang segera akan melangsungkan pernikahan. Gus Dur meminta tolong kakeknya, KH Bisri Syansuri, untuk melamar gadis pujaannya yang tak lain adalah mantan muridnya di Pesantren Tambakberas. Tidak hanya itu, Gus Dur juga meminta tolong kepada kakeknya, untuk mewakili dirinya dalam pernikahan tersebut. Gadis itu adalah Sinta Nuriyah, putri H Abdulah Syukur, pedagang daging terkenal. Walhasil, pada tanggal 11 Juli 1968, Gus Dur melangsungkan pernikahan jarak jauh. Inilah kejadian heboh pertama dari Gus Dur buat keluarga istrinya. Sebagaimana permintaannya, wakil pengantin laki-laki adalah Kiai Bisri Syansuri. Pernikahan ini sempat membuat geger tamu undangan. Bagaimana tidak, pengantin laki-laki sudah tua. Namun kesalahpahaman itu hilang setelah pada 11 September 1971, pasangan Gus Dur-Nuriyah melangsungkan pesta pernikahan. Berikut adalah sisi unik Gus Dur yang tidak diketahui banyak orang. Semoga bermanfaat. (*)