• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Warta

Dr. H. Khairuddin Tahmid, M.H: Nahdlatul Ulama Itu Ilmu dan Bahan Kajian Bagi Peneliti

Dr. H. Khairuddin Tahmid, M.H: Nahdlatul Ulama Itu Ilmu dan Bahan Kajian Bagi Peneliti
[caption id="attachment_1575" align="alignnone" width="500"]Khairudin Tahmid dan keluarga Khairudin Tahmid dan keluarga[/caption] Dr.H. Khairuddin Tahmid MH, merupakan seorang tokoh yang amat dikenal bagi warga NU, khususnya di Lampung. Sosoknya sederhana, namun pemikirannya yang luar biasa. Suami Rida Budiarti (ketua PW Fatayat Lampung), kelahiran Sumatera Selatan, 22 Desember 1962, ini pernah menjadi ketua PWNU Lampung, periode tahun 2002 hingga 2007. Pernah pula menjadi Khatib Syuriah PWNU Lampung, tahun 2007 hingga 2012. Dr Khairuddin kini menjabat sebagai Dewan Musytasar (penasehat) PWNU Lampung. Lulusan program doktoral Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, spesialisasi Hukum Tata Negara ini, sehari-harinya adalah dosen IAIN Raden Intan Bandar Lampung. Berikut hasil wawancara beliau dengan Sunarto, dari nu-Lampung.or.id, dikediamannya, di kawasan Way Halim Bandar Lampung. Bagaimana Kyai memandang NU pada zaman yang sudah berubah seperti saat ini? Kita semua tahun, bahwa suatu perubahan adalah merupakan suatu keniscayaan. Dan NU sekarang juga mengalami perubahan. Semua itu sesuai dengan zamannya. Seperti contoh, pada zaman dahulu pengurus NU ingin menyampaikan undangan, harus menggunakan surat dan langsung ketemu dengan orangnya. Ttapi sekarang lebih mudah, bisa lewat pesan pendek ataupun telpon, dan bisa juga lewat internet. Itu semua karena sesuai dengan kebutuhan dan mengikuti zaman. Itu artinya NU selalu siap mengikuti zaman? Betul. NU selalu merespon dan tidak kaku terhadap perubahan zaman. Hal itu juga sesuai dengan qoidah NU yaitu والاخذ بالجديد الاصلح, artinya menerima atau mengambil sesuatu yang baru yang baik. Dan masih banyak lagi hal-hal yang baik dari efek perkembangan zaman yang bisa kita gunakan. Intinya NU harus bisa merespon setiap perkembangan zaman tanpa melupakan atau menghilangkan aturan serta kaidah yang menjadi pedoman NU, yang tidak bertentangan dengan syar`i. Terkadang adat atau tradisi yang terjadi di masyarakat tidak semuanya pas bila dikaitkan dengan hukum agama. Bagaimana Kyai memandangnya bila dikaitkan dengan qo`idah kita? Dalam Islam, sumber hukum yang utama adalah Al Qur`an dan sunnah. Namun bila ada sebuah perkara yang tidak disebutkan dalam keduanya, maka kita gunakan ijma` para ulama dalam memutuskan suatu perkara, dan ditambah dengan qiyas. Semakin maju perkembangan zaman, semakin bermacam-macam pula permasalahannya. Hal apa yang harus mendapat perhatian agar NU semakin maju? Bagian penting yang harus diperhatikan agar NU bisa maju adalah pada jam`iyyah diniyyah wal ijtima`iyyah. Artinya NU harus dijadikan organisasi keagamaan bukan organisasi politik. Jangan sampai nilai-nilai keagamaan hilang atau mengecil. Harus lebih ditonjolkan kepada masyarakat bahwa NU adalah organisasi keagamaan. Disamping itu setiap keputusan-keputusan yang diambil tidak boleh keluar dari fikrah atau pakem yang telah ditentukan. Fikrah memang boleh direaktulisasikan sesuai dengan zamannya, namun tidak boleh keluar atau lepas dari undang-undang dasar atau hukum negara. Konsep apa yang kita butuhkan saat ini agar perjuangan Islam lebih baik? NU itu kan ibarat gerbong kereta yang membawa penumpang banyak. Jika kereta ini ingin selamat dan beres maka harus berjalan sesuai dengan relnya. Kalau tidak maka bisa dipastikan kereta tidak akan selamat sampai tujuan. Disamping itu juga relnya harus kuat sehingga mampu menopang gerbong kereta saat dilalui. Begitu juga dengan NU, ruh dari perjuangan NU itu adalah عزالاسلام والمسلمين yaitu terbentuknya dan terwujudnya kemulyaan Islam dan keluhuran kaum muslimin. Maka syaratnya adalah apa yang menjadi keputusan NU harus membawa dampak yang baik dan bisa mengagetkan dunia, dunia kagum dengan konsep yang dihasilkan NU. Disamping itu juga NU harus memiliki konsep keagamaan modern, yang berlandaskan Pancasila dan akidah ahlussunnah wal jama`ah (aswaja). Bila hal itu tercapai maka kemulyaan Islam dan keluhuran kaum muslimin akan terwujud. Intinya adalah bersikap moderat, tapi tetap berpegang pada prinsip. Terus melestarikan toleransi pada sesama, dalam menghadapi berbagai persoalan selalu proporsional, dan berorientasi membela yg benar (tawashut wal i’tidal, tasamuh, tawazin dan amar ma’ruf nahi mungkar). Belakangan ini ada wacana perlunya suatu ilmu yang mengkaji tentang NU, yang disebut Nahdlotologi. Bagaimana menurut Kyai? NU awalnya hanyalah sebuah jam`iyyah diniyah wal ijtima`iyyah atau organisasi keagamaan dan kemasyarakatan. Namun dalam perkembangannya kini NU bukan hanya sekedar dipandang sebagai sebuah perkumpulan semata, namun telah menjadi sebuah ilmu dan bahan kajian oleh para peneliti dan ahli. Bagi para outsider maupun insider--julukan bagi mereka yang tertarik mendalami NU--, organisasi NU ini bisa menjadi bahan kajian dan penelitian. Mereka ingin mengetahui lebih jauh tentang apa yang ada dalam diri NU, karena begitu banyak dan luas serta kompleks sekali ilmu yang bisa didapat dari NU. Apakah itu ada manfaatnya? Bila Nahdlotologi itu dapat terwujud, maka akan sangat bermanfaat sekali. Masyarakat akan lebih mengerti apa sebenarnya yang ada dalam diri NU. Bisa menjadi khazanah keilmuan bagi kemajuan ilmu pengetahuan di Indonesia. Sudah saatnya NU bukan hanya dipandang sebagai kaum tradisionalis dan kaum sarungan. Namun merupakan kelompok yang memiliki ideologi, produk pemikiran, metodologi berfikir, dan fleksibilatas gerakannya berhadapan dengang iptek, peradaban dan zaman yang luar biasa. Apa bentuk kajian yang akan dibahas dalam Nahdlotologi? Semua yang berkaitan dengan NU baik dari segi organisasi, ideologi, pola fikir, gerakan maupun sejarah. Sehingga ketika masyarakat mempelajari tentang NU, maka mereka akan melihat dan memandang NU secara utuh, bukan hanya melihat secara sepintas saja.


Editor:

Warta Terbaru