WAYKANAN - Islam bukan agama fenomena yang hanya diamalkan dan dimunculkan dalam waktu-waktu tertentu saja. Karena itu, untuk menjadi Islam, seseroang harus istiqomah dan kontinyu, bukan temporer.
Demikian ceramah yang  disampaikan KH Anwar Zahid saat mengisi pengajian di Lapangan Kampung Serdang Kuring, Kecamatan Bahuga, Kabupaten Waykanan, Provinsi Lampung yang dihelat Lembaga Persatuan Tokoh Islam (LPTI) Walisongo, Rabu(8/4).
Pengasuh Pondok Pesantren Attarbiyah Islamiyah Assyafi'iyah Bojonegoro Jawa Timur itu menambahkan, Islam itu harus kafah atau menyeluruh. Mulai dari bangun sampai tidur, ucapan, perilaku, hingga tingkah lakunya pun harus bernapaskan nilai-nilai ajaran Islam.
"Dari ujung rambut atau 'the unyeng-unyeng', sampai ujung kaki atau 'the tungkak' harus melaksanakan nilai-nilai ajaran Islam, bukan hanya menonjolkan simbol-simbol Islam," tegas alumni Ponpes APTQ Sampurnan Bungah, Gresik, Jatim ini.
“Agama itu harus digendong. Seperti apa yang dikatakan Mbah Surip dalam lagunya, harus senantiasa digendong kemana-mana. Kenapa orang keliru, korupsi merajalela, ini karena agama tidak digendong. Apa lanjutnya kata Mbah Surip? Enak toh? Manteb toh?" kata Kiai Anwar dalam ceramah yang dibumbui guyonan segar itu..
Hadir pada kegiatan itu, Ketua PCNU Waykanan KH Nur Huda, Ketua DPRD Waykanan Raden Adipati Surya, Ketua TP PKK Dr Rina Marlina, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Gino Vanollie. Terlihat pula puluhan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) terlibat mengamankan lokasi dan kegiatan. (Gatot Arifianto)