• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Warta

Akidah Aswaja: Allah Ada tanpa Tempat dan Arah

Akidah Aswaja: Allah Ada tanpa Tempat dan Arah
MAHLUK terbagi menjadi a’yan (benda) dan a’radh (sifat benda, seperti bergerak, diam, naik,turun, duduk, berdiri dsb). Sedang benda itu ada jauhar al-fard (pembagian benda terkecil) dan jisim. Jisim sendiri ada lathif, yang tidak bisa dipegang. Misalnya angin, udara, cahaya, ruh, dll. Dan ada katsif, yaitu benda yang dapat disentuh tangan. Firman Allah: لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ. (الشورى : 11( “Tak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya,” Maksudnya, Allah berarti bukan benda, bukan sifat benda, bukan jisim lathif maupun katsif. Allah tida boleh disifati dengang sifat benda seperti bergerak, diam, naik, turun, duduk, berdiri dan lain sebagainya. عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ: كَانَ اللهُ وَلَمْ يَكُنْ شَيْءٌ غَيْرُهُ. (رواه البخاري 2953( “Allah telah ada, dan belum ada sesuatupun selain-Nya.”   Sayyidina Ali bin Abi Thalib berkata: إِنَّ اللهَ خَلَقَ الْعَرْشَ إِظْهَارًا لِقُدْرَتِهِ وَلَمْ يَتَّخِذْهُ مَكَانًا لِذَاتِهِ. (الإمام ابو منصور البغدادي، الفرق بين الفرق، ص/256( “Sesungguhnya Allah menciptakan Arsy (makhluk Allah yang paling besar) untuk menampakkan kekuasaan-Nya, bukan untuk menjadikannya tempat bagi Dzat-Nya.” Al-Imam Abu Ja'far al-Thahawi berkata dalam al-'Aqidah al-Thahawiyyah: تَعَالَى (يَعْنِىْ اللهُ) عَنِ الْحُدُوْدِ وَالْغَايَاتِ وَاْلأَرْكَانِ وَاْلأَدَوَاتِ لاَ تَحْوِيْهِ الْجِهَاتُ السِّتُّ كَسَائِرِ الْمُبْتَدَعَاتِ. “Maha suci Allah dari batas-batas (bentuk kecil maupun besar, sehingga Allah tidak mempunyai ukuran sama sekali), batas akhir, sisi-sisi, anggota badan yang besar (seperti tangan, wajah dan anggota badan lainnya) maupun anggota badan yang kecil (seperti mulut, lidah, anak lidah, hidung, telinga dan lainnya), Dia tidak diliputi oleh satu maupun enam arah penjuru (atas, bawah, kanan, kiri, depan dan belakang), tidak seperti makhluk-Nya yang diliputi enam arah penjuru tersebut.” (LBM NU Lampung)


Editor:

Warta Terbaru