• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 10 Mei 2024

Syiar

Lima Kiat Untuk Meraih Haji Mabrur

Lima Kiat Untuk Meraih Haji Mabrur
MERAIH haji mabrur merupakan cita-cita setiap jamaah haji. Namun itu tidak mudah. Ibadah haji memerlukan totalitas keikhlasan dan kekhusyu'an, baik lahir maupun batin. Ada beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk meraih haji mabrur. Pertama, membawa bekal yang terbaik. Dan sebaik-baik bekal untuk menunaikan ibadah haji adalah takwa. Takwa -- melaksanakan segala yang diperintahkan Allah SWT dan menjauhi segala yang dilarang-Nya -- adalah pokok dari segala pelaksanaan ibadah haji. Tanpa takwa, tak akan mendapatkan haji mabrur. Seluruh pelaksanaan ibada haji wajib disertai takwa kepada Allah dan Rasul-Nya. Kedua, sebelum menunaikan ibadah haji dan selama menunaikannya, hendaknya bertobat kepada Allah dengan taubatan nasuha (tobat yang sebenar-benarnya). Tobat itu meliputi hati, lidah, serta perbuatan. Ketiga, sebelum menunaikan ibadah haji, hendaknya ia membereskan masalah utang-piutang. Karena orang yang dalam perjalanan ibadah haji bagaikan orang yang masuk ke liang kubur, hendaknya ia membereskan masalah-masalah yang bersangkutan dengan manusia. Misalnya masalah utang-piutang, juga memohon maaf jika mempunyai kesalahan kepada orang lain. Keempat, biaya haji yang halal. Harta halal itu adalah harta yang bukan dari pencurian, korupsi, penipuan, riba, menjual barang yang haram (babi, darah, binatang disembelih bukan atas nama Allah SWT). Harta yang halal ialah harta yang didapat dari mata pencaharian yang halal, upah/gaji, honoraium, hasil perdagangan yang halal, pemberian, hibah, wasiat, sedekah, infak, dan lain-lain harta yang tidak dilarang dalam Islam. Imam Ahmad menegaskan bahwa tidak sah haji dari harta yang haram. ''Sesungguhnya Alah itu baik, dan tidak menerima kecuali yang baik.'' Harta yang halal itu tidak hanya untuk yang pergi menunaikan ibadah haji, melainkan juga bagi keluarga yang ditinggalkan. Kelima, tidak kalah pentingnya adalah bekal sikap mental menghadapi segala kemungkinan selama berada di Tanah Suci. Salah satunya adalah sabar. Sifat yang satu ini memegang peranan sangat penting dalam pelaksanaan ibadah haji. Seluruh aspek ibadah haji memerlukan unsur sabar. Sifat sabar itu terutama diperlukan pada saat thawaf, mencium hajar aswad, melontar jumrah, dan berusaha shalat/zikir dekat Ka'bah. Jamaah haji harus selalu menjaga kesehatan, cukup makan yang bergizi, jangan begadang, memperbanyak shalat dan dzikir di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi untuk mendekatkan diri kepada Allah. (saf/dikutip dari republika online)  


Editor:

Syiar Terbaru