• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Selasa, 30 April 2024

Syiar

Ini Alasan Mengapa Muharram Menjadi Bulan Pertama pada Tahun Hijriah

Ini Alasan Mengapa Muharram Menjadi Bulan Pertama pada Tahun Hijriah
Ini Alasan Mengapa Muharram Menjadi Bulan Pertama pada Tahun Hijriah (Foto: NU Online)
Ini Alasan Mengapa Muharram Menjadi Bulan Pertama pada Tahun Hijriah (Foto: NU Online)

Saat ini kita sudah memasuki hari ke-15 dalam bulan Muharram 1445 hijriah, yang merupakan bulan yang pertama di kalender Hijriah. 


Bulan Muharram ini memiliki makna yang mendalam bagi umat Muslim di seluruh dunia. Pemilihan Muharram sebagai bulan pertama dalam kalender Hijriah bukanlah kebetulan, tetapi memiliki dasar yang kuat berdasarkan peristiwa penting dalam sejarah Islam. 


Alasan mengapa Muharram dipilih sebagai bulan pertama mencakup makna agama dan sejarah yang memberikan arah bagi peradaban Islam. Sebenarnya, mengapa bulan Muharram menjadi awal pembuka tahun, bukan Rabi’ul Awwal? 


Seperti kita ketahui, kalender Hijriah dikenal sebagai sistem penanggalan Islam. Kalender Hijriah memiliki 12 bulan atau sekitar 354-355 hari dalam satu tahun. 


Kalender Hijriah menggunakan peredaran bulan sebagai acuannya sehingga dalam setahun jumlah harinya lebih sedikit 11 hari dari pada Masehi yang mengacu pada peredaran matahari (sekitar 365-366 hari). Allah swt berfirman.


Artinya: Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu, dan perangilah musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi semuanya, dan ketahuilah bahwasannya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa (QS At-Taubah: 36).


Dilansir dari NU Online, Amirul Mukminin Umar bin Khattab adalah orang yang menetapkan kalender Hijriah. Dia menjadikan hijrah Nabi Muhammad ke Kota Madinah sebagai permulaan dari kalender Islam tersebut. Umar bin Khattab menilai, hijrah Nabi Muhammad adalah peristiwa besar dalam sejarah Islam. Karena, pada paat hijrahlah dakwah Islam menjadi semakin kuat dan gemilang, tentunya dengan pertolongan Allah swt.


Lalu, mengapa bulan pertama dalam kalender Hijriah adalah Muharram, bukan Rabi’ul Awwal? Bukankah Nabi Muhammad berhijrah dari Makkah pada bulan Shafar dan tiba di Madinah pada bulan Rabi’ul Awwal tahun ke-14 kenabian? Mengapa Umar bin Khattab tidak menetapkan Rabi’ul Awwal sebagai bulan pertama Hijriah?


Merujuk buku Membaca Sirah Nabi Muhammad saw dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadis-hadis Shahih (M Quraish Shihab, 2018) dijelaskan, beberapa ahli menilai bahwa permulaan hijrah justru terjadi pada bulan Muharram. Hal ini didasarkan pada Baiat Aqabah kedua yang terjadi pada bulan Dzulhijjah.


Ketika baiat tersebut, hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah telah disepakati. Bahkan, sebagian sahabat telah berangkat ke Madinah mendahului Nabi Muhammad. Oleh karena itu hijrah dihitung setelah ada kebulatan tekad dan kesepakatan untuk melakukannya, bukan pada pelaksanaannya.  


Sistem penanggalan Islam ditetapkan pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, pada tahun ke-16 Hijriah, 16 tahun setelah peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad. Sebelum ada kalender Hijriah, umat Islam terkadang menggunakan Tahun Gajah atau peristiwa-peristiwa besar lainnya dalam sejarah peperangan orang Arab sebagai patokan penanggalan.


Penetapan kalender Hijriah oleh Umar bin Khattab bukan tanpa perbandingan dengan sistem penanggalan yang sudah ada. Umar pernah membandingkan sistem penanggalan Hijriah dengan kalender Persia dan Romawi. 


Hasilnya, kalender Hijriah lebih cemerlang dari pada kalender Persia dan Romawi karena kalender Islam telah menerjemahkan peristiwa besar dalam sejarah dunia, yaitu hijrahnya Nabi Muhammad ke Kota Madinah. 


Kemungkinan ada “misi khusus” dibalik Umar bin Khattab membuat kalender baru tersebut, yakni persatuan Arab di bawah naungan Islam. Demikian disebutkan Muhammad Husain Haekal dalam bukunya Umar bin Khattab (2015). 


Misi Umar tersebut semakin kokoh manakala pasukan umat Islam berhasil membebaskan beberapa wilayah di luar semenanjung Arab, yaitu menaklukkan beberapa daerah seperti Kisra, Kaisar, Madain, dan Yerusalem hingga mendirikan Masjidil Aqsa di samping Gereja Anastasis.


Riwayat lain menyebutkan bahwa suatu ketika Umar bin Khattab menerima beberapa surat, termasuk sepucuk surat dari Abu Musa al-Asy’ari. Sayangnya, surat-surat tersebut tidak memiliki keterangan tanggal dan hari. 


Hal itu membuat Umar bin Khattab kesulitan untuk membalasnya, surat tersebut dari siapa dulu yang harus dibalas. Dia kemudian mengumpulkan beberapa sahabat senior dan mengajaknya bermusyawarah untuk menyusun sistem penanggalan Islam.   


Musyawarah tersebut menghasilkan beberapa usulan terkait dengan patokan awal kalender Islam. Ada yang mengusulkan tahun kelahiran Nabi, tahun pengangkatan Nabi, tahun wafatnya Nabi, dan tahun hijrahnya Nabi. Pertemuan itu akhirnya menyepakati bahwa permulaan kalender Islam adalah tahun hijrahnya Nabi Muhammad.


Demikianlah penjelasan mengenai alasan mengapa Muharram menjadi bulan pertama pada tahun hijriah. Semoga dengan memahami alasan tersebut, dapat meningkatkan pemahaman dan kecintaan kita terhadap agama Islam, menjadikan momen ini sebagai sarana untuk memperdalam spiritualitas, dan menjadi umat yang lebih beriman dan bertaqwa.
 


Syiar Terbaru