Syiar

Hutang Puasa Bagi Wanita

Sabtu, 13 Mei 2017 | 19:15 WIB

Assalamualaikum Pak Kiai Sebagai seorang perempuan, tentunya saat puasa Ramadhan tidak pernah penuh berpuasa selama 30 hari, karena haid. Ada pula perempuan yang hamil, nifaz, dan menyusui dalam bulan ramadhan itu. Pertanyaan saya, bagaimana hukumnya bila kita masih punya hutang puasa pada Ramadhan tahun-tahun lalu, yang belum dibayar. Apakah masih bisa dibayar di tahun yang akan datang, atau dihitung sebagai dosa karena lalai? Istanti, Sukarame   Waalaikum salam. Wr. Wb. Ibu Istanti. Ibu Istanti benar, keadaan perempuan memang seperti itu dan harus di syukuri, karena memang itulah yang dikehendaki Allah bagi perempuan. Mudah-mudahan semuanya lebih menambah semangat beribadah ibu istanti, amin… Ibu Istanti, seseorang yang meninggalkan puasa itu ada dua macam, ada yang disengaja dan ada yang karena udzur. Dua-duanya wajib membayar/ mengqodlo’ puasa. Bedanya kalau meninggalkan puasa karena udzur itu tidak berdosa, sedangkan orang yang tidak ada udzur atau sengaja tidak berpuasa maka dia berdosa. Kemudian jika dia mengakhirkan qadha` puasa Ramadhan dengan sengaja dan mengerti keharaman mengakhirkannya- padahal dia bisa dan ada waktu untuk mengqadha`nya hingga masuk pada bulan Ramadhan tahun berikutnya. Maka selain dia wajib mengqadha` puasanya dia juga harus membayar fidyah (tebusan) yaitu memberi fakir miskin 1 Mud beras (6 ons) untuk setiap sehari puasa yang dia tinggalkan. Dan pembayaran tebusan ini menurut pendapat yang mu'tamad menjadi berlipat sesuai jumlah tahun, terhitung sejak dia meninggalkan puasa. Misalnya dia meninggalkan puasa selama 4 hari ditahun 2010 dan baru bisa mengqadha`nya di awal tahun 2015, maka dia wajib mengqadha` puasa 4 hari dan membayar fidyah sebesar 96 ons. / 9.6 kg. (6 ons. x 4 hari x 4 (jumlah tahun)). توشيخ على إبن قاسم صحيفه 116 : ومن أخر قضاء رمضان عامدا عالما بحرمة التأخير مع إمكانه بأن كان صحيحا مقيما زمنا يسع قضاء ما عليه حتى دخل رمضان آخر لزمه مع القضاء لكل يوم مد إن كان حرا ويأثم بهذا التأخير. إهـ توشيخ على إبن قاسم ص 117 : ويتكرر المد في التأخير بتكرر السنين إذا أخر القضاء في كل سنة عمدا إن تمكن في كل سنة ولم يصم. إهـ فتح المعين وحاشية إعانة الطالبين الجزء الثاني صحيفه 242 : ويجب على مؤخر قضاء لشيئ من رمضان حتى دخل رمضان آخر بلا عذر في التأخير بأن خلا عن السفر والمرض قدر ما عليه مد لكل سنة، فيتكرر بتكرر السنين على المعتمد. قوله؛ لكل سنة، وإنما يتكرر لأن الحقوق المالية لا تتداخل. وقوله؛ على المعتمد، مقابله لا يتكرر كالحدود فيكفي المد عن كل السنين. إهـ *Dijawab oleh Ustad Mahfudz, Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail (LBM) NU Lampung