• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 3 Mei 2024

Syiar

Haji 2023, Inilah Kewajiban yang Harus Dilakukan Jamaah Haji

Haji 2023, Inilah Kewajiban yang Harus Dilakukan Jamaah Haji
Haji 2023, Inilah Kewajiban yang Harus Dilakukan Jamaah Haji (Foto: NU Online)
Haji 2023, Inilah Kewajiban yang Harus Dilakukan Jamaah Haji (Foto: NU Online)

Haji merupakan salah satu dari lima rukun Islam dan menjadi impian bagi setiap muslim, terutama yang mampu secara fisik dan finansial. Kewajiban yang harus dilakukan oleh para jamaah haji sangatlah penting dalam menunaikan ibadah haji yang sesuai dengan tuntunan agama. 


Tahun 2023 ini menjadi momen yang ditunggu-tunggu bagi jamaah haji di seluruh dunia. Para jamaah haji memasuki tahun yang penuh harapan dengan persiapan yang matang untuk menjalankan ibadah haji. Namun, sebelum berangkat, ada beberapa kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap jamaah haji. 


Kewajiban-kewajiban ini sangat penting untuk memastikan bahwa ibadah haji dilaksanakan dengan sempurna dan sesuai dengan tuntunan agama. 


Mazhab Syafi’i menyebutkan amalan yang harus dilaksanakan selain rukun haji dalam rangkaian manasik. Mazhab Syafi’i menyebut enam amalan di luar rukun haji sebagai wajib-wajib haji. Mazhab Syafi’i membedakan bobot kewajiban dan konsekuensi keduanya, yaitu rukun dan wajib. 


Dilansir dari NU Online, adapun enam amalan wajib haji sebagaimana disebutkan dalam Kitab Taqrib adalah sebagai berikut: 


قوله (وواجبات الحج) التي لا بد من فعلها (غير الأركان ثلاثة أشياء) الأول (الإحرام من الميقات) أي في الزمان والمكان المحددين (و) الواجب الثاني (رمي) جمرة العقبة يوم النحر بسبع حصيات ورمي (الجمار الثلاث) في أيام التشريق الثلاثة بسبع حصيات (و) الواجب الثالث (الحلق) أو التقصير 


Artinya: (Wajib haji) yang tidak boleh tidak harus dilakukan (selain rukun haji berjumlah tiga hal), pertama, (ihram dari miqat) pada waktu dan tempat yang telah ditentukan. Kedua, (melontar) jumrah aqabah pada hari nahar (10 Dzulhijjah) dengan 7 batu dan melontar tiga jumrah pada hari tasyriq (11, 12, 13 Dzulhijjah) dengan 7 batu. Ketiga, (cukur) atau potong rambut (KH Afifuddin Muhajir, Fathul Mujibil Qarib, [Situbondo, Al-Maktabah Al-Asadiyyah: 2014 M/1434 H] halaman 90). 


Adapun Sayyid Utsman bin Yahya dalam Kitab Manasik-nya melalui tabel yang cukup rapi menyebutkan enam amalan wajib haji yang harus dilakukan oleh jamaah haji.


“Fasal pada menyatakan segala wajib haji, maka adalah itu enam perkara: pertama, memulakan ihram dari miqat sebagaimana yang telah tersebut, kedua, bermalam di Mudzdalifah malam hari raya syaratnya habis tengah malam sekalipun tiada lama, ketiga, bermalam di Mina pada malam-malam tasyriq, keempat, melontar jumrah al-aqabah pada hari raya, kelima, melontar jumrah tiga-tiganya pada hari tasyriq di Mina, keenam, menjauhkan yang haram” (Sayyid Utsman bin Yahya, Manasik Haji dan Umrah, [Jakarta, Alaidrus: tanpa tahun], halaman 14-15). 


Wajib haji harus dilakukan pada rangkaian manasik sebagaimana rukun haji. Tetapi wajib haji memiliki konsekuensi hukum berbeda dengan rukun haji. Rukun haji menentukan sah dan tidaknya ibadah haji.


Dengan kata lain, ibadah haji menjadi tidak sah ketika salah satu rukunnya ditinggalkan. Sedangkan ibadah haji tetap sah ketika salah satu wajib haji ditinggalkan tentu dengan konsekuensi. 


Orang yang meninggalkan wajib haji harus membayar dam. Sementara ibadah hajinya tetap sah.


فصل واجبات الحج وهي ما يصح بدونها وكذا الاثم إن لم يعذر  


Artinya: Pasal mengenai wajib haji. Wajib haji adalah sejumlah amalan yang mana haji itu tetap sah tanpanya, tetapi dosa bila wajib haji ditinggalkan tanpa uzur (Syekh Said bin Muhammad Ba’asyin, Buysral Karim [Beirut, Darul Fikr: 2012 M/1433-1434 H], juz II, halaman 539). 


Demikianlah sejumlah keterangan perihal wajib haji yang harus diamalkan oleh jamaah dalam menyelesaikan rangkaian manasik haji. 


Syiar Terbaru