Ila Fadilasari
Penulis
Bulan Dzulhijjah yang merupakan salah satu bulan mulia dalam agama Islam, memiliki banyak keistimewaan sehingga dianjurkan mengisinya dengan berbagai amalan dan ibadah. Disebut istimewa, karena beberapa ibadah pada bulan ini tidak ada pada bulan lainnya, seperti berkurban dan ibadah haji.
Keutamaan juga terdapat pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, sehingga umat Islam dianjurkan untuk berpuasa, memperbanyak dzikir, sedekah, dan kebaikan lainnya. Kemudian Dzulhijjah yang merupakan bulan keduabelas (terakhir) dalam kalender hijriah, maka seharusnya menjadi momen evaluasi diri atas yang sudah dilakukan sepanjang tahun ini.
Berikut ini 6 hari istimewa dalam bulan hijriah, dilansir dari NU Online.
1. Puncak Keutamaan Ibadah
Pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, umat Islam diberi kesempatan oleh Allah swt untuk meningkatkan berbagai bentuk ibadahnya sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah. Hal ini selaras dengan apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah saw sebagai berikut.
عن ابن عبّاس رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم، قال: «ما من أيّام العمل الصّالح فيها أحبّ إلى الله من هذه الأيام - يعني أيّام العشر - قالوا: يا رسول الله، ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله، إلاّ رجل خرج بنفسه وماله، ثم لم يرجع من ذلك بشيء» (رواه البخاري وأبو داود والترمذي وابن ماجه
Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas ra, dari Nabi Saw, beliau bersabda: “Tidak ada hari di mana amal saleh di dalamnya lebih Allah cintai melebihi hari-hari ini (yakni sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah). Para sahabat bertanya,” Wahai Rasulullah, meskipun itu Jihad di jalan Allah?” Rasul menjawab,” Meskipun itu jihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang pergi (berjihad) dengan raga dan hartanya, namun ia tak kunjung kembali kepada keluarganya.” (HR Al-Bukhari, Abu Daud, Al-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
2. Hari ‘Arafah
Puncak dari keutamaan sepuluh hari pertama Dzulhijjah adalah Hari Arafah, yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari ini, jutaan jamaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk melaksanakan wukuf, salah satu rukun haji yang paling penting.
Bagi umat Islam yang tidak menunaikan ibadah haji, disunnahkan untuk berpuasa. Puasa Arafah memiliki keutamaan sebagaimana sabda Rasulullah saw berikut.
عَنْ قَتَادَةَ بْنِ النُّعْمَانِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ غُفِرَ لَهُ سَنَةٌ أَمَامَهُ وَسَنَةٌ بَعْدَهُ (رواه ابن ماجه
Artinya: Dari Qatadah bin Nu’man berkata, aku mendengar Rasulullah saw,” Siapa pun yang menjalankan puasa sunnah di Hari ‘Arafah, maka akan diampuni dosanya setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR Ibnu Majah).
Akan tetapi, untuk membedakan dengan umat Yahudi, maka umat Islam yang tidak mampu berpuasa mulai tanggal 1 Dzulhijjah, dianjurkan untuk puasa dua hari yakni dimulai tanggal 8 Dzulhijjah yang biasa disebut sebagai Hari Tarwiyah.
3. Hari Raya Idul Adha
Tanggal 10 Dzulhijjah merupakan hari raya Idul Adha, hari raya Kurban, atau Yaumun Nahr. Pada hari ini, umat Islam di seluruh dunia melaksanakan penyembelihan hewan kurban sebagai bentuk ketaatan dan pengorbanan kepada Allah swt.
Hari Raya Idul Adha mengingatkan kita pada keteladanan Nabi Ibrahim yang bersedia mengorbankan putranya, Ismail, demi memenuhi perintah Allah. Hari raya Kurban ini menekankan pentingnya berbagi dengan sesama, juga sebagai momentum untuk mempererat tali silaturahim dan memperkuat solidaritas sosial.
4. Hari Tasyrik
Setelah Idul Adha, umat Islam merayakan hari-hari Tasyrik pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
أيّام منى هي الأيّام المعدودات التي قال الله عز وجل فيها: {وَاذْكُرُوا اللهَ فِي أَيّامٍ مَعْدُوداتٍ} [البقرة: 203]. وهي ثلاثة أيام بعد يوم النّحر، وهي أيّام التشريق، هذا قول ابن عمر وأكثر العلماء
Artinya: Hari-hari Mina adalah hari-hari yang terhitung, di mana Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Dan ingatlah Allah dalam beberapa hari yang terhitung.” (QS. Al-Baqarah: 203). Ini merujuk kepada tiga hari setelah Hari Nahr, yaitu hari-hari Tasyrik.
Di antara hal yang membedakan hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha adalah, untuk pembacaan takbir di Hari Raya Idul Adha terus berlanjut sampai akhir hari Tasyrik, yakni tiga hari setelah Idul Adha.
5. Ibadah Haji
Salah satu keistimewaan terbesar bulan Dzulhijjah adalah pelaksanaan ibadah haji. Setiap tahun, jutaan muslim dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Makkah untuk menunaikan rukun Islam kelima.
Ibadah haji bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang mendalam. Dalam pelaksanaannya, jamaah haji memperingati berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam, termasuk pengorbanan Nabi Ibrahim dan keluarganya.
6. Momentum Muhasabah
Dzulhijjah merupakan bulan terakhir dalam kalender Hijriah. Pada bulan penutup tahun ini, umat Islam hendaknya muhasabah diri, yakni melakukan evaluasi terhadap dirinya sendiri selama satu tahun ke belakang.
Selain itu, umat Islam juga hendaknya mulai menyusun strategi untuk memaksimalkan waktu yang telah dianugerahkan Allah dengan memperbanyak amal saleh dan mampu menuntunnya menuju husnul khatimah.
Demikianlah penjelasan 6 hari yang istimewa pada bulan Dzulhijjah ini. Semoga kita dapat mengisinya dengan berbagai berbagai ibadah untuk meraih pahala dan ampunan, serta keberkahan.
Terpopuler
1
Shalat Idul Adha Jatuh pada Hari Jum’at, Apakah Tetap Shalat Jumat?
2
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Kepengurusan PMII Komisariat Unila Masa Khidmah 2025-2026
3
Khutbah Jumat: Raih Pahala dan Keutamaan Berkurban, di Bulan Dzulhijjah
4
Anjuran Memperbanyak Dzikir pada 10 Hari Pertama Dzulhijjah
5
LAZISNU Pesawaran Gelar Rapat Kerja bersama 11 LAZISNU MWCNU, Perkuat Sinergi Menuju Kemandirian Umat
6
PC Fatayat NU Lampung Barat Resmi Dilantik, Siap Berkhidmat untuk Umat
Terkini
Lihat Semua