Ila Fadilasari
Penulis
Neraka adalah tempat yang menakutkan bagi setiap umat Muslim. Neraka merupakan tempat yang disiapkan untuk menghukum orang-orang yang berbuat dosa semasa hidup di dunia.
Neraka disebutkan sebagai seburuk-buruknya tempat kembali pada kehidupan di akhirat kelak. Para penghuninya adalah orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah dan mengingkari para nabi dan utusan-Nya. Selain ingkar, mereka juga kufur terhadap ajaran Allah.
Lantas bagaimana agar kita terhindar dari siksa neraka? Nabi Muhammad saw telah memberikan beberapa penjelasan, yang akan menghindarkan kita dari siksa neraka. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitab musnadnya Juz 7 halaman 53, yakni:
حُرِّمَ عَلَى النَّارِ كُلُّ هَيِّنٍ لَيِّنٍ سَهْلٍ قَرِيبٍ مِنَ النَّاسِ
Artinya: Diharamkan atas api neraka, setiap orang yang rendah hati, lemah lembut, mudah, serta dekat dengan manusia (HR Ahmad).
Penjelasannya adalah sebagai berikut, dilansir dari NU Online.
Pertama, golongan orang yang rendah hati, tidak sombong, dan tidak meremehkan orang lain.
Baca Juga
Apakah Orang Tua Nabi SAW Masuk Neraka?
Menurut Abu Hatim dalam kitab Raudlatul Uqala’ wa Nuzhatul Fudlala’, wajib bagi orang yang berakal untuk rendah hati (tawadhu’) dan menjauhi sikap sombong terhadap orang lain. Orang yang rendah hati akan selalu meningkat derajat dan posisinya.
Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah:
وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
Artinya: Tiada orang yang rendah hati karena Allah kecuali Allah akan mengangkat derajatnya (HR Ahmad).
Baca Juga
Perempuan yang Bebas dari Neraka
Sementara orang sombong, orang yang menganggap dirinya melebihi terhadap orang lain, merasa dirinya paling benar, tidak akan dapat merasakan surga Allah. Sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih Muslim juz 1:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
Artinya: Tidak akan masuk surga seseorang yang di hatinya terdapat seberat biji kesombongan.
Sifat sombong menjauhkan seseorang dari akhlak seorang mukmin. Orang sombong tidak bisa mengasihi orang mukmin, dekat dengan sifat dendam, marah, iri, dengki, dan sebagainya.
Kedua, layyin, yaitu orang yang lemah lembut dan santun, baik dalam ucapan maupun perbuatan.
Sifat lemah lembut dan kasih sayang merupakan rahmat dari Allah swt untuk umat manusia. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 159:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
Artinya: Dengan rahmat dari Allah engkau (Nabi Muhammad) lemah lembut terhadap umat, seandainya engkau kaku dan keras hati niscaya umat akan menyingkir darimu.
Dengan rahmat dan kasih sayang Allah terhadap Nabi dan umatnya, Rasulullah menjadi pribadi yang penuh kasih sayang, mudah, dan penuh dengan kebaikan. Nabi selalu menahan diri dari kaum yang menyakitinya, mengampuni orang yang berdosa, dan bersikap lunak terhadap umatnya. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim:
مَنْ يُحْرَمِ الرِّفْقَ، يُحْرَمِ الْخَيْرَ
Artinya: Barangsiapa tiada memiliki kelembutan, baginya tiada kebaikan (HR Muslim).
Maksudnya orang tidak memiliki sikap lemah lembut dan kasih sayang, ia akan terhalang dari segala kebaikan. Karena kebaikan tiada bisa dilakukan kecuali dengan kelembutan dan kasih sayang.
Ketiga, sahlun, yaitu orang yang mudah, tidak sulit, ringan baginya memberikan bantuan terhadap orang lain, baik dengan tenaga, pikiran, maupun harta. Ia ringan memberikan sebagian hartanya untuk membantu saudaranya yang membutuhkan.
Mengapa orang yang ringan membantu saudaranya diharamkan masuk neraka? Karena orang mau memudahkan dan membantu kesulitan orang lain, akan diberikan kemudahan oleh Allah swt, baik di dunia maupun di akhirat kelak, termasuk kemudahan masuk surga dan terhindar dari neraka.
Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Nabi bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
Artinya: Barangsiapa menghilangkan kesusahan dari orang mukmin, Allah akan menghilangkan kesusahannya di hari kiamat. Barangsiapa membantu orang yang kesulitan, Allah akan memudahkannya urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib orang muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu melindungi hambanya selama hambanya menolong saudaranya (HR Muslim).
Keempat, qarib, yaitu akrab, dekat, pandai berkomunikasi, menyenangkan, dan murah senyum.
Selalu menebar salam jika bertemu dengan orang lain. Banyak ajaran Islam yang mengajarkan agar manusia saling akrab, dekat, dan penuh kekeluargaan.
Sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Artinya: Tidak sempurna iman dari kalian hingga kalian mencintai apa-apa bagi saudaranya sebagaimana ia mencintai apa-apa bagi diri sendiri (HR al-Bukhari).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa anjuran Rasulullah agar kita tidak masuk neraka adalah jadilah manusia yang rendah hati, lemah lembut, memberikan kemudahan, dan akrab dengan orang lain. Semoga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan terhindar dari api neraka.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Ilmu dan Adab Lebih Tinggi daripada Nasab
2
3 Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Membangun Masjid
3
Khutbah Jumat: Bijak dalam Bermedia Sosial
4
Hindari Tafsir Liberal dan Radikal pada Pancasila
5
PCNU Pringsewu Imbau Masyarakat Senantiasa Menjaga Kondusifitas Daerah
6
PMII Unila Kunjungi Disnaker Lampung, Bahas Isu Kabur Aja Dulu dan Peluang Kerja Luar Negeri
Terkini
Lihat Semua