NU Online

Santri di Bantaeng Sulsel Wafat Diduga Bunuh Diri, Ini Kronologi Kejadiannya

Selasa, 26 November 2024 | 13:36 WIB

Santri di Bantaeng Sulsel Wafat Diduga Bunuh Diri, Ini Kronologi Kejadiannya

Ilustrasi kekerasan. (Foto: Freepik)

Sulawesi Selatan, NU Online Lampung 

Santri kelas 9 di Pondok Pesantren Madrasatul Quran Hasyim Asyari Bantaeng, Sulawesi Selatan, RF, wafat di pesantrennya pada Sabtu (23/11/2024). Santri berusia sekitar 14-15 tahun tersebut ditemukan dalam kondisi leher tergantung sarung. 

 

Namun, kasus meninggalnya RF itu masih terus didalami pihak kepolisian untuk mengungkap bahwa RF bunuh diri atau dibunuh. Hasil autopsi polisi menemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh RF.

 

Pihak Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bantaeng melalui keterangan tertulis yang diterima NU Online menjelaskan kronologi lengkapnya. 

 

Kepala Seksi (Kasi) Pondok Pesantren Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantaeng, Abd Halim Yakub pada Ahad (24/11/2024) pukul 21.00 WITA menemui Pimpinan Pondok Pesantren Hasyim Asy'ari, Ustadz Muhammad Nasir dan menanyakan peristiwa yang menyebabkan salah seorang santri di pesantren tersebut meninggal.

 

Ustadz Muhammad Nasir membenarkan informasi bahwa seorang santri berinisial RF pada Sabtu, 23 November 2024 diperkirakan sekitar pukul 21.00 WITA ditemukan dalam kondisi tidak sadar di bawah kolong rumah pembina.

 

Pembina Pesantren Madrasatul Quran Hasyim Asyari, Hasyim dan Sofyan menjelaskan kejadian sebelum korban ditemukan meninggal. Dikatakan, pada pukul 18.00 hingga 20.00 WITA setelah shalat maghrib dan isya berjamaah, RF bersama santri lainnya mengikuti materi kepesantrenan dari pembina pondoknya yakni ustadz Abu Bakar dan ustadz Hasyim. 

 

"Setelah menerima materi kepesantrenan seluruh santri termasuk RF secara bergiliran mengambil makan malam di kantin ponpes. Salah seorang santri menuturkan kepada pembina, ustadz Hasyim, dalam perjalanan setelah mengambil makanan menuju tempat makan malam, piring RF jatuh dan nasinya tertumpah ke tanah," tulisnya. 

 

Teman-teman santri menyarankan untuk kembali ke kantin meminta makanan pengganti, tapi RF tidak mau dengan alasan malu. Ketika teman-temannya kembali dari mengambil makanan, RF sudah tergantung dengan sarungnya di kolong rumah pembina santri. 

 

Melihat kejadian tersebut, sebagian santri menghubungi kakak RF yang juga mondok di Ponpes Hasyim Asy'ari. Lalu sang kakak (AD) datang dan menolong adiknya.

 

Setelah mendengar laporan dari santri, pembina pesantren yakni Abu Bakar bersama Farid segera bergegas menuju tempat RF ditemukan dan langsung membawanya ke klinik 'DOI' yang lokasinya tidak jauh dari Ponpes sambil menghubungi orang tua RF. Sekitar pukul 22.00, RF dirujuk di RSUD Anwar Makkatutu

 

Baca selengkapnya di sini