Penentuan Awal Tahun Baru Hijriah, Berikut Data Hilal 29 Dzulhijjah 1446 H
Rabu, 25 Juni 2025 | 13:58 WIB
Jakarta, NU Online Lampung
Memasuki akhir bulan Dzulhijjah 1446 H, Lembaga Falakiyah (LF) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengeluarkan data hisab hilal penentuan awal bulan Muharram 1447 H.
Hal tersebut sebagaimana tercantum pada Surat Penjelasan Rukyah Muharram 1447 H nomor 75/PB.08/A.II.08.13/13/06/2025 yang ditandatangani Ketua LF PBNU KH Sirril Wafa dan Sekretaris LF PBNU H Asmui Mansur, Selasa (24/6/2025).
“Lembaga Falakiyah PBNU mempersilakan kepada para perukyah untuk melaksanakan rukyah hilal pada dua kesempatan berturut–turut. Yaitu pada Rabu Pon (25/6/2025) dan Kamis Wage (26/6/2025),” isi surat itu dilansir dari NU Online.
Hal itu mengingat hilal akhir Dzulhijjah 1446 H di seluruh Indonesia masih di bawah ufuk. Karenanya, tidak ada kewajiban untuk melaksanakan rukyatul hilal.
“Dengan memperhatikan keputusan Muktamar Ke-34/2021 di Lampung dan mempertimbangkan Pemerintah Republik Indonesia tidak menggelar sidang isbat awal Muharram 1447 H. Maka kondisi rukyah hilal pada tanggal yang dimaksud adalah tidak bersifat fardhu kifayah atau sunnah,” demikian bunyi surat tersebut.
Meskipun demikian, rukyatul hilal boleh dilaksanakan, sebagaimana disebut di atas, dengan tujuan pendidikan. “Tujuannya adalah pendidikan dan pelatihan bagi para kader falak,” lanjut surat tersebut.
Sebagai informasi, data hisab menunjukkan bahwa hilal akhir Dzulhijjah 1446 H atau bertepatan dengan Rabu Pon, 25 Juni 2025 M adalah -1 derajat 42 menit 33 detik. Sementara ijtimak (konjungsi) terjadi pada Rabu Pon, 25 Juni 2025 M pukul 17:43:05 WIB.
Adapun parameter hilal terkecil itu terdapat di Kota Jayapura, Provinsi Papua. Ketinggian hilal di sana mencapai -3 derajat 50 menit. Sementara tinggi hilal terbesar terjadi di Lhoknga, Provinsi Aceh. Ketinggian hilal di sana mencapai -0 derajat 12 menit.
Data hisab ini merupakan hasil perhitungan LF PBNU yang dilakukan untuk hari Rabu Pon 29 Dzulhijjah 1446 H yang bertepatan dengan tanggal 25 Juni 2025 M pada titik Gedung PBNU Jl Kramat Raya Jakarta Pusat dengan koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT.
Perhitungan ini dilakukan berdasarkan perhitungan metode ilmu falak (sistem hisab) jama’i atau tahqiqy tadqiky ashri kontemporer khas Nahdlatul Ulama.
Data di atas menunjukkan bahwa hilal masih di bawah ufuk. Artinya, hilal belum memenuhi kriteria imkanur rukyah hanyah yang mensyaratkan ketinggiannya di atas 3 derajat dan elongasi lebih dari 6,4 derajat.