Warta

Kongres Ke-18 Muslimat Rampung: Terima Kasih Bu Khofifah, Selamat Bu Arifah

Sabtu, 15 Februari 2025 | 10:59 WIB

Kongres Ke-18 Muslimat Rampung: Terima Kasih Bu Khofifah, Selamat Bu Arifah

Ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina PP Muslimat NU terpilih Arifatul Choiri dan Hj Khofifah. (Foto: Istimewa)

Pringsewu, NU Online Lampung

Kongres Ke-18 Muslimat NU yang dipusatkan di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya telah menghasilkan kepemimpinan baru untuk organisasi badan otonom Nahdlatul Ulama ini. 

 

Pada kongres yang dibuka Presiden Prabowo dan dihadiri oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ini terpilih Arifatul Choiri Fauzi sebagai Ketua PP Muslimat NU 2025-2030. Sementara Khofifah Indar Parawansa terpilih sebagai Ketua Umum Dewan Pembina Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) masa khidmah 2025-2030.

 

“Terima Kasih, Bu Khofifah, Selamat Bu Arifah. Regenerasi adalah keniscayaan. Bu Arifah adalah sosok penerus yang sangat tepat memimpin Muslimat NU dan Bu Khofifah adalah ‘legenda’ Muslimat yang sangat layak menjadi Ketua Dewan pembina,” kata Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pringsewu, H Muhammad Faizin sesaat setelah terpilihnya kedua tokoh nasional tersebut, Sabtu (15/2/2025).

 

Ia berharap Muslimat NU di bawah kepemimpinan Ibu Arifah yang merupakan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Kabinet Merah Putih 2024-2029 ini bisa semakin berkembang dan semakin berkontribusi untuk umat dan bangsa.

 

Terpilihnya Bu Khofifah dan Bu Arifah ini menjadi teladan berharga tentang pentingnya regenerasi dalam kepemimpinan Muslimat NU. Regenerasi yang baik akan memastikan keberlanjutan perjuangan dan visi organisasi dalam menghadapi tantangan zaman. 

 

“Dengan terpilihnya Arifah sebagai pemimpin baru, diharapkan estafet perjuangan Muslimat NU terus berjalan dengan baik dan semakin membawa manfaat bagi masyarakat luas,” harapnya.

 

Terkait dengan adanya Dewan pembina di kepengurusan Muslimat mulai periode ini merupakan keputusan berdasarkan hasil koordinasi beberapa hari terakhir dalam Kongres Ke-18 Muslimat NU yang didampingi dua orang Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

 

Sebelumnya Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) berharap adanya relasi organisasi yang seimbang antara PBNU dengan Muslimat NU. 

 

“Maka saya sampaikan pada Muslimat ini bagaimana struktur organisasi Muslimat ini disamakan dengan NU, ada syuriyah dan ada tanfidziyah. Kalau istilahnya untuk Muslimat apa, terserah," ujarnya dikutip dari NU Online.

 

Penyesuaian ini menurutnya perlu meski pada pendiriannya Muslimat NU merupakan organisasi yang berada di bawah naungan PBNU. Menurutnya antara NU dan Muslimat membutuhkan satu konstruksi lebih seimbang. 

 

Dikutip dari NU Online, tugas dan fungsi Dewan Pembina sama halnya dengan jajaran pengurus syuriyah dalam struktur kepengurusan Nahdlatul Ulama. Sementara pengurus harian dipimpin oleh seorang ketua layaknya jajaran pengurus tanfidziyah dalam struktur NU. Artinya, pucuk pimpinan pengurus harian di PP Muslimat NU bukan lagi menggunakan jabatan "Ketua Umum" seperti periode-periode sebelumnya.