Hadirkan Pesantren Bebas dari Kekerasan, PBNU Siapkan Langkah Pencegahan
Jumat, 6 September 2024 | 08:39 WIB

Diskusi Terarah dan Konsolidasi Rencana Strategis Penanganan Kekerasan di lantai 5 Gedung PBNU, Jakarta, Kamis (5/9/2024). (Foto: NU Online/Mufidah)
Jakarta, NU Online Lampung
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Diskusi Terarah dan Konsolidasi Rencana Strategis Penanganan Kekerasan di lantai 5 Gedung PBNU, Jakarta, Kamis (5/9/2024).
Dalam diskusi tersebut dibahas mengenai PBNU yang akan segera menghadirkan langkah-langkah agar pondok pesantren bisa terbebas dari kekerasan.
“Karena itu PBNU sekarang sedang menyiapkan langkah langkah untuk bisa menghadirkan pesantren yang bebas dari kekerasan, apapun bentuk kekerasan itu,” ujar Ketua PBNU Alissa Wahid.
Ia mengatakan bahwa sudah banyak berita yang menyoroti kekerasan di pesantren dan tak jarang kekerasan itu dilakukan oleh pengasuh pondok pesantren, termasuk santri senior.
Dalam diskusi ini, Alissa Wahid menyampaikan bahwa PBNU sedang memikirkan faktor-faktor penyebab kekerasan yang terjadi di lingkungan pesantren.
“Kita sedang memikirkan apa saja sih budaya pesantren atau pemahaman di pesantren yang ternyata serakah ini justru membuat hal-hal seperti itu bisa terjadi? Misalnya soal kesalahan pandangan tentang tawadhu,” ungkapnya.
Alissa juga memberikan contoh mengenai budaya senioritas yang menciptakan kesewenang-wenangan terhadap santri junior.
“Misalnya ketaatan kepada santri senior itu kemudian membuat santri seniornya menggunakan nilai-nilai itu, justru untuk melakukan kekerasan pada juniornya, nah hal-hal seperti itu yang kita sedang pikirkan,” paparnya dilansir dari NU Online.
Ia juga menegaskan persoalan mengenai kekerasan sangat sering terjadi, termasuk kekerasan seksual di lingkungan pesantren dan menjadi persoalan yang bukan hanya penting, tetapi genting.
Sebagai informasi, agenda diskusi ini diselenggarakan oleh Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) bekerja sama dengan Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU.
Acara ini juga turut dihadiri oleh A'wan PBNU Hj Badriyah Fayumi, Ketua RMI PBNU KH Hodri Ariev, serta perwakilan dari badan otonom dan lembaga NU lainnya yakni Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).
Kemudian Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN), Fatayat NU, Lembaga Bahtsul Masail (LBM), Muslimat NU, dan Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU).