Tiga Cara Memperkuat dan Menambah Keimanan di Tengah Persoalan Hidup
Sabtu, 19 Oktober 2024 | 07:30 WIB
Rutinitas kehidupan, kadang membuat kadar keimanan seorang Muslim bisa saja mengalami naik dan turun. Berbagai persoalan hidup, kesibukan, dan juga kekecewaan kerap membuat hati kita menjadi keras, dan mempengaruhi tingkat keimanan tersebut.
Sebagai umat Muslim yang baik, kita dianjurkan untuk tetap menjaga keimanan bahkan terus meningkatkannya dari hari ke hari. Kita perlu melakukan amalan-amalan yang dapat terus menumbuhkan keimanan, dengan meningkatkan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan.
Ibnu Ruslan dalam matan Zubad Ibn Ruslan menyatakan:
فكن من الإيمان في مزيد. وفي صــــفاء القلب ذا تجديد بكثرة الصلاة والطاعات. وترك ما للنفس من شهوات فشهوة النفس مع الذنوب. موجبتــــــان قسوة القـــلوب
Artinya: Maka jadilah kamu bertambah dalam keimanan. Dan memiliki pembaharuan dalam kejernihan hati, dengan memperbanyak shalat, ketaatan. Dan meninggalkan sesuatu yang menyebabkan syahwat, nafsu syahwat dan dosa. Keduanya adalah faktor yang menyebabkan kerasnya hati.
Dilansir dari NU Online, untuk memperkuat dan menambah keimanan kita kepada Allah, Imam Al-Haddad menjelaskan, setidaknya ada tiga hal yang dapat kita lakukan untuk menambahkan keimanan serta memperkuatnya.
Pertama, mendengarkan ayat Al-Qur’an dan hadits yang di dalamnya disebutkan tentang janji Allah swt, ancaman-Nya, perkara-perkara akhirat, kisah-kisah nabi, mukjizat, serta hukuman bagi mereka yang menentang para nabi.
Perlu juga mendengarkan kezuhudan salafussalihin di kehidupan dunia, kecintaan mereka kepada akhirat dan mendengarkan ayat-ayat sam’iyyat. Salah satu contoh ayat yang menerangkan tentang janji Allah yaitu:
وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Artinya: Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya (QS at-Thalaq: 3).
Kedua, melihat kebesaran langit dan bumi serta segala sesuatu yang menakjubkan dan keindahan yang diciptakan di langit dan bumi. Salah satu contoh ayat yang menunjukkan keagungan Allah di antaranya disebutkan dalam surat As-Sajdah ayat 4:
اللهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَابَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ مَا لَكُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَاشَفِيعٍ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ
Artinya: Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy. Kamu semua tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya. Lalu, apakah kamu tidak memperhatikannya? (QS Al-Sajdah [32]: 4).
Dengan membaca dan merenungkan ayat di atas kita dapat melihat kebesaran Allah swt, bahwa Allah adalah pencipta seluruh alam yang besar ini. Kita ini sangat kecil dibanding alam besar yang penciptanya adalah Allah, lantas masihkah belum tumbuh rasa ketawaan kita kepada-Nya?
Ketiga, melaksanakan amal saleh secara teratur, menjaga diri agar tidak tergelincir kepada kemaksiatan dan keburukan. Imam Al-Haddad menyatakan, iman itu direalisasikan dengan perkataan dan amalan. Iman dapat bertambah karena melakukan ketaatan, dapat menurun karena melakukan kemaksiatan.
Dengan tiga cara untuk menjaga kadar keimanan kita kepada Allah swt seperti disebutkan dalam kitab Risalatul Muawanah lir Râghibîn minal Mu’minîn fî Sulûk Tharîqah al-Âkhirah. Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang bertakwa, yang dapat selalu menjaga keimanan di tengah berbagai tantangan hidup.