Puasa Ramadhan Bagi Anak-anak
Oleh : Dr.dr.Khairun Nisa Berawi, M.Kes, AIFO (*

ANAK ANAK dan puasa kadang menjadi hal yang berbeda bagi orang tua. Tapi bagi umat muslim, dalam mengajarkan agama, semakin baik bila dimulai sejak dini.
Masalah yang ditakutkan pada orang tua bila anak berpuasa adalah mengganggu energi yang dibutuhkan anak yang sedang tumbuh. Apalagi dengan tingkat aktifitas yang tinggi.
Metabolisme energi yang tinggi pada anak-anak menyebabkan peningkatan penggunaan cadangan energi yang lebih mudah habis dari sumber glukosa yang akhirnya akan mengaktifkan sumber lemak (jaringan lemak), dan sumber protein (otot). Tetapi hal ini hanya mungkin terjadi pada puasa yang lama tanpa asupan nutrisi seimbang, khususnya pada anak yang sedang masa pertumbuhan.
Puasa itu sesungguhnya sangat penting bagi anak. Bukan saja dapat meningkatkan kadar keimanan dan ketakwaan seorang hamba kepada Allah SWT, namun juga memperoleh beberapa manfaat bagi kesehatan, yakni
1. Mengistirahatkan sistem cerna sekaligus masa detoksifikasi setelah hampir setahun proses metabolik dan sistem cerna menjalankan fungsinya.
2. Menjaga dari berat badan berlebih/obesitas yang ternyata berefek berbagai gangguan metabolik di kemudian hari, dan
3. Meningkatkan ketenangan individu anak dan disiplin, manakala syariat yang dijalankan selama ibadah puasa dapat diterima alam fikirnya dengan baik.
Mengelola anak berpuasa sehat sesuai masa pertumbuhannya memiliki 2 prinsif, yaitu hidrasi dan gizi yang adekuat sesuai dengan fisik anak dan aktifitasnya.
Sebelum pubertas pada usia 7 atau 8 tahun, anak-anak sudah mulai bisa dilatih untuk berpuasa secara bertahap.
Ada beberapa tips pada anak yang sedang belajar puasa:
1. Hidrasi
Pastikan anak-anak anda tetap terhidrasi dan minum banyak air selama jam non-puasa.
Jus organik dan minuman berbasis yoghurt bisa jadi alternatif jika anak tidak makan buah. American Academy of Pediatrics merekomendasikan tidak lebih dari 12 oz (350 ml) jus per hari.
Menurut Joel Steelman, M.D., “Jus memberikan banyak gula. Buah utuh lebih baik, memiliki serat dan lebih banyak nutrisi yang tersedia. Minuman berbasis air dan/ atau susu dan yogurt seperti buttermilk adalah sumber yang lebih baik untuk hidrasi dan pilihan yang lebih lezat jika masalah dengan anak-anak yang kurang minum air.
Salad buah selama sahur dan makanan berbuka puasa untuk menjaga tingkat energi mereka.
Buah semangka, atau buah dan sayuran dengan kandungan air tinggi lainnya, juga merupakan cara yang bagus untuk rehidrasi.
2. Makanan bersumber protein tinggi
Pastikan anak-anak mendapatkan awal yang tepat dengan sahur dengan komposisi makanan tinggi protein.
Sangat penting bahwa anak-anak mengkonsumsi banyak protein, seperti selai kacang, keju, yogurt atau susu.
Dr. Steelman menyarankan untuk menambahkan kacang, terutama almond, dalam menu sahur karena mereka memiliki protein dan karbohidrat di dalamnya.
Protein lain adalah kacang-kacangan, telur dan produk susu lainnya.
Jika anak mengalami intoleransj laktosa dimana terjadi sentifitas pada makanan bersumber laktosa dan kadang gandum, ada pilihan seperti susu kedelai.
Telur orak arik, roti panggang, pancake, juga daging asap menjadi asupan yang dapat dimasukan dalam menu sahur.
3. Tingkatkan asupan serat
Kurma dan salad buah menjadi alternatif pembuka yang baik bagi anak. Karena kadar seratnya membantu dalam digesti kandungan gulanya sehingga dapat terjadi secara bertahap dalam sistem cerna.
Hal ini juga memicu anak untuk terus makan karena memperlambat rasa kenyang.
Tetapi gula sederhana seperti fruktosa dan sukrosa (gula meja) harus dibatasi bahkan dihindari untuk menjaga agar anak anak tidak terjadi peningkatan kadar gula yang tinggi pasca berbuka atau selama jam jam puasa karena jni bisa memicu obesitas.
Disarankan perbanyak buah dan sayur dalam menu berbuka dan sahur bagi anak.
4. Hindari makanan berlebihan dan yang pedas dan tinggi kadar garam
Makanan berbuka dan sahur sebaiknya diberikan secara bertahap sepanjang waktu berbuka sampai sahur mulai dari makanan ringan saat berbuka, makanan berat sesudah magrib dan menu camilan setelah tarawih dan menu sahur yang tinggi protein dan karbo komplek (gandum , sereal) juga minuman berbasis susu (susu dan yogurt) akan mengopimalkan energi si kecil.
Hindari makanan yang terlalu pedas karena akan bisa mengganggu proses cernanya dan juga yang tingga garam karena akan mempengaruhi hidrasinya.
5. Batasi aktifitas fisik khususnya yang berkontak langsung dengan matahari
Untuk menjaga anak agar tetap terjaga rehidrasinya disarankan untuk membatasi aktifitas diluar dan berlebihan di luar rumah. Perbanyak aktifitas di dalam ruangan dan mengoptimalkan aktifitas yg tidak banyak menghabiskan energi.
Semoga puasa pada anak kita menjadi puasa yang sehat dan mencapai hasil yang diinginkan.
*) Penulis adalah Sekretaris Persatuan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) Lampung/ Akademisi Unila dan Anggota Bidang Kesehatan Dewan Riset Daerah Lampung