Pendidikan

Kehidupan Majemuk, Mahasiswa UIN Raden Intan Ajarkan Praktik Moderasi Beragama

Senin, 5 Agustus 2024 | 12:22 WIB

Kehidupan Majemuk, Mahasiswa UIN Raden Intan Ajarkan Praktik Moderasi Beragama

Mahasiswa KKN UIN Raden Intan saat memaparkan praktik moderasi beragama (Foto: Istimewa)

Pesawaran, NU Online Lampung 

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan menyelenggarakan sosialisasi moderasi beragama di SDN 06 Way Ratai, Pesawaran pada Sabtu (3/8/2024).

 

Kegiatan ini bertujuan untuk mengajarkan siswa-siswi akan pentingnya kesadaran untuk memiliki sifat toleransi antar umat beragama. 

 

Hal ini didasarkan pada kerap terjadinya fenomena orang-orang tertentu (oknum) melakukan tindakan diskriminasi terhadap orang lain yang disebabkan oleh perbedaan pandangan tentang keagamaan atau kepercayaan.

 

Kepala SDN 6 Way Ratai, Kabul dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa KKN UIN Raden Intan yang telah memberikan ilmu tentang pentingnya moderasi beragama dalam lingkungan bermasyarakat.

 

“Kami sangat mengapresiasi atas penyelenggaraan kegiatan ini yang tentunya dapat memberikan ilmu baru bagi siswa/siswi untuk kehidupan bermasyarakat. Kita harus berbahagia, sebab tidak semua sekolah yang ada di Way Ratai mendapatkan kesempatan seperti ini,” ujarnya.

 

Lebih lanjut ia mengatakan, sebagai warga negara Indonesia yang memiliki keberagaman agama harus bisa menempatkan diri pada posisi moderat, tidak condong ke kanan maupun ke kiri.

 

“Dalam melakukan praktik beragama di tengah kehidupan masyarakat yang majemuk, kita harus berada pada posisi tengah-tengah, tidak boleh ekstrem ke kanan, juga dilarang fanatik ke kiri,” ungkapnya.

 

Dalam pelaksanaan sosialisasi, materi pertama disampaikan oleh Ahmad Zulfikar yang membahas mengenai keragaman agama yang ada di Indonesia. Ia menyampaikan, sebagai warga negara yang baik harus memiliki sikap saling menghargai dan menghormati.

 

“Negara kita mengakui enam agama yang dianut oleh seluruh masyarakatnya. Oleh sebab itu, kita harus saling menghormati dan menghargai satu sama lain untuk menjaga kedamaian dan ketenteraman antar warga negara,” paparnya.

 

Sementara materi yang selanjutnya disampaikan oleh Ade Suteja yang memaparkan tentang kemajemukan bangsa Indonesia. Ia membawakan materi dengan memproyeksikan Indonesia dari perspektif sosial dan kultural.

 

“Indonesia memiliki beragam agama, suku, ras dan budaya. Oleh karena itu, perbedaan dan kemajemukan merupakan keniscayaan dan rahmat dari Tuhan yang harus kita syukuri,” katanya.

 

Acara tersebut dihadiri oleh kurang lebih 80 siswa/siswi dari berbagai agama tersebut berjalan dengan lancar dari awal hingga akhir. 

 

Substansi dari kegiatan sosialisasi moderasi beragama ini adalah bagaimana antar umat beragama dapat saling menghormati, menghargai dan menyayangi, sehingga tercipta kebersamaan yang dihiasi dengan kerukunan dan kebahagiaan.

(Wahyu Agil Permana)

​​​​