Khutbah

Khutbah Jumat: Mari Kita Hindari Maksiat Mata

Kamis, 7 November 2024 | 07:02 WIB

Khutbah Jumat: Mari Kita Hindari Maksiat Mata

Ilustrasi maksiat. (Foto: NU Online)

Maksiat mata adalah istilah yang merujuk pada perbuatan dosa yang dilakukan melalui pandangan mata. Biasanya, ini melibatkan melihat sesuatu yang diharamkan atau tidak pantas menurut ajaran agama, seperti melihat hal-hal yang tidak senonoh, aurat yang bukan mahram, atau hal-hal yang dapat membangkitkan hawa nafsu secara tidak sehat. 


Dalam ajaran agama, menjaga pandangan mata adalah bentuk menjaga kesucian hati dan pikiran, karena apa yang dilihat oleh mata bisa berdampak pada kondisi batin seseorang. Maksiat mata mengingatkan bahwa menjaga pandangan adalah salah satu bentuk pengendalian diri agar terhindar dari perbuatan dosa.


Khutbah I


اَلْحَمْدُ لِلّهِ اَلذِي بَعَثَ رَسُـوْلَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِتَتْمـِيْمِ مَكَارِمَ اْلأَخْـلاَقِ. اَشْـهَدُ اَنْ لآ اِلهَ اِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَـرِيْكَ لَهُ اَلْمَلِكُ الْخَلاَّقُ, وَاَشْـهَدُ اَنَّ سَـيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُـوْلُهُ شَـهَادَةً تُنْجِى قَائِلَهَا مِنْ عَذَابِ يَوْمِ التَّلاَقِ. اَللَّهُمَّ صَـلِّ وَسَـلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْعَرَبِ وَالْعَجَمِ عَلَى اْلإِطْلاَقِ, وَعَلَى آلِهِ وَصَـحْبِهِ وَمَنْ آمَنَ بِهِ وَاَحَـبَّهُ وَاشْـتَاقْ. أَمَّا بَعْدُ: أُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَهُوَ رَبُّ الْفَلَقِ إِلَى يَوْمِ التَّلاَقِ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا 


Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Pada kesempatan yang mulia ini, di atas mimbar, khatib mengajak kepada jamaah Jumat sekalian untuk selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt, yakni dengan sungguh-sungguh menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena dengan takwa inilah Allah menjanjikan kemuliaan bagi hamba-hamba-Nya. Hal ini sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13:


إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ


Artinya: Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu (QS Al-Hujurat: 13).


Salah satu bentuk ketakwaan yang sering kita abaikan adalah menjaga pandangan atau menahan diri dari maksiat mata. Sesungguhnya, mata adalah salah satu pintu masuk bagi hati, dan apa yang kita lihat dapat mempengaruhi hati serta perilaku kita.


Allah berfirman dalam Surat An-Nur ayat 30:


قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا۟ مِنْ أَبْصَٰرِهِمْ وَيَحْفَظُوا۟ فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا يَصْنَعُونَ


Artinya: Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat (QS An-Nur: 30). 


Juga tercantum dalam Surat An-Nur ayat 31: 


وَقُل لِّلْمُؤْمِنَٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَٰرِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَآئِهِنَّ أَوْ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَآئِهِنَّ أَوْ أَبْنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ أَخَوَٰتِهِنَّ أَوْ نِسَآئِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُهُنَّ أَوِ ٱلتَّٰبِعِينَ غَيْرِ أُو۟لِى ٱلْإِرْبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ أَوِ ٱلطِّفْلِ ٱلَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا۟ عَلَىٰ عَوْرَٰتِ ٱلنِّسَآءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ 


Artinya: Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung (QS An-Nur: 30). 


Ayat ini menegaskan kepada kita semua, baik laki-laki maupun perempuan, untuk menahan pandangan kita. Allah menyuruh kita untuk menjaga mata dari melihat hal-hal yang haram, seperti aurat yang bukan mahram, gambar atau tayangan yang tidak senonoh, serta segala sesuatu yang dapat membangkitkan hawa nafsu dan mempengaruhi hati kita ke arah yang tidak baik.


Hadirin yang dimuliakan Allah,

Maksiat mata adalah salah satu bentuk dosa yang sering dianggap ringan, padahal dampaknya bisa sangat besar. Maksiat ini bisa membuat hati kita menjadi keras dan jauh dari hidayah Allah. 


Rasulullah saw bersabda, “Pandangan adalah anak panah dari anak panah Iblis yang beracun. Barang siapa yang meninggalkannya karena takut kepada Allah, maka Allah akan memberi kenikmatan keimanan di dalam hatinya” (HR Al-Hakim).


Hadits ini mengingatkan kita bahwa pandangan yang tidak terjaga adalah seperti anak panah beracun. Sekali kita terjerumus, akan sulit untuk melepaskan diri dari dampak negatifnya. Dengan menjaga pandangan, kita sedang berusaha menjaga kebersihan hati kita agar tetap dalam keadaan fitrah, tetap mudah menerima hidayah dan kebaikan.


Jamaah yang dirahmati Allah,

Berbagai bentuk maksiat mata sekarang sangat mudah kita temui, terutama melalui perkembangan teknologi dan media sosial. Banyak dari kita menghabiskan waktu berjam-jam menatap layar, baik itu untuk bekerja, belajar, atau sekadar hiburan. 


Tanpa disadari, kita sering kali membuka konten yang tidak mendatangkan manfaat, bahkan mengundang dosa. Betapa banyak gambar, video, atau iklan di media sosial yang memancing nafsu dan melalaikan kita dari mengingat Allah.


Maksiat mata, meskipun tampak sepele, bisa mempengaruhi hati kita secara signifikan. Rasulullah saw bersabda, “Di dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika ia baik maka seluruh tubuh menjadi baik, namun jika ia rusak, maka seluruh tubuh menjadi rusak. Ketahuilah itu adalah hati” (HR Bukhari dan Muslim).


Apa yang kita lihat dapat masuk ke dalam hati, menjadi benih dari pikiran-pikiran buruk, yang kemudian bisa merusak hati. Hati yang rusak akan menjadikan seseorang malas beribadah, lebih sering melalaikan kewajiban, dan rentan terhadap berbagai penyakit hati seperti iri, dengki, atau sombong.


Jamaah yang dirahmati Allah,

Jika kita merasa sulit untuk meninggalkan kebiasaan buruk terkait pandangan, maka kita harus mulai dengan langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk menjaganya:


Pertama, Menguatkan Niat dan Kesadaran.

Pahami bahwa menjaga pandangan adalah perintah langsung dari Allah dan merupakan bentuk ibadah. Niatkan dalam hati bahwa kita ingin menjauhi hal-hal yang buruk demi meraih keridhaan Allah.


Kedua, Menjauhi Sumber Maksiat.

Hindari lingkungan atau aktivitas yang bisa memicu kita untuk melakukan maksiat mata. Misalnya, batasi diri dalam penggunaan media sosial, filter konten yang akan kita lihat, dan jauhi tempat-tempat yang berpotensi mengundang dosa.


Ketiga, Mengisi Waktu dengan Kebaikan.

Salah satu cara menghindari maksiat adalah dengan menyibukkan diri pada kebaikan. Gunakan waktu luang untuk membaca Al-Qur'an, mendengarkan kajian, atau memperbanyak ibadah sunnah. Dengan begitu, kita akan lebih sedikit berinteraksi dengan hal-hal yang tidak bermanfaat.


Keempat, Meningkatkan Ketaatan kepada Allah.

Perbanyak ibadah wajib dan sunnah, seperti shalat, puasa, dan sedekah. Semakin kuat hubungan kita dengan Allah, semakin kuat pula keinginan kita untuk menjaga diri dari maksiat.


Jamaah Jumat yang berbahagia,

Penting juga bagi kita sebagai orang tua untuk memberikan teladan bagi anak-anak kita dalam menjaga pandangan. Anak-anak adalah peniru yang sangat baik; mereka akan mengikuti apa yang kita lakukan. 


Jika kita senantiasa menjaga pandangan dan menunjukkan komitmen pada ajaran Islam, maka mereka pun akan mengikuti. Hal ini menjadi tanggung jawab kita untuk mendidik mereka dalam suasana yang bersih dari maksiat, agar generasi penerus kita menjadi generasi yang beriman dan bertakwa.


Maksiat mata adalah pintu awal dari berbagai bentuk dosa yang lain. Jangan sampai kita menganggapnya remeh, karena efeknya sangat besar bagi kehidupan kita. Dengan menjaga pandangan, kita menjaga hati kita tetap bersih. Hati yang bersih akan mudah menerima cahaya hidayah dari Allah, dan dengan hidayah-Nya, kita akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.


Allah berfirman dalam Surah Al-Furqan ayat 63:


وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَرْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَالُوْا سَلٰمًا 


Artinya: Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, “Salam.”


Jamaah yang dirahmati Allah,

Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang bertakwa dan senantiasa menjaga pandangan kita dari hal-hal yang dapat merusak hati kita. Mari kita berusaha memperbaiki diri dan senantiasa memohon pertolongan Allah agar diberikan kekuatan untuk menahan diri dari maksiat mata.


Marilah kita berdoa, semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita semua untuk menjaga pandangan, memelihara hati, dan menjadi hamba yang senantiasa bertakwa kepada-Nya. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita, memaafkan kekhilafan kita, dan melindungi kita dari segala keburukan.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ


Khutbah II


الْحَمْدُ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ، وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدنَا مُحَمَّد مَنْ اَثْنَى اللهُ عَلَيْهِ بِخُلُقٍ حَسَن، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَان .فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ. فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ .يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ أَمَّا بَعْدُ؛ فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى : إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ،. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَعَنْ سَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ


Yudi Prayoga, Sekretaris MWCNU Kedaton Bandar Lampung
 

 


Terkait