Hidup dengan kedamaian tanpa perang adalah impian banyak orang di seluruh dunia. Kedamaian memungkinkan manusia hidup harmonis, saling menghormati, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Tanpa perang, masyarakat dapat berkembang dalam suasana yang aman, pendidikan dan ekonomi bisa tumbuh, serta rasa kemanusiaan bisa lebih terjaga.
Untuk mencapai kedamaian, diperlukan upaya bersama dalam mencegah konflik, menjalin dialog antarbudaya, serta memperjuangkan keadilan sosial. Selain itu, diplomasi, empati, dan kerja sama internasional menjadi kunci penting dalam menciptakan dunia tanpa kekerasan.
Khutbah I
الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى : كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
Hadirin yang dirahmati Allah,
Pada hari yang mulia ini, khatib menyeru kepada jamaah Jumat sekalian untuk memuji Allah swt dan bershalawat kepada Rasulullah saw, serta senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt.
Semoga dengan ketakwaan tersebut, kita diberikan solusi pada masalah yang sedang dihadapi. Dengan ketakwaan, semoga kita juga dilimpahi rezeki yang tidak kita sangka-sangka. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat At-Talaq Ayat 2 dan 3:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Artinya: Siapa pun yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya (QS At-Talaq: 2-3).
Hadirin yang dirahmati Allah,
Alhamdulillah, segala puji milik Allah swt, Tuhan yang telah memberikan anugerah kenikmatan berupa kesehatan jasmani dan rohani, serta kedamaian hidup di Tanah Air Indonesia yang tenang dan mulia ini. Sehingga kita bisa menjalankan ibadah shalat Jumat dengan tenang, khusyuk dan damai.
Shalawat beserta salam, tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, nabi yang menjadi utusan Tuhan untuk umat manusia dan kemanusiaan di muka bumi. Dan Nabi juga diutus sebaga penegak keadilan di muka bumi.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan yang penuh berkah ini, khatib ingin menyampaikan khutbah tentang bahaya perang dan pentingnya menjaga perdamaian.
Kita tahu bersama, bahwa perang masih saja terjadi, baik secara fisik maupun ideologi dan ekonomi. Secara fisik, kita menyaksikan negara-negara Timur Tengah dan Rusia serta Ukraina yang belum usai hingga kini. Padahal kedamaian merupakan dambaan bagi setiap umat manusia.
Kita sebagai umat Muslim diperintahkan untuk menyebarkan kedamaian dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad saw:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُو السَّلاَمَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصَلُّوْا وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ
Artinya: Wahai manusia, tebarkanlah (salam) perdamaian, berilah makan orang lain, dan shalatlah di saat orang-orang sedang tidur, niscaya kalian akan masuk surga dengan damai (HR Ahmad dan Tirmidzi).
Hadirin yang dirahmati Allah,
Kedamaian merupakan keadaan di mana tidak adanya konflik, kekerasan, atau ketegangan, baik secara fisik maupun mental. Kedamaian mencakup ketenangan, harmoni, dan kesejahteraan dalam hubungan antarindividu, masyarakat, maupun bangsa. Ini juga mencerminkan keseimbangan dalam diri seseorang, di mana ia merasa tenteram, bebas dari kekhawatiran atau tekanan.
Kedamaian bisa merujuk pada hubungan damai antara negara-negara atau dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah, lingkungan, atau dalam diri sendiri.
Sedangkan peperangan merupakan hal yang dibenci dalam agama Islam. Hal ini telah dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 216:
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
Artinya: Diwajibkan atasmu berperang, padahal itu kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui (QS Al-Baqarah: 216).
Hadirin yang dirahmati Allah,
Allah swt telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang mulia, dengan akal dan hati nurani untuk hidup berdampingan dalam harmoni. Namun, di dalam sejarah peradaban manusia, kita sering menyaksikan bagaimana perang menghancurkan kehidupan, memporak-porandakan keluarga, dan membawa penderitaan yang mendalam.
Dalam Al-Qur'an, Allah swt berulang kali mengingatkan kita akan bahaya peperangan yang disebabkan oleh keserakahan, ketidakadilan, dan kezaliman.
Allah swt berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 205: "Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kerusakan."
Ayat ini mengingatkan kita bahwa perilaku yang merusak, termasuk peperangan yang membawa kehancuran dan kerusakan di muka bumi, tidaklah disukai oleh Allah swt. Perang tidak hanya merusak kehidupan manusia, tetapi juga menghancurkan alam dan sumber daya yang Allah berikan untuk kita manfaatkan dengan baik.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Perang bukanlah solusi dalam menyelesaikan konflik, bahkan seringkali memperparah masalah. Peperangan memakan korban jiwa, menimbulkan luka fisik dan mental, menghancurkan infrastruktur, serta menyebarkan ketakutan dan kebencian.
Lihatlah bagaimana banyak negara dan bangsa yang terjebak dalam lingkaran kekerasan yang tiada henti, hanya karena perang terus dipilih sebagai jalan penyelesaian. Padahal, Islam mengajarkan kepada kita untuk lebih mengutamakan perdamaian dan menyelesaikan masalah melalui musyawarah dan dialog.
Rasulullah saw bersabda: "Janganlah kalian bercita-cita untuk berjumpa dengan musuh (berperang), dan mintalah kepada Allah keselamatan. Namun jika kalian berjumpa dengan musuh (harus berperang), maka bersabarlah" (HR Bukhari).
Hadits ini menunjukkan bahwa perang bukanlah sesuatu yang diinginkan oleh Islam. Islam mengajarkan kita untuk menghindari pertumpahan darah dan lebih mengutamakan perdamaian. Namun jika perang terpaksa terjadi, maka kita harus menjalaninya dengan sikap sabar, adil, dan sesuai dengan syariat.
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Kita harus selalu ingat bahwa Islam adalah agama yang mengedepankan perdamaian. Kata "Islam" sendiri berasal dari kata "Salam" yang berarti kedamaian. Rasulullah saw diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam, untuk membawa kedamaian dan kebaikan, bukan untuk memulai peperangan.
Dalam sebuah riwayat disebutkan, ketika Rasulullah saw diutus, beliau mendamaikan banyak konflik antara suku-suku Arab yang sebelumnya saling bermusuhan dan terlibat perang berkepanjangan. Melalui teladan beliau, kita diajarkan untuk selalu berusaha mewujudkan perdamaian, baik dalam skala pribadi, keluarga, masyarakat, maupun antarbangsa.
Allah swt berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 9: "Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya."
Ayat ini jelas menyuruh kita untuk menjadi pendamai ketika terjadi konflik di antara sesama manusia. Bukan malah memperkeruh keadaan atau memprovokasi peperangan. Karena perdamaian adalah jalan terbaik yang akan mendatangkan rahmat dan berkah Allah swt.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Saat ini, kita menyaksikan betapa banyaknya negara-negara yang masih dilanda peperangan, banyak jiwa yang melayang, banyak anak-anak yang kehilangan masa depan, serta hancurnya peradaban yang dibangun dengan susah payah.
Sebagai umat Islam, kita harus terus berdoa dan berupaya agar perdamaian dapat ditegakkan di seluruh penjuru dunia. Kita juga harus menyadari bahwa perdamaian dimulai dari diri kita sendiri. Mulailah dengan menahan amarah, menjauhi permusuhan, serta mengedepankan kasih sayang dan saling menghormati.
Marilah kita renungkan firman Allah dalam surat Al-Anfal ayat 61: "Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Ayat ini mengingatkan kita bahwa perdamaian harus selalu diutamakan, dan tawakal kepada Allah adalah kunci agar segala urusan kita, termasuk urusan perdamaian, mendapatkan pertolongan dan bimbingan dari-Nya.
Hadirin yang berbahagia,
Demikian khutbah yang bisa saya sampaikan. Semoga Allah swt senantiasa memberikan kita kekuatan untuk menjaga perdamaian, menjauhkan kita dari permusuhan, dan menganugerahi kita kehidupan yang penuh dengan keberkahan dan kasih sayang.
Mari kita selalu berdoa agar dunia ini terbebas dari perang dan kita semua diberi hidayah untuk menjadi agen perdamaian. Aamiin ya Rabbal 'alamin.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ، لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Yudi Prayoga, Sekretaris MWCNU Kedaton Bandar Lampung