Keislaman

Qura’nic Parenting; Solusi Tepat Keluaga dalam Mengikis Kenakalan Remaja  

Ahad, 2 Februari 2025 | 14:51 WIB

Qura’nic Parenting; Solusi Tepat Keluaga dalam Mengikis Kenakalan Remaja   

Kitab Suci Al-Qur'an, Sumber foto: NU Online

Islam mempromosikan pembentukan keluarga sebagai bagian penting dalam kehidupan manusia. Dalam Islam, keluarga dipandang sebagai simbol kehidupan yang stabil, di mana kebutuhan manusia terpenuhi tanpa mengabaikan hak-hak mereka. Menurut Muhammad Quraysh Shihab, keluarga merupakan pondasi dan jiwa  suatu bangsa. Kemakmuran suatu bangsa tercermin pada keluarga yang tinggal di sana. Karena itulah Islam sangat mementingkan pembinaan keluarga, memperhatikan kehidupan individu, dan kehidupan umat manusia secara keseluruhan.

 

Keluarga merupakan tempat terpenting bagi pendidikan  anak, terutama berkaitan dengan pengembangan pribadi yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, mandiri, kreatif, inovatif dan berwawasan lingkungan. Tubagus Najib menjelaskan bahwa Qur'anic parenting mengingatkan kita bahwa anak memiliki potensi menjadi kebanggaan atau justru ujian berat bagi keluarga, tergantung pada pola pengasuhan yang diterapkan.

 

Setiap orang tua menginginkan anak yang tumbuh dengan kepribadian baik dan masa depan yang cerah, yang dapat tercapai melalui cara mendidik yang benar. Anak seperti kertas kosong yang mudah dibentuk, sehingga perkembangan mereka cepat dan dapat diarahkan sesuai yang diinginkan. Mendidik anak dengan ajaran Al-Qur’an sangat penting karena kebenaran Al-Qur’an tetap relevan sepanjang zaman. Melalui Al-Qur’an, anak tidak hanya berkembang secara spiritual, tetapi juga terlindung dari pengaruh negatif zaman.

 

Sabagaimana Syahrial Labaso dalam jurnal Konsep Pendidikan Keluarga Dalam Persfektif Al-Qur'an dan Hadist menjelaskan periodesasi pendidikan dalam keluarga menurut Al-Qur'an, yang terdiri dari tiga periode:

 

1.   Periode Pra-Konsepsi

Ini adalah persiapan pendidikan mulai dari pemilihan pasangan hidup hingga setelah pembuahan. Islam mengajarkan memilih pasangan yang seiman dan berbudi pekerti baik. Setelah menikah, penting mencari rezeki dan makanan yang halal (QS An-Naml: 41).

 

2.   Periode Pre-Natal

Pendidikan yang dilakukan oleh calon ayah dan ibu saat anak masih dalam rahim. Pendidikan ini penting untuk membentuk kesehatan jasmani dan rohani anak, karena kondisi orang tua mempengaruhi perkembangan janin.

 

3.   Periode Post-Natal

Pendidikan yang dimulai sejak lahir hingga anak dewasa dan seterusnya, dikenal sebagai pendidikan seumur hidup.

 

Sedangkan menurut Tubagus Najib, Qur'anic Parenting bertujuan untuk membangun perubahan perilaku anak berdasarkan ajaran Al-Qur'an, dengan 8 langkah utama sebagai berikut:

 

1. P (Pengasuhan anak yang benar)

Orang tua harus menggunakan metode yang tepat, seperti mengajari anak shalat (QS Al-Lukman: 17). 

 

2. A (Anak adalah anugerah)

Anak adalah anugerah dan perhiasan dunia. Orang tua harus memahami bahwa anak perlu belajar dan membimbingnya dengan penuh kesabaran (QS Al-Kahfi: 46).

 

3. R (Redam kemarahan kepada anak)

Mengendalikan amarah sangat penting agar anak tidak merasa ditakuti. Orang tua harus memaafkan kesalahan anak agar tidak mempengaruhi hubungan mereka (QS Ali-Imran: 134).

 

4. E (Empati mendengarkan)

Mendengarkan anak dengan empati membantu orang tua memahami dan mengarahkan anak lebih baik (QS Al-A’raaf: 24).

 

5. N (Notifikasi/pemberitahuan pembicaraan dan tindakan)

Orang tua harus menjelaskan alasan perilaku baik dan buruk, seperti berbakti kepada orang tua (QS Lukman: 14).

 

6. T (Tanamkan predikat baik) Memberikan predikat positif pada anak, seperti “anak saleh,” dapat memotivasi mereka untuk berperilaku sesuai harapan (QS Al-Ahzab: 70).

 

7. I (Istikamah) Keberhasilan pengasuhan bergantung pada konsistensi orang tua dalam mendidik anak (QS Fushilat: 6).

 

8. NG (Mengadakan time out)

Time out digunakan untuk menghentikan perilaku buruk anak dan mengajarkan mereka mengendalikan kemarahan (QS Al-Asr: 1-3).

 

Dengan demikian Qur’anic parenting mengingatkan manusia bahwa anak tidak hanya memiliki potensi menjadi kebanggan dan hiasan keluarga, tetapi juga memiliki potensi untuk menjadi musuh dan ujian berat bagi keluarga. Hal ini terjadi, jika anak tumbuh berkembang dengan pola pengasuhan yang salah.  Keluarga sangat penting dalam memperkokoh ketahan nasional melalui pendidikan anak sehingga menjadi remaja dan pemuda penerus estafet perjuangan bangsanya.

 

Zamzami, Dosen STIS Subulussalam