Santri Sebagai Benteng Moral Bangsa
Oleh: Arief Rifkiawan Hamz ah
DALAM beberapa tahun ini, Indonesia dilanda persoalan yang begitu memilukan dan membuat moral bangsa Indonesia dipertanyakan kembali oleh siapapun,baik secara internal maupun eksternal.
Minuman keras, kekerasan, perilaku individualis, budaya hedonis, menurunnya kemesraan antar sesama menjadikan Indonesia menjadi negara yang harus dikhawatirkan masa depannya.
Menurut numbeo.com dari index kejahatan tahun 2015 ternyata Indonesia menempati posisi ke 67 dari 147 negara. Persoalan tersebut mengantarkan kepada degradasi moral bangsa, yang lambat laun menyalur ke momen-momen dan bidang-bidang lainnya.
Degradasi moral diartikan sebagai kemrosotan atau penurunan budi pekerti seseorang maupun instansi. Artinya kebaikan yang sebelumnya telah diciptakan oleh seseorang tidak bisa dipertahankan, dan bahkan cenderung mengurangi intensitas kebaikan yang ada.
Jika kebaikan yang telah ada sebelumnya tidak berhasil dipertahankan, maka besar kemungkinan seseorang akan memiliki kesempatan untuk meninggakan kebaikan tersebut. Tentu orang-orang yang seperti ini termasuk golongan orang yang merugi. seperti firman Allah yang artinya “Dan barang siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan diri sendiri…” (QS. Al-A’raf: 9).
Jika diri sendiri mengalami degragasi moral, bagaimana bisa membangun dan membawa Indonesia yang telah menginjak usia ke 71 kearah yang lebih baik.
Berbicara masa depan, tentu kita harus berbicara kesiapan kita dalam membawa Indonesia untuk mencapai masa depan yang cerah. Persiapan tersebut sebagai tindakan preventif Indonesia agar tidak terlalu terpuruk. Hal ini harus secara penuh disadari secara kolektif, sehingga dalam perjalanannya setiap instansi ataupun perorangan saling bersinergi membangun kembali moral yang baik.
Mempersiapkan untuk memperbaiki moral bangsa Indonesia harus melibatkan lembaga yang memiliki wewenang besar, salah satu instansi yang memiliki peran strategis adalah lembaga pendidikan. Di Indonesia sendiri lembaga pendidikan terdiri dari lembaga pendidikan formal, nonforma, dan informal. Semua ketegori lembaga pendidikan tersebut menerapkan proses yang intens dan bervariasi dalam menggembleng peserta didik untuk menjadi icon di masadepannya, mulai dari transfer of knowledge sampai transfer of values.
Salah satu lembaga pendidikan yang andil besar dalam hal ini adalah pesantren, dimana dengan tradisinya yang kental, pesantren dapat membuahkan produk-produk yang bermoral.Para santri tidak hanya diajarkan teori-teori tentang begaiaman harus bertingkahlaku, tetapi secara langsung dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi mental santri yang digembleng oleh pesantren ini diarahkan kepada mental santri dan warganegara yang memiliki moral baik. seperti halnya sopan santun yang selalu ditunjukkan ketika berhadapan atau bertemu dengan para kiai, ustadz dan sesama; jujur yang selalu diprioritaskan dalam kehidupan sehari-hari; menghormati sesama yang berasal dari daerah yang berbeda atau kemampuan yang berbeda;tanggung jawab yang selalu ditunjukkan dengan keaktifan dalam mengaji maupun beribadah ;kerja keras dipraktekkan dengan giatnya mutola’ah atau mengulang pelajaran-pelajaran yang telah didapatkan.
Dan yang lebih penting adalah di dalam pondok pesantren para santri selalu taat menjalankan perintah dan larangan agama Islam, sehingga perilaku yang menyimpang dapat diminimalisir dengan baik.
Dengan demikian, santri yang digembleng dengan baik di pondok pesantren dapat menjadi benteng dari degradasi moral. Santri dengan segala pengalaman pembentukan moral dan actor utama dapat membawa bangsa Indonesia memiliki moral yang baik pula.
Maka sudah seharusnya masyarakat luas menjadikan santri sebagai duta pembangunan dan pengembangan moral bangsa Indonesia yang baik, sehingga pada nantinya Indonesia menjadi negara yang memiliki citra baik dalam masalah moral, serta kriminalitas yang terjadi bisa diberantas dengan tuntas.
(Penulis adalah Koordinator IKA PMII Universitas Islam Sultan Agung Wilayah Yogyakarta dan Tutordi Universitas Terbuka)