Warta

Ramadhan Dan Cinta

Jumat, 10 Mei 2019 | 13:14 WIB

Oleh: Ichwan Adji Wibowo (Ketua PCNU Kota Bandar Lampung) Bulan romadhan yang kita pahami adalah bulan berlimpah rahmah. Bulan yang sangat diistimewakan Allah. Demi "mengumbar cintaNya" kepada hamba ciptaannya, Allah menyediakan waktu khusus dalam 1 (satu) bulan untuk mempersilahkan manusia mengarungi penghayatan Cinta melalui "keintiman" yang melenakan jiwa. Manusia sebagai hamba ciptaannya sesungguhnya sebentuk keseimbangan kosmik dari dimensi jasadiyah, ruhiyah, akliyah, termasuk qolb dan nafsu. Proses aktualisasi eksistensi kehidupan manusia seringkali memaksa saling membenturkan keseimbangan kosmik di dalam dirinya. Oleh karenanya ibadah  mahdoh yang diperintahkan Tuhan sesungguhnya tidak sekadar upaya mendekat kepada Tuhan (taqarrub), tetapi juga sebagai upaya merawat keseimbangan kosmik yang paling instristik. Sejatinya kehadiran Ramadhan memberi kita peluang untuk menyambut dan meresapi sekaligus menemukan penghayatan paling dalam atas luapan cinta (mahabah) dari Tuhan, serangkaian ibadah (Ritual) yang kita jalani seharusnya mampu menemukan substansinya, yakni menjadi bagian dari cara kita sedang mengupaya berbalas cinta Tuhan, dan meresonansi cinta itu tidak saja kepada manusia, tapi juga kepada semesta, maka semestinya Ramadhan mampu  mengajarkan kita menjadi pribadi yang santun, welas asih, peduli, berempati, simpatik, dan kepribadian penuh ketulusan lainnya yang terlahir dari luapan cinta. Ketka kita mengamatii pergaulan kita di media sosial belakangan ini, nampak sarat dengan prilaku yang tidak mencerminkan moralitas dan spiritualitas Ramadhan, masih saja ada pihak yang dengan gampang tak ada beban menuduh, menghujat, mencela, menghina, membunuh karakter orang lain, bahkan menyebar informasi yang berpotensi fitnah, hari harinya dihabiskan untuk ngeshare tautan yang mendiskriditkan pihak lain, dunia menjadi penuh prasangka buruk, tak tersadarkan kebiasaan itu sangat mungkin bisa membentuk karakter merasa diri paling benar, dan apapun sikap perbuatan orang selalu salah, dada dan pikirannya diliputi kebencian. Lantas sesungguhnya dengan penghayatan seperti apa kita akan menikmati ramadhan?? Wallohualam bishawab... Â