• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Senin, 29 April 2024

Warta

Penembakan di MUI Pusat, Ketum MUI Lampung Imbau Masyarakat Tak Terprovokasi

Penembakan di MUI Pusat, Ketum MUI Lampung Imbau Masyarakat Tak Terprovokasi
Ketum MUI Lampung, Prof KH Mohammad Mukri. (Foto: Istimewa)
Ketum MUI Lampung, Prof KH Mohammad Mukri. (Foto: Istimewa)

Bandarlampung, NU Online Lampung
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung, Prof KH Mohammad Mukri mengajak dan mengimbau masyarakat untuk tenang dan tak terprovokasi atas insiden penembakan di kantor MUI Pusat pada Selasa (2/5/2023). Ia mengingatkan masyarakat untuk mempercayakan proses penyelidikan kepada pihak kepolisian.


“Polisi telah menangani kejadian ini dan melakukan penyelidikan terkait motif serta tujuannya. Percayakan pada kepolisian dan jangan gampang mempercayai informasi-informasi dari sumber yang tidak valid dan tak jelas,” ajak Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini, Selasa (2/5/2023)


Terlebih saat ini lanjutnya, sudah semakin mendekati tahun politik, masyarakat harus benar-benar selektif dalam mengonsumsi informasi agar tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang memanfaatkan kejadian ini. Belajar dari pengalaman-pengalaman yang ada lanjutnya, setiap kejadian semacam ini sering diikuti oleh berbagai berita simpang siur.


“Oleh karena itu, tahan diri untuk mengira-ngira, menyimpulkan, dan menyebarkan berita-berita yang belum jelas tentang kejadian ini,” harapnya.


Kejadian ini lanjutnya, menjadi semacam pengingat bagi semua elemen masyarakat dan kepolisian terkait pentingnya konsolidasi dan koordinasi untuk jaminan keamanan. Kejadian ini juga mengingatkan untuk semua elemen meningkatkan sinergi dan komunikasi yang baik dalam menjaga ketentraman dan kenyamanan.


Atas kejadian ini, MUI Lampung mengecam aksi yang dilakukan oleh pelaku yang informasi awal didapat berasal dari Lampung. "Saya sebagai Ketua Umum MUI Lampung sangat mengecam kejadian ini. Kepada aparat kepolisian segera bisa mengungkap ini hingga masyarakat bisa cepat mengetahui apa yang sesungguhnya sudah terjadi," pintanya.


Terkait informasi sementara yang menyebutkan bahwa pelaku mengaku sebagai Nabi, Prof Mukri menegaskan bahwa itu merupakan pernyataan yang sesat. Karena sudah jelas dalam Islam bahwa tidak ada Nabi setelah Nabi Muhammad saw.


Kesesatan yang dilakukan pelaku juga sudah sesuai dengan 10 indikator ciri-ciri aliran sesat yakni (1). Mengingkari salah satu dari rukun iman yang 6. (2). Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan Alquran dan sunnah. (3). Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran. (4). Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran. (5). Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir. 


(6). Mengingkari kedudukan hadis nabi sebagai sumber ajaran Islam. (7). Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul. (8). Mengingkari Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir. (9). Mengubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariah, seperti haji tidak ke baitullah, salat wajib tidak 5 waktu. (10). Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar'i seperti mengkafirkan muslim hanya karena bukan kelompoknya.


Warta Terbaru