• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Senin, 6 Mei 2024

Warta

Lebih Dekat dengan Banuwali, Badan Usaha Ekonomi MWCNU Waylima Pesawaran

Lebih Dekat dengan Banuwali, Badan Usaha Ekonomi MWCNU Waylima Pesawaran
Banuwali. (Foto: NU Online Lampung)
Banuwali. (Foto: NU Online Lampung)

Pesawaran, NU Online Lampung

Sebagai wujud khidmah di Nahdlatul Ulama melalui sektor ekonomi, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Waylima, Pesawaran Lampung mendirikan Badan Usaha milik Perkumpulan NU yang diberi nama Banuwali. Nama ini merupakan singkatan dari Badan Usaha NU Way Lima yang baru diluncurkan pada 8 September 2023 lalu.


Ketua MWCNU Waylima Ustadz Rifai mengatakan bahwa Badan Usaha NU Way Lima (Banuwali) merupakan kelompok usaha bersama sebagai wadah bagi pelaku usaha warga NU di Kecamatan Waylima di bawah kepengurusan Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) MWC NU Way Lima. 


Dalam kiprahnya, Banuwali berupaya memaksimalkan usaha-usaha di bidang ekonomi, seperti menjual barang-barang yang dibutuhkan masyarakat, seperti air minum dalam kemasan (WayNU), beras, telur, katering, bahan bangunan, sewa tenda dan lain sebagainya.


Hal ini dilakukan dengan bentuk kerjasama dengan para pelaku usaha yang ada di Kecamatan Waylima dan diwadahi sebuah kelompok usaha bersama Banuwali.


Banuwali yang didirikan di Pondok Pesantren Islahiyyah Desa Gunung Rejo Waylima ini merupakan inisiatif bersama pengurus MWC NU Way Lima dan merupakan bentuk tindak lanjut dari amanah Konferensi Majelis  Wakil Cabang II NU Way Lima yang dilaksanakan pada Agustus 2023 lalu. 


“Setelah kepengurusan terbentuk, kami melakukan koordinasi dengan segenap pengurus termasuk ke PCNU Pesawaran untuk menjalankan program hasil Konferensi MWCNU yang di antaranya adalah menguatkan sektor ekonomi dan sosial,” ungkapnya.


“Dalam bidang perekonomian, MWC NU Waylima memiliki beberapa program di antaranya memiliki Badan Usaha Milik NU dengan pendapatan 100 juta pertahun,” imbuhnya.


Untuk permodalannya, Banuwali menggandeng Badan Wakaf Wali Songo (BWS) yang ada di Desa Sidodadi dan juga menggandeng badan otonom seperti PAC Fatayat NU Waylima. Keuntungan dari usaha tersebut menggunakan sistem bagi hasil.


“Harapan ke depan, Banuwali akan tumbuh berkembang dan bertranformasi menjadi Badan Usaha Milik NU (BUMNU), memiliki usaha pertokoan, jasa keuangan dan lain sebagainya, sehingga mampu membangkitkan perekonomian warga NU di Kecamatan Waylima,” harap Rifai.


Selain menguatkan sektor ekonomi warga NU, MWCNU Waylima juga melakukan maksimalisasi potensi filantropi yang dikelola oleh Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Waylima. Bentuk dari upaya tersebut adalah memaksimalkan Program Koin NU dengan terlebih dahulu melakukan kajian dan studi banding ke LAZISNU Pringsewu.


Dipilihnya Pringsewu karena mampu menggerakkan Koin NU secara masif di seluruh kecamatan di 'Bumi Jejama Secancanan tersebut. Pihaknya berkomitmen dengan kepengurusan MWCNU Way Lima yang baru beberapa bulan terbentuk untuk menduplikasi pola atau sistem pengelolaan yang dilakukan Pringsewu.


Rifai berharap ke depan upaya ini mampu menggali potensi zakat, infak, dan sedekah di daerahnya. Selama ini menurutnya, sudah ada beberapa upaya maksimalisasi tersebut namun perlu untuk lebih dikelola dengan manajemen yang baik dan profesional.


Editor:

Warta Terbaru