Warta

Kisah Muridan, Penyandang Tuna Netra yang Hidup Miskin Namun Menolak Diajak Rekaman

Ahad, 19 April 2020 | 16:54 WIB

PESAWARAN – Meski tuna netra, Muridan (34 tahun) ternyata memiliki suara yang sangat bagus. Ia bahkan pernah diajak untuk rekaman oleh seseorang di Jakarta. Namun, ia menolaknya.

Faktor ibunya yang mengalami gangguan mental menjadi sebab Muridan menolak ajakan tersebut. Walau hatinya sangat ingin, namun ia memilih tetap tinggal di rumah, menemani dan mengurus ibunya.

“Kalau saya pergi, siapa yang mengurus beliau,” kata Muridan ketika ditemui Ketua Lazisnu Lampung, Hasan Erresha, baru-baru ini di kediamannya, Desa Gunung Sari, Kecamatan Negeri Katon, Pesawaran.

Sejak kecil, Muridan hidup sangat miskin. Pada usia dua tahun, ia ditinggal pergi ayahnya yang tak terima dengan kondisi tuna netra anaknya.

Bertahun tahun, Muridan berjuang bersama ibunya bertahan hidup di tengah keterbatasan.

Dan ujian hidup kembali datang. Lima tahun lalu Ibunya mengalami gangguan mental dan otomatis tak bisa melakukan kegiatan apapun.

Untuk memenuhi kebutuhan, Muridan mencari rumput buat kambing-kambing peliharaanya.  Ini merupakan satu-satunya hal yang bisa ia lakukan agar tidak selalu berharap dan bergantung bantuan tetangga kanan-kirinya.

Meski demikian, Muridan selalu  hidup penuh dengan keceriaan dan optimisme.

Ia juga mengajarkan bagaimana keceriaan dapat menjadi obat untuk memerangi wabah Virus Corona belakangan ini, khususnya untuk dirinya sendiri.

“Memang di sini efek Virus Corona mempengaruhi warga. Tapi kalau buat saya, itu ya tak ada pengaruhnya,” katanya.

Kedatangan tim Lazisnu Lampung sendiri adalah untuk memberikan bantuan berupa paket sembako kepada warga yang tidak mampu, termasuk Muridan dan ibunya. Ditemukannya Muridan, atas masukan dari masyarakat sekitar.

Hasan sempat meminta Muridan menyanyikan sebuah lagu. Dengan malu-malu, Muridan kemudian memperdengarkan sebuah tembang kesayangan dengan penuh penghayatan. (saf)