JAKARTA- Khofifah Indar Parawansa kembali terpilih menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama periide 2016-2021. Ia memimpin salah satu badan otonom NU tersebut untuk keempat kalinya dengan cara aklamasi di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Jumat (25/11/16).
Wanita yang juga Menteri Sosial RI tersebut langsung ditetapkan Pimpinan Sidang Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Pimpinan Pusat Muslimat NU 2011-2016 Hj Mahfudloh Ali Ubayd. Pada pukul 01.53, Mahfudloh mengetuk palu sidang tiga kali sebagai penanda sahnya Khofifah menjadi Ketua Umum.
Sebelumnya, seluruh Pimpinan Wilayah menerima tanpa syarat LPJ tersebut. Para Ketua PW juga menyatakan bahwa Pimpinan Cabang di wilayahnya menerima LPJ tersebut sekaligus meminta Khofifah memimpin kembali.
Bukti penerimaan dan dukungan tersebut disampaikan Ketua Pimpinan Wilayah dengan menyerahkan berkas tertulis kepada Pimpinan Sidang. Penerimaan dan permintaan tersebut termasuk dari Pimpinan Cabang Istimewa Muslimat NU Malaysia, Sudan, dan Arab Saudi.
Sementara itu, seperti dilansir nu.or.id, Yenny Zannuba Wahid mendukung Hj. Khofifah Indar Parawansa untuk memimpin Muslimat NU periode 2016-2021. Menurut putri Gus Dur tersebut, ada tiga alasan kenapa ia mendukung Khofifah.
Menurut dia, kepemimpinan Khofifah sangat efektif dan mengedepankan sinergi. “Dalam memimpin Muslimat, Ibu Khofifah telah berhasil melaksanakan kepemimpinan yang efektif dan berdampak,” katanya.
Ia menjelaskan, ada sinergitas yang terbangun antara program pemerintah dan inisiatif masyarakat sipil melalui Muslimat sebagai Civil Society Organisation yang mempunyai dampak besar di masyarakat.
Kedua, kepemimpinan Khofifah mengedepankan kinerja nyata dan mengakar.
“Di bawah kepemimpinan Ibu Khofifah, Muslimat NU terbukti kiprahnya dimasyarakat. Sehingga visi Muslimat sebagai wadah perempuan NU yang mempunyai tujuan untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat dengan berdasar pada paham Aswaja bisa lebih mudah diwujdukan,” terangnya.
Ketiga, kepemimpinan Khofifah memiliki soliditas organisasi. “Di tengah situasi bangsa yang sedang bergejolak ini dibutuhkan organisasi yang bisa efektif bergerak untuk menenangkan masyarakat,” katanya.
Untuk itu dibutuhkan soliditas dan ketahanan internal dari organisasi agar bisa menghadirkan solusi-solusi kreatif di masyarakat. “Di bawah kepemimpinan Ibu Khofifah, telah tercipta sebuah soliditas yang kokoh dan Muslimat mampu hadir sebagai organisasi sosial keagamaan yang diperhitungkan,” pujinya.
Sekretaris Bidang Dakwah Pimpinan Muslimat NU tersebut menyadari adanya keputusan Muktamar NU dan dikuatkan oleh keputusan Rakernas PBNU berkaitan dengan periodisasi kepengurusan banom dan lembaga.
“Mengingat 3 hal di atas serta tantangan yang sedang dihadapi bangsa, kami mengharapkan ada ruang kemandirian khusus dan hak otonom dalam memenuhi kebutuhan internal lembaga, yang diberikan oleh PBNU terhadap Muslimat NU sebagai banom. Namun demikian kami tetap akan berkonsultasi dengan PBNU dalam menjalankan visi misi Muslimat NU dalam kerangka besar menjalankan dakwah aswaja,” pungkasnya. (jihun)