BANDAR LAMPUNG-- Media massa sangat efektif dalam menyampaikan informasi ke masyarakat. Namun media juga harus mampu menjaga etika. Bila ada isu-isu yang menyerang pribadi orang lain, harus dilakukan tabayyun lebih dahulu.
Demikian disampaikan Ketua PWNU Lampung, KH Soleh Badjuri, saat memberikan sambutannya, dalam pembukaan Pelatihan Jurnalistik PW Fatayat NU Lampung, yang digelar Kantor PWNU Lampung, Sabtu (26/11/16).
KH Soleh menyatakan, aktivitas itu harus diniatkan sebagai ibadah. Artinya, dengan jurnalitik, seorang pewarta berkomitmen pada dirinya sendiri, untuk menyampai informasi yang yang penting diketahui umat, menyebarkan kebenaran, dan melakukan syiar Islam.
Pengasuh Pondok pesantren Riyadussholihin, di Palas, Lampung Selatan itu, mengatakan, jurnalis adalah pilar demokrasi. Karena itu, seorang jurnalis harus professional, dan berita yang ditulisnya harus proporsional. Jurnalis harus paham apa itu kaidah dan etika jurnalistik, dan harus menaatinya.
“Banyak kita lihat berita-berita yang disebarkan melalui media sosial, yang isinya menyesatkan. Mereka tidak melakukan tabayyun atau cek dan ricek, karena tujuannya untuk membunuh karakter seseorang,” katanya.
KH Soleh mengingatkan, agar apapun yang kita lakukan di dunia ini, ketika kematian datang maka harus khusnul khotimah. “Karena itu, ketika hidup kita harus mampu menebar kebenaran dan menyebar kebaikan. Melalui aktivitas tulis menulis, hal itu bisa dicapai,” tegasnya.
Pelatihan jurnaslitik itu diikuti oleh 20 peserta, yang merupakan pengurus Fatayat, baik dari pengurus wilayah, pengurus cabang, maupun pengurus anak cabang, dari berbagai kabupaten dan kota. Pematerinya adalah Ila Fadilasari, pemimpin redaksi nulampung.or.id. (Rafa)