• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 18 Mei 2024

Warta

Jin dan Fenomena Kesurupan dalam Perspektif Alquran dan Hadist

Jin dan Fenomena Kesurupan dalam Perspektif Alquran dan Hadist
KH Ma’shum Ahmad atau yang lebih akrab dengan panggilan Mbah Ma’shum Lasem, dulu pernah bersilaturahmi ke tempat kawannya saat sama-sama masih belajar di Makkah yaitu, Tuan Guru Zainuddin Lombok. Menjelang Maghrib, Mbah Ma’shum sampai di sana. Saat dijamu oleh tuan rumah, Mbah Ma’shum melihat betapa ramainya pesantren kawannya itu. Aktivitas para santri sangat hingar bingar. Terlihat ada yang belajar, mengaji dan berdzikir. “Alhamdulillah pesantren Tuan Guru sudah maju, santrinya banyak. Semoga mereka bisa menjadi pemimpin kaumnya,” kata Mbah Ma’shum. Tuan Guru Zainuddin mengamini do’a Mbah Ma’shum, lantas tersenyum penuh arti. Keesokan harinya, pesantren itu mendadak sepi tidak seramai malam tadi. Tidak pula terlihat ada santri yang berlalu lalang. Akhirnya Mbah Ma’shum bertanya kepada Tuan Guru, kemana gerangan para santrinya. Jawab Tuan Guru, “Mereka adalah jin-jin yang nyantri dan belajar agama di sini”. Dari cerita ini bisa diambil pengertian bahwa jin itu ada dan bisa dilihat oleh orang-orang yang dikehendaki oleh Allah. Banyak sekali dalil-dalil Alquran yang menjelaskan soal ini. Diantaranya QS. Al-Ahqof 29, QS. Al-An’am 130, QS. Ar-Rahman 33 dan lain-lain. Di dalam hadits juga ada dijelaskan. Diantaranya hadits riwayat Muslim, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Telah datang kepadaku da’i Jin, lalu aku pergi bersamanya, kemudian aku membacakan Alquran kepada mereka”. Jin memiliki beberapa kesamaan dengan manusia. Diantaranya, mempunyai tempat tinggal, makan dan minum seperti halnya manusia, ada yang pria dan ada yang wanita. Untuk mengembangkan keturunan, mereka menikah sebagaimana manusia, sama-sama mukallaf, dan beragama. Menurut mayoritas ulama, jin juga bisa masuk surga atau neraka sebagaimana manusia. Kemudian benarkah jin bisa masuk ke dalam tubuh manusia (kesurupan), sebagaimana telah banyak diberitakan orang dan media massa? Lalu, bagaimana pandangan Islam mengenai ini? Imam Al-Qurthubi, Imam Al-Asy’ari, Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu Taimiyah dan kebanyakan ulama, taslim atau mengakui keberadaan kesurupan. Kata Imam Al-Asy’ari, “Ahlussunnah waljama’ah berpendapat bahwa jin bisa masuk ke dalam tubuh manusia sebagaimana firman Allah SWT, “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri kecuali seperti berdirinya orang yang kemasukan syetan lantaran (tekanan) penyakit gila (QS. Al-Baqoroh 275). Imam Al-Qurthubi menuturkan, ayat ini menjadi dalil dan bukti atas kesalahan pendapat orang-orang yang mengingkari adanya kesurupan. Mereka menganggap bahwa tidak mungkin syetan dapat masuk ke dalam tubuh manusia. Jika terjadi kesurupan, itu hanya karakter dan pembawaan manusia saja. Kesurupan terjadi kebanyakan karena jin marah, benci dan dendam terhadap manusia. Sebab adanya sebagian manusia yang menyakiti jin tersebut, atau jin mengira bahwa manusia itu sengaja menyakiti mereka dengan mengencingi, menyiram air panas dan lain-lain. Kesurupan juga bisa terjadi karena perasaan cinta jin terhadap manusia itu atau pada saat jiwa manusia sedang guncang dan lemah, atau memang terkadang mereka (jin) lagi iseng main-main masuk kedalam tubuh manusia. Untuk mengantisipasi terjadinya kesurupan tentunya dengan rajin-rajin beribadah dengan benar, banyak berdzikir dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Wallahua’lam Bisshawab. (Sumber: Kutipan dari Mbah Ma’shum Lasem the Authorized biography of KH. Ma’shum Ahmad. Karya M. Luthfi Thomafi, al-Qurthubi Al-Jami’il ahkamil Qur’an/ LBM NU)


Editor:

Warta Terbaru