BANDAR LAMPUNG – Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) punya pandangan tersendiri terkait aksi demo 4 November lalu.
"Pertama, sebagai bagian dari cara berdemokrasi yang beradab dan niat yang tulus meluruskan etika kepemimpinan kami mengapresiasi aksi damai tanggal 4 November," kata Ketua PBNU, KH. Sa'id Aqil Siradj dalam surat edaran yang dikirim ke seluruh daerah..
Ia mengatakan, kepemimpinan adalah teladan yang baik (Uswatun hasanah), tidak berujar kalimat kotor yang menimbulkan kontroversi.
Selain itu, PBNU juga meminta aparat untuk menindak provokator yang menimbulkan kericuhan pada saat demo 4 November berlangsung.
Kedua, tugas aparat keamanan adalah menindak pihak-pihak yang ingin menodai aksi yang luhur pada tanggal 4 November," tutur Sa'id Aqil.
Menurut dia, PBNU tidak yakin kericuhan ditimbulkan oleh pengunjuk rasa damai.
“Kami justru menengarai dilakukan oleh kelompok yang ingin merusak dan niat suci dari aksi damai 4 November," imbuhnya.
Ketiga, PBNU menyesalkan lambannya pemerintah dalam melakukan komunikasi politik dengan rakyat.
Karena itu, PBNU mendesak pemerintah untuk melakukan dialog dengan tokoh agama untuk menimbulkan suasana negara yang kondusif.
Keempat, menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia bersatu padu senantiasa membangun ukhuwah dan memperkokoh kebangsaan. (ilo)