• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Senin, 29 April 2024

Syiar

Perlu Diperhatikan, 8 Kesunnahan Membasuh Tangan saat Wudhu

Perlu Diperhatikan, 8 Kesunnahan Membasuh Tangan saat Wudhu
Perlu Diperhatikan, 8 Kesunahan Membasuh Tangan saat Wudhu. (Ilustrasi foto: NU Online)
Perlu Diperhatikan, 8 Kesunahan Membasuh Tangan saat Wudhu. (Ilustrasi foto: NU Online)

Sebelum melaksanakan shalat, kita harus berwudhu untuk membersihkan diri dari hadats kecil. Berwudhu adalah salah satu syarat sah dalam shalat, sehingga pelaksanaannya pun harus diperhatikan.


Di antara yang kerap luput dari perhatian adalah membasuh tangan, mulai dari ujung jari hingga ke bagian siku. Termasuk kulit di bawah kuku. 


Sering kita melihat orang-orang yang berwudhu tidak menyingsingkan lengan baju hingga melewati siku. Sehingga saat berwudhu hanya sedikit bagian tangan yang terkena atau dibasuh dengan air. 


Akibatnya wudhu tidak sah karena siku tidak terbasuh secara sempurna. Karena itu dalam berwudhu kita perlu memperhatikan sejumlah kesunnahan dalam membasuh tangan.


Dalam kitab At-Taqrirat As-Sadidah karya Habib Hasan bin Ahmad Al-Kaf, berikut ini 8 kesunnahan membasuh tangan dalam wudhu, dilansir dari NU Online.


Pertama, dimulai dari ujung jari, merujuk pada pendapat Imam Ibnu Hajar. Sedangkan menurut Imam Ar-Ramli dimulai dari telapak tangan bila menuangkan air sendiri, dan dari siku bila dituangkan orang lain atau memakai kran. 


Selain itu dianjurkan membaca doa berikut ketika membasuh tangan kanan:


اَللَّهُمَّ أَعْطِنِي كِتَابِي بِيَمِينِي وَأَدْخِلْنِيَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ


Artinya: Ya Allah, berikan kitab catatan amalku dengan diterima tangan kananku dan masukkan aku ke surga tanpa hisab. 


Dianjurkan membaca doa berikut ketika membasuh tangan kiri: 


اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ تُعْطِينِي كِتَابِي بِشِمَالِي أَوْ مِنْ وَرَاءِ ظُهْرِي


Artinya: Ya Allah, aku memohon perlindungan-Mu dari Engkau berikan kitab catatan amalku dengan diterima tangan kiriku atau dari belakang punggungku.


Kedua, mendahulukan tangan kanan. 


Ketiga, dalku atau menggosok tangan, yaitu menggerakkan telapak tangan ke seluruh bagian yang dibasuh. Dalku ini bisa dilakukan sambil membasuh tangan atau setelahnya. Namun lebih baik dilakukan bersamaan dengan membasuh tangan.  


Keempat, takhlil atau menyela-nyelai jari-jari tangan. Yang terbaik dengan cara tasybik, yaitu memasukkan jari tangan di sela jari tangan lainnya. Cara tasybik yang terbaik menurut Imam Al-‘Inani adalah meletakkan telapak tangan kiri di punggung telapak tangan kanan sambil jari tangan kiri dimasukkan di sela jari tangan kanan, kemudian dijalankan, lalu sebaliknya. Sebaiknya menyela-nyelai jari ini menggunakan air baru, yakni membasahi lagi jari dengan air, tidak mencukupkan diri dengan basahan ketika membasuh tangan. Terkait dalku dan takhlil ini, menurut Imam Ibnu Hajar sebaiknya dilakukan setelah tiga kali basuhan tangan selesai, sedangkan menurut Sayyid Umar Al-Bashri keduanya dilakukan tiap selesai basuhan. 


Kelima, thalatut tahjil yaitu melebihkan basuhan, setidaknya sampai separo lengan atas. Lebih baik lagi sampai seluruh lengan atas terbasuh. Membasuh lengan atas ini dapat dilakukan sebelum membasuh bagian tangan yang wajib atau sesudahnya. Jadi bila wudhu memakai kran, boleh dimulai dari lengan atas terus menuju sampai ujung jari.


Keenam, menggerak-gerakkan cincin yang longgar, yaitu yang air bisa masuk ke baliknya.


Ketujuh, muwalah atau bersambung. Maksudnya segera membasuh tangan setelah selesai membasuh wajah sebelum wajah kering.


Kedelapan, tatslits yaitu melakukan tiga kali pembasuhan, dalku, takhlil, dan ithalatu tahjil. 


Demikian detail kesunnahan membasuh tangan saat wudhu menurut mazhab Syafi’i. Semoga dapat kita laksanakan agar wudhu menjadi lebih bersih.
 


Syiar Terbaru