Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Moderasi Beragama, UIN Raden Intan Gelar Konferensi Internasional
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:23 WIB
Bandar Lampung, NU Online Lampung
Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (FUSA) UIN Raden Intan Lampung kembali menyelenggarakan Konferensi Internasional bertajuk IConAIS 2024 (International Conference on Advanced Multidisciplinary Studies). Acara ini berlangsung selama dua hari, Rabu-Kamis (9-10/10/2024) di Ballroom Kampus dan Lamban UIN Pusdiklat Pascasarjana UIN Raden Intan.
Konferensi yang mengangkat tema Advancing Islamic Studies: Exploring Diversity, Dynamic, and Dialogue of Contributions to Global Civilizations ini dibuka secara simbolis oleh Wakil Rektor III, Prof H Idrus Ruslan bersama Dekan FUSA, Ahmad Isnaeni.
Dalam sambutannya, Prof Idrus menyampaikan pentingnya keanekaragaman dan dialog antaragama.
"Manusia adalah makhluk sosial sekaligus religius yang memiliki keyakinan. Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam juga menyampaikan pesan perdamaian dan toleransi. Islam adalah rahmatan lil 'alamin, membawa berkah tidak hanya bagi umat Islam, tapi seluruh alam semesta," katanya.
Ia menyatakan, melalui konferensi ini diharapkan peserta dapat memperluas pemahaman bahwa Islam mengajarkan kedamaian dan toleransi. "Kami juga ingin meningkatkan kolaborasi akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai disiplin ilmu serta menemukan solusi atas permasalahan global yang dihadapi umat manusia," ujar Prof Idrus.
IConAIS 2024 ini menghadirkan narasumber internasional, di antaranya Prof Ahmad Thib Raya dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Prof Mohd Roslan Mohd Nor dan Prof Mustaffa bin Abdullah dari University of Malaya, Malaysia; Prof Mein-Woei Suen dari Asia University, Taiwan; serta Prof Abdunrohman Mukem dari Institute of Asian Studies, Chulalongkorn University, Thailand.
Dalam paparannya, Prof Ahmad Thib Raya mengajak peserta untuk membumikan Al-Qur'an secara utuh, mulai dari memahami huruf, kata, hingga makna ayat-ayatnya.
“Pertama, kita pelajari huruf-huruf Al Qur’an, kemudian pelajari kata-kata Al Qur’an, pelajari makna ayat Al-Qur’an, lalu kita kaji, kemudian kita ajarkan Al Qur’an kepada orang lain. Setelah itu kita implementasikan Al Qur’anul karim di kehidupan sehari-hari,” terang Prof Thib.
"Akhlak Nabi adalah Al-Qur’an itu sendiri, dan jika kita ingin memiliki karakter yang baik, maka harus mengimplementasikan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya mengutip hadist yang disampaikan melalui Aisyah ra.
Kemudian Prof Mohd Roslan Mohd Nor membahas hubungan antaragama dalam Islam awal dan relevansinya di era modern. Ia menguraikan pentingnya jaminan keamanan yang diberikan Khalifah Umar kepada masyarakat Bayt al-Maqdis sebagai bentuk toleransi dan perlindungan terhadap kebebasan beragama.
Sementara itu, Prof Mustaffa bin Abdullah memaparkan realitas dan tantangan dalam kajian tafsir Al-Qur’an di Malaysia. Ia menjelaskan bahwa perkembangan kajian tafsir Al-Qur’an saat ini semakin pesat, namun umat Muslim masih menghadapi dua masalah utama yang perlu segera diatasi agar pemahaman terhadap ayat-ayat Al-Qur’an tidak menyimpang.
"Pertama, perbedaan dalam penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an di kalangan umat Muslim telah menyebabkan perpecahan dan permusuhan. Hal ini berasal dari perbedaan metodologi dan aliran pemikiran. Kedua, penafsiran yang menyimpang akibat kurangnya pengetahuan dasar tentang bahasa Arab dan pemahaman ilmu-ilmunya,” kata Prof Mustaffa.
Ia menegaskan, penyelesaian kedua masalah tersebut memerlukan kedewasaan intelektual dan kebijaksanaan para ulama. "Dibutuhkan pendekatan yang bijaksana dari para cendekiawan untuk menjembatani perbedaan dan memastikan umat Muslim memiliki pemahaman yang tepat terhadap Al-Qur’an," tuturnya, dalam acara yang.diikuti oleh lebih dari 100 presenter dari berbagai bidang akademis itu.
Adapun, Prof Abdunrohman Mukem PhD, dari Institute of Asian Studies, Chulalongkorn University, Thailand, menjelaskan, pendidikan Islam dibangun atas dua prinsip utama, menuntut ilmu adalah kewajiban agama dan proses seumur hidup, serta adanya korelasi antara pengetahuan dan tindakan demi kesejahteraan umat Muslim dan kemanusiaan pada umumnya.
“Pembelajaran Islam bertujuan membentuk individu yang dapat memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat,” paparnya.
Konferensi IConAIS 2024 diharapkan menjadi agenda tahunan yang membawa dampak positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan moderasi beragama.
Pada opening ceremony itu juga dilakukan penandatanganan Letter of Intent (LoI) yang dilakukan oleh Dekan FUSA Ahmad Isnaeni dengan Prof Mein-Weei Suen dari Asia University Taiwan, dan Prof Abdunrohman Mukem dari Institute of Asian Studies Chulalongkorn University Thailand.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 3 Cara Meraih Pahala yang Setara dengan Haji bagi yang Tidak Mampu
2
Anggota DPRD Lampung Minta Dinas Pendidikan Konsisten Terapkan Jalur SPMB
3
Peluncuran CV Rich Makmur International hingga Pesantren Ramah Anak Semarakkan Harlah RMINU
4
Perkuat Peran di Bidang Kesehatan, PW Muslimat NU Jalin Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan Lampung
5
Diikuti 46 Peserta, Muli Mekhanai Asal Bandar Lampung dan Tulang Bawang Tampil sebagai Pemenang
6
Tasyakuran Harlah Ke-71 RMINU, PWNU Lampung Harap Pesantren Jadi Basis Penjaga Nilai Kebangsaan
Terkini
Lihat Semua