Pemerintahan

Meriahnya Begawi Agung Marga Balaw, Perkuat Identitas Budaya Lampung

Ahad, 20 Oktober 2024 | 12:05 WIB

Meriahnya Begawi Agung Marga Balaw, Perkuat Identitas Budaya Lampung

Pj Gubernur Lampung, Samsudin saat menghadiri Begawi Agung Marga Balaw (Foto: Istimewa)

Bandar Lampung, NU Online Lampung

Penjabat (Pj) Gubernur Lampung Samsudin menghadiri Acara Begawi Agung dan Resepsi Pernikahan Muhammad Dhira Wicaksana Balaw putra dari Komjen Pol Tomsi Tohir Balaw, dengan Yunianty Efendy putri dari Bapak Frandy Effendy, di Tiyuh Kedamaian Marga Balaw, Bandar Lampung, Sabtu (19/10/2024).


​​​​​​​Begawi Agung marga balaw ini dilaksanakan sebagai rangkaian pesta adat Lampung pepadun atas pernikahan putra sulung Komjen Pol Tomsi Tohir Balaw yang bergelar Sutan Ratu Marga.


Begawi agung marga balaw ini terdapat perpaduan adat Pepadun (Balaw) dan Sai Batin (Marga Legun Way Urang). Lantaran secara adat mempelai wanita diangkon (diangkat) anak oleh Irjen Pol Rudi Setiawan bergelar Pengiran Sangun Ratu Ya Bandar (II) dari Marga Legun Way Urang Lampung Selatan.


Begawi Agung Marga Balaw Tiyuh Kedamaian merupakan momentum penting yang bertujuan untuk melestarikan budaya. Selain bertujuan untuk melestarikan budaya, Begawi Agung juga bertujuan untuk menghibur masyarakat luas. Masyarakat umum juga dipersilakan hadir, dengan syarat mengenakan peci dan sarung bagi pria.


Atas nama Pemerintah Provinsi Lampung dan seluruh masyarakat, Pj Gubernur Samsudin menyampaikan ucapan selamat kepada Muhammad Dhira Wicaksana Balaw dan Yunianti Efendy atas Gelar yang diberikan.


“Semoga dengan gelar ini, Muhammad Dhira dan Yunianti dapat terus menjadi inspirasi bagi masyarakat Lampung untuk terus melestarikan dan melestarikan budaya lokal kita,” ujarnya.


Ia juga mengucapkan selamat atas pernikahan kepada kedua mempelai. “Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah,” ungkapnya.


Samsudin menjelaskan bahwa adat dan budaya Lampung merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas Sai Bumi Ruwa Jurai.


“Seiring dengan kemajuan zaman, penting bagi kita untuk terus menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para leluhur kita. Adat Lampung bukan hanya sebuah tradisi, tetapi juga cerminan karakter, kebijaksanaan, serta kebersamaan yang telah menjadi pedoman hidup bagi masyarakat Lampung,” tuturnya..


Untuk itu, pelestarian adat budaya bukan hanya sekadar kegiatan, tetapi merupakan tanggung jawab kita bersama untuk menjaga identitas di era globalisasi ini.


“Kita sering kali dihadapkan pada tantangan dalam mempertahankan adat dan budaya asli. Namun, saya yakin, dengan semangat kebersamaan, kita dapat menjaga dan melestarikan nilai-nilai tersebut,” katanya.


​​​​​​​Samsudin mengajak menjadikan acara ini sebagai momentum untuk memperkuat rasa cinta terhadap budaya Lampung dan melanjutkan tradisi yang telah diwariskan kepada generasi mendatang.