Pemerintahan

Gubernur Lampung: Perputaran Uang di Masyarakat paling Besar di Bulan Ramadhan

Jumat, 7 Maret 2025 | 09:36 WIB

Gubernur Lampung: Perputaran Uang di Masyarakat paling Besar di Bulan Ramadhan

Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal saat mengikuti High Level Meeting dalam rangka menghadapi bulan suci Ramadan dan Idul Fitri 1446 H, Kamis (6/3/2025)

Bandar Lampung, NU Online Lampung 

Perputaran uang di masyarakat 
paling besar terjadi di bulan Ramadhan, sehingga ekonomi di bulan Ramadhan dapat menjadi gambaran bagaimana ekonomi Lampung ke depan.

 

Demikian disampaikan oleh 
Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal saat mengikuti kegiatan High Level Meeting dalam rangka menghadapi bulan suci Ramadan dan Idul Fitri 1446 H. Kegiatan itu dilaksanakan di Auditorium lt 4 Gedung Kantor Bank Indonesia Perwakilan Lampung.


"Perputaran uang paling besar itu terjadi bulan Ramadhan. Mengeluarkan di bulan Ramadhan sudah jadi kultur, sehingga bulan Ramadhan ini jadi patokan uang yang beredar," katanya.

 

Dengan besarnya perputaran uang tersebut,  lanjut Mirza, hal itu  dapat menjadi potensi bagi spekulan-spekulan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya pada momen tersebut.

 

"Bulan Ramadhan ini tempatnya belanja. Jadi ada saat mereka mencari pendapatan sebesar-besarnya di bulan Ramadhan, termasuk menaikkan harga, menahan stok dan lain-lain, ini yang harus dipahami oleh kita para kepala daerah. Selain fokus ibadah puasa, kita fokus menahan harga-harga supaya terkendali, dan ini hanya bisa dilakukan dengan kerjasama yang baik," kata Gubernur.

 

Dengan kenaikan harga gabah dan jagung yang telah diinstruksikan oleh Presiden Prabowo, Mirzani  berharap hal ini mampu meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Provinsi Lampung yang didominasi oleh komoditas pertanian dan perkebunan.

 

"Mari kita sama-sama menjaga bagaimana pendapatan petani ini bisa berjalan dengan baik dan mempunyai manfaat yang baik pada pertumbuhan ekonomi. Hal pertama harus kita lakukan adalah bagaimana menjaga belanjanya para petani ini, belanjanya masyarakat Lampung ini tidak membuat inflasi yang tinggi," ujarnya.

 

"Kita ingin harga tetap stabil, sehingga di bulan Ramadhan ini perlu mengendalikan harga dengan baik. Insya Allah setelah bulan Ramadhan Lampung akan membaik," lanjutnya.

 

Mirzani  jmengimbau kepada seluruh pemangku kepentingan untuk terus waspada terhadap kondisi cuaca, dimana hal tersebut juga dapat mempengaruhi stabilitas harga di masyarakat.

 

"BMKG memproyeksikan sampai Akhir maret cuaca masih ekstrem potensi-potensi ada banjir masih ada ini juga jangan sampai terjadi karena bisa menyebabkan inflasi yang tinggi," tegasnya.

 

Ia mengatakan, distribusi pangan ini sangat penting,  jangan sampai gangguan cuaca bisa menghambat distribusi pangan.


Pada momen ini, selain cuaca, kesiapan sarana transportasi dan infrastruktur merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam menjaga stabilitas harga dan kelancaran distribusi barang ke masyarakat.

 

"Yang paling penting juga kesiapan sarana transportasi dan infrastruktur jalan.  Kita prioritaskan jalan yang menunjang transportasi interkoneksi dengan jalan provinsi dan jalan negara sehingga bisa menyebabkan kelancaran antar moda kita untuk persiapan Ramadhan," ujarnya.

 

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Rahmat Mirzani mengimbau kepada seluruh pihak untuk terus memberikan informasi yang positif kepada masyarakat dan mengajak masyarakat untuk dapat bersikap rasional dan bijak dalam pemenuhan konsumsi pada bulan Ramadhan dan lebaran.

 

"Kultur sangat menyebabkan inflasi. Jadi mari sama-sama kita pastikan kita berikan informasi kepada masyarakat bahwa pemerintah bisa menjaga harga bisa menjaga stok selama bulan Ramadan," imbuhnya.

 

Ia mengajak seluruh pihak untuk terus berkoordinasi dan bersinergi dalam menjaga stabilitas ekonomi di Provinsi Lampung.

 

"Dengan adanya sinergi dan dukungan dari berbagai pihak, saya yakin dan percaya bahwa inflasi di Provinsi Lampung dapat terkendali dengan baik, sehingga pertumbuhan ekonomi akan semakin meningkat," ajaknya.

 

Mirzani dalam kegiatan tersebut juga menginstruksikan kepada seluruh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota bersama perangkat daerah dan instansi terkait terus melakukan upaya-upaya antara lain :

 

1. Melakukan pemantauan terhadap ketersediaan stok bahan pangan pokok dan barang penting lainnya, termasuk BBM dan Elpiji (LPG).

 

2. Melaksanakan kegiatan stabilisasi harga seperti operasi pasar, gelar pangan murah, dan lain-lain, berkoordinasi dengan pihak terkait.

 

3. Melakukan pengawasan keamanan produk pangan yang beredar agar tidak kadaluarsa dan membahayakan kesehatan.

 

4. Berkoordinasi dengan BMKG dan BPBD dalam mengantisipasi potensi bencana seperti banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem yang dapat mengganggu distribusi pangan. 

 

5.  Memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air, agar dapat digunakan dengan baik dalam mengantisipasi peningkatan curah hujan dan bencana banjir.

 

6. Memastikan kesiapan infrastruktur jalan dan pengendalian arus kendaraan, baik jalan provinsi maupun kabupaten dan kota, serta jalan tol. 

 

7. Memastikan ketersediaan dan kelayakan armada angkutan penumpang dan barang guna mengantispasi kenaikan permintaan.

 

8. Pelayanan di rumah sakit dan posko-posko kesehatan, harus dipastikan para tenaga medis yang bertugas untuk selalu siaga dan siap melayani masyarakat selama 24 jam.

 

9. Satgas Pangan juga diminta agar dapat meningkatkan intensitas pendampingan dan dukungan dalam menjaga stabilitas harga, memberikan tindakan, baik melalui pembinaan maupun hukum yang berlaku sesuai peraturan, apabila ditemukan pelaku usaha yang menyimpang.Â