Surplus Telur di 2024, DPRD Lampung Minta Pemda Tingkatkan Konsumsi Lokal
Jumat, 23 Mei 2025 | 08:02 WIB
Bandar Lampung, NU Online Lampung
Populasi peternak telur di Provinsi Lampung yang mencapai 14 juta pada tahun 2024 membuat Lampung mengalami surplus komoditas telur. Akibatnya, telur asal Lampung dipasok ke Jakarta sebanyak 80–100 ton per hari.
Asosiasi Peternak Telur Indonesia (Pinsar) Lampung meminta pemerintah daerah untuk meningkatkan konsumsi telur lokal sehingga komoditas tersebut tidak lagi bergantung pada pasar Jakarta.
Ketua Pinsar Lampung, Jenny Soelistiani menyampaikan, bahwa peningkatan konsumsi dalam daerah menjadi kunci keberlanjutan ekonomi peternak.
“Di Metro, dengan surat edaran wali kota, setiap acara pemerintah disuguhkan penganan berbahan dasar telur. Ini bentuk dukungan nyata,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama DPRD Provinsi Lampung, Rabu (21/5/2025) lalu.
Jenny menambahkan, konsumsi lokal yang meningkat akan langsung berdampak pada peningkatan penghasilan peternak. Program makan bergizi gratis dari pemerintah pusat juga disebutnya telah mendorong munculnya banyak peternak telur baru yang berinvestasi di Lampung.
“Kalau dikirim ke luar daerah, harganya cenderung lebih murah dan ditambah ongkos kirim menjadi mahal. Ini tidak ideal untuk keberlanjutan usaha peternak,” tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi II DPRD Lampung dari Fraksi Gerindra, Fauzi Heri mendorong Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung untuk merancang program-program kreatif untuk meningkatkan konsumsi telur oleh masyarakat.
“Kita butuh pendekatan inovatif agar masyarakat semakin terbiasa mengonsumsi telur dalam kehidupan sehari-hari,” kata Fauzi.
Lebih jauh, Fauzi juga meminta agar dinas mengkaji pengembangan hilirisasi telur menjadi produk seperti tepung telur yang berorientasi ekspor.
“Tepung telur bisa menjadi komoditas baru yang meningkatkan nilai jual telur Lampung. Ini bisa dikaji dan kita undang investor untuk masuk berinvestasi,” ujarnya.
Menurutnya, produk olahan seperti tepung telur memiliki potensi besar untuk masuk ke pasar internasional sekaligus menjaga harga telur tetap stabil di tingkat peternak.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Lili Mawarti menyatakan pihaknya akan mengkaji potensi hilirisasi telur, termasuk pengolahan menjadi telur asin yang dapat dikerjasamakan dengan UMKM.
"Produk tersebut dapat dijual di sepanjang jalur menuju Bandara Raden Intan sebagai oleh-oleh khas Lampung," tuturnya.
Selain masalah konsumsi dan hilirisasi, Pinsar juga menyoroti fluktuasi ketersediaan jagung sebagai bahan baku utama pakan.
Lebih dari separuh peternak masih mencampur sendiri pakan berbasis jagung. Pinsar meminta agar pemerintah, termasuk Bulog, dapat memastikan pasokan jagung tersedia langsung bagi peternak.
Sebagai langkah jangka panjang, Pinsar dan DPRD sama-sama mendorong industrialisasi sektor peternakan sebagai upaya menstabilkan harga dan meningkatkan kesejahteraan peternak telur di Lampung.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 3 Cara Meraih Pahala yang Setara dengan Haji bagi yang Tidak Mampu
2
Ikut Kang Jalal Yuk!, Pelatihan Tukang Jagal Halal LTMNU Pringsewu
3
IPNU-IPPNU MAN 1 Pringsewu Terbentuk, Persiapan Pelantikan Dikebut
4
Peluncuran CV Rich Makmur International hingga Pesantren Ramah Anak Semarakkan Harlah RMINU
5
Perkuat Peran di Bidang Kesehatan, PW Muslimat NU Jalin Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan Lampung
6
Anggota DPRD Lampung Minta Dinas Pendidikan Konsisten Terapkan Jalur SPMB
Terkini
Lihat Semua