
oleh ketua PBNU Prof.Dr. Said Aqil Siraj
Nahdlatul Ulama (NU) yang berdiri tahun 1926, didirikan oleh para ulama seperti Kyai. Hasyim Asy`ari an lain-lain bertujuan agar terciptanya persatuan dan kesatuan diantara warga masyarakat sehingga terciptalah yang dinamakan Darussalam ( daerah yang aman dan sejahtera).
NU yang memegang prinsip dan qoidah المحافظة على القديم الصالح والاخذ بالجديد الاصلح yaitu mempertahankan tradisi lama yang baik dan dan mengambil sesuatu yang baru yang baik tentu sangat bisa diterima oleh masyarakat Indonesia. Tanpa mengurangi apa yang telah menjadi tradisi dan kebudayaan masyarakat, sebuah khazanah bangsa, namun tidak pula buta terhadap perkembangan zaman yang ada.
Kini diusia yang mencapai 89 tahun, NU diharapkan bisa menjadi solusi dari setiap permaslahan yang terjadi di masyarakat, menjadi penengah disetiap konflik yang ada. Sudah saatnya NU kembali bangkit dan bersatu demi kejayaan dan kebangkitan sebagaiman yang dicita-citakan para ulama pendahulu.
NU dan para ulama didalamnya memiliki peran yang sangat besar sekali untuk bisa menjadi pelopor terhadap solusi suatu permasalahan yang terjadi di masyarakat. Salah satu contoh yang paling sederhana dari NU yang bisa dijadikan solusi adalah dengan rutinitas warga NU yaitu tahlilan, pembacaan diba`I, maulidan. Karena ketika seseorang tengah berselisih lalu mereka mendatangi majlis tahlilan maka keduanya bila bertemu dan berjabat tangan. Ini adalah solusi paling sederhana daripada NU.
NU harus bersama-sama dengan pemerintah membantu serta mengawal pemerintahan agar tidak terjadi penyimpangan. NU harus menjadi solusi bagi pemerintah dalam mengimplementasikan setiap kebijakan yang diputuskan.
Selain dari pada itu dalam upaya menangkal aliran-aliran yang berkedok islam namun mengajarkan tentang kekerasan, radikal dan menebar teror, NU dan pemerintah serta seluruh masyarakat Indonesia harus bersatu melawan bentuk-bentuk radikal dan terorisme dalam bentuk apapun, karena hal itu hakikatnya bukanlah menebarkan ajaran islam dimuka bumi, namun mereka menyebarkan kekacauan dimuka bumi.
Seperti yang kita ketahui bersama adanya ISIS yang menebarkan teror dimana-mana termasuk di Indonesia, harus ditolak dan menjadi kewajiban bersama memeranginya. Pemerintah harus kita dorong agar melarang aliran tersebut berkembang di negeri pertiwi ini.
Oleh karenanya pemahaman dan rasa cinta tanah air serta paham Aswaja harus terus dan selalu ditanamkan dalam diri masyarakat sehingga dengan memiliki rasa cinta tanah air, persatuan dan kesatuan serta pemahaman tentang aswaja, maka masyarkat tidak akan mudah terpengaruh oleh paham-paham maupun aliran-aliran yang merusak akidah keimanan masyarakat Indonesia. **