MAKKAH – Ibadah haji itu panggilan Illahi. Banyak yang kaya materi namun tak pernah bisa berangkat haji. Namun ada juga yang miskin, tapi kemudian bisa menunaikan rukun Islam yang kelima.
Tengoklah Maksum Sapii Bunet bin Wahab. Kakek 79 tahun asal Madura ini hanya seorang pengayuh becak. Namun kemiskinan ternyata tidak membunuh tekadnya ke Tanah Suci. Menabung hingga 20 tahun, ia akhirnya bisa beribadah di Rumah Allah.
“Saya dulu ngaji arkanul iman (rukun iman). Satu, harus percaya kepada Allah, baik dan buruknya takdir Allah,” kata Kakek Maksum seperti dilansir nu.or.id, Rabu (23/08).
“Kedua, saya meyakini pesan ayat Surat Yasin, Innama amruhu idza arada syaian an yaquula lahu kun fayakun. Kalau Allah menghendaki, tidak ada yang bisa menghalangi. Saya percaya itu. “Jadi kuncinya percaya kepada Allah, lalu berusaha sambil meminta. Kalau Allah mentakdirkan, saya yakin. Kalau Allah menghendaki, saya akan berangkat,” katanya lagi.
Kepercayaan akan kekuasaan Allah adalah pondasi utama. Selanjutnya, Maksum berusaha untuk mewujdukan niatnya berhaji di Baitullah.
Dengan becak, Maksum mencari nafkah untuk dirinya yang kini sudah tidak lagi direpoti anak-anaknya. Enam dari 14 keturunannya yang masih hidup sudah mempunyai kehidupan sendiri-sendiri. Maka, jika masih ada sisa dari hasil menarik becak, Maksum mengumpulkannya sampai 20 tahun hingga dia bisa mendaftar haji pada 2010 lalu.
“Saya nabung sedikit demi sedikit. Sebab, pendapatannya tidak tentu, kadang dapat 50ribu, kadang kurang,” kenangnya.
“Saya narik becak di Pasar Atum Surabaya. Tiap hari. Tapi kalau nabungnya tidak tentu,” sambungnya.
Setelah menunggu selama tujuh tahun, Maksum bisa berangkat haji tahun ini. Tergabung dalam kloter 6 Embarkasi Surabaya (SUB 06), dia mengaku bahagia dan kaget bisa memenuhi panggilan Allah, sesuai yang dicitakannya sejak lama. “Alhamdulillah. Sampai disini juga. Saya merasa kagum dan kaget,” tuturnya dalam Bahasa Jawa.
Maksum mengaku sampai sekarang masih menarik becak, meski usianya sudah mulai senja. Sepulang haji, dia juga mengaku ingin terus menarik becak, karena profesi itu yang selama ini ia jalani.
“Setelah haji, tetap narik becak. Kalua masih kuat kerja, masih pengen terus agar tidak merepotkan anak,” katanya. “Kita ke sini kehendak Allah. Kalau Allah tidak menghendaki ya tidak bisa,” tutupnya. (Red: Abdullah Alawi/ilo)