Warta

Kalau Ikhlas, Tak Perlu Diucapkan

Jumat, 14 April 2017 | 18:30 WIB

PRINGSEWU - Kata Ikhlas memang sangat mudah diucapkan, namun sangat susah dipraktikkan. Begitu dikatakan Dewan Penasehat (Wanhat) Ranting Gerakan Pemuda (GP) Ansor Ambarawa Barat, Kecamatan Ambarawa, Pringsewu, Ustadz Tuswanto. Kang Tus, panggilan akrabnya, menyampaikan hal tersebut saat memberikan sambutan pada rapat koordinasi GP Ansor Ranting Ambarawa Barat, Kamis (13/04/2017) di kediamannya. Dia mengatakan, semakin seringnya kita mengucapkan kata Ikhlas, maka semakin menunjukkan bahwa sebenarnya kita tak bisa Ikhlas. Sebab ikhlas itu sejatinya tidak perlu diucapkan, tidak perlu dirasakan, dan tidak perlu ditunjukkan. Menurutnya, kebanyakan dari kita masih memaknai kata ikhlas hanya dalam ucapan lisan semata. "Ikhlas iku ora rupo, ora roso, ora ketoro", ucap Kang Tus menggunakan bahasa kesehariannya. Kang Tus kemudian mencontohkan hal ketika kita melakukan sesuatu, dan sesuatu tersebut membuat kita merasa paling berjasa atasnya. Kemudian diceritakan hal tersebut dengan mengatakan "Kalau bukan karena saya, pasti kegiatan ini tidak akan berjalan" atau "Saya ikhlas kok melakukannya". Maka itu sudah sejatinya tidak ikhlas walaupun yang diceritakan benar adanya. "Belajar ikhlas memang susah, bahkan sangat susah. Namun demikian bukan berarti kita tidak bisa mempelajarinya. Untuk bisa belajar ikhlas harus dari hati yang bersih, nah supaya hati menjadi bersih, maka selalulah berdzikir kepada Allah baik secara lisan maupun qolbi. Oleh sebab itu kita diperintahkan untuk selalu mengingat kepada Allah (dzikir) agar hati menjadi bersih dan ikhlas benar-benar bisa kita praktikan dalam kehidupan sehari-hari," terangnya. (henudin)


Terkait