Pernik

Ribuan Ikan Naik Ke Pantai Kota Agung Tanggamus, Simak Penyebabnya Berikut Ini

Jumat, 8 November 2024 | 08:56 WIB

Ribuan Ikan Naik Ke Pantai Kota Agung Tanggamus, Simak Penyebabnya Berikut Ini

Ilustrasi ikan. (Foto: NU Online)

Warga pesisir di Kota Agung, Kabupaten Tanggamus dikejutkan dengan ribuan ikan yang naik ke bibir pantai secara tiba-tiba, Rabu-Kamis (5-6/11/2024) malam.

 

Ketika ikan-ikan kecil itu terlihat memenuhi pesisir atau permukaan laut, banyak yang bertanya-tanya tentang apa yang sedang terjadi. Fenomena seperti itu seringkali terlihat tidak biasa, apalagi jika jumlah ikan mencapai ribuan. 

 

Meski kadang-kadang dihubungkan dengan bencana alam, fenomena ini sebenarnya bisa disebabkan oleh berbagai faktor lingkungan yang memengaruhi perilaku ikan. 

 

Terkait hal tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung menjelaskan akibat terjadinya fenomena itu. Fenomena ini dapat dipengaruhi oleh perubahan suhu air, tingkat oksigen, atau arus laut yang membawa ikan-ikan ini lebih dekat ke permukaan. 

 

Selain itu, kondisi cuaca ekstrem atau penurunan kualitas air juga dapat memicu ikan untuk berkumpul di daerah yang lebih dangkal atau bahkan menuju pantai. Suhu dan kadar oksigen adalah dua faktor yang sangat penting bagi kehidupan ikan. Ketika suhu air meningkat akibat panas ekstrem atau kondisi cuaca tertentu, kandungan oksigen di dalam air bisa berkurang. 

 

Akibatnya, ikan-ikan kecil cenderung bergerak ke permukaan atau perairan dangkal di mana mereka bisa mendapatkan lebih banyak oksigen. Perubahan ini bisa saja terjadi secara tiba-tiba ketika suhu laut berubah drastis, misalnya setelah beberapa hari cuaca panas ekstrem atau ketika angin panas bergerak ke perairan pesisir.

 

Perubahan pola arus laut juga bisa menjadi penyebab utama naiknya ikan-ikan ini ke permukaan atau pesisir pantai. Arus yang kuat atau gelombang besar akibat adanya badai di tengah laut dapat memaksa ikan-ikan kecil terdampar ke pesisir. 

 

Ketika arus laut dari dalam samudra membawa ikan-ikan ke perairan dangkal, mereka terkadang tidak bisa melawan arus kembali ke perairan dalam karena kuatnya arus tersebut. Fenomena ini sering terjadi di musim-musim tertentu, seperti saat angin musim barat seperti sekarang ini yang membawa arus lebih kuat ke perairan Indonesia.

 

Kemudian kualitas air yang buruk, akibat polusi atau ledakan alga dapat memengaruhi kesehatan ikan-ikan kecil. Peristiwa seperti ledakan alga merah atau red tide dapat terjadi ketika nutrisi dari daratan terbawa ke laut, menyebabkan pertumbuhan alga yang masif. 

 

Ketika alga mati dan membusuk, kadar oksigen dalam air menurun, membuat ikan tidak nyaman atau bahkan mati. Akibatnya, ikan naik ke permukaan atau terdampar di pantai. Selain menyebabkan penurunan kadar oksigen, ledakan alga juga bisa melepaskan racun yang berbahaya bagi ikan dan organisme laut lainnya. 

 

Racun ini dapat mengganggu sistem pernapasan ikan, memaksa mereka mencari daerah dengan air yang lebih bersih atau berkadar oksigen lebih tinggi, seperti di permukaan atau dekat pantai.

 

Apakah pertanda gempa bumi atau tsunami?

Fenomena ini kadang dihubungkan dengan gempa bumi atau tsunami, meski tidak selalu memiliki korelasi yang jelas. Dalam beberapa laporan, ikan yang bermigrasi ke pantai secara mendadak diduga terjadi sebelum gempa besar. 

 

Para ilmuwan menyatakan bahwa ikan sangat sensitif terhadap perubahan kecil di lingkungan mereka, seperti perubahan tekanan bawah laut, namun ini tidak berarti fenomena ini selalu terkait dengan gempa. 

 

BMKG terus memantau aktivitas seismik dan menyampaikan informasi jika ada potensi bahaya. Sebagai makhluk yang sangat responsif terhadap perubahan lingkungan, ikan mungkin bereaksi terhadap getaran kecil atau pergerakan lempeng yang tidak terdeteksi manusia. 

 

Namun, penting bagi masyarakat untuk tidak panik dan tetap menunggu informasi resmi dari BMKG terkait potensi gempa atau tsunami, karena fenomena ikan mendekat ke pantai juga sering terjadi karena faktor-faktor lain yang lebih umum dan tidak berbahaya

 

Cuaca buruk, seperti angin kencang dan hujan lebat, dapat membawa pengaruh besar pada kondisi laut, yang kemudian mempengaruhi perilaku ikan. 

 

Angin yang kuat bisa menciptakan gelombang tinggi dan arus yang nembawa ikan-ikan kecil ke pantai. Selain itu, pergerakan air hangat yang terjadi karena angin kencang dari lautan ke pantai membuat ikan yang sensitif terhadap suhu menjadi tidak nyaman di perairan dalam.

 

Tekanan udara juga memainkan peran dalam fenomena ini. Ketika terjadi perubahan tekanan udara, gelombang internal yaitu berupa gelombang yang bergerak di bawah permukaan air yang dapat terjadi dan membawa koloni ikan-ikan kecil ini ke permukaan atau pesisir. 

 

Beberapa spesies ikan memang memiliki siklus migrasi tertentu yang membawa mereka lebih dekat ke pantai untuk berkembang biak atau mencari makan. Migrasi ini adalah bagian dari siklus alami dan bisa terjadi tanpa ada anomali lingkungan. 

 

Namun, fenomena ini sering kali disalahdiartikan sebagai tanda bahaya oleh masyarakat yang belum memahami pola migrasi musiman. Kedatangan ikan dalam jumlah besar ke pesisir saat migrasi ini justru penting bagi ekosistem laut, karena membantu mendistribusikan nutrisi dan menjaga keseimbangan rantai makanan di kawasan tersebut.

 

Fenomena ikan naik ke permukaan tidak selalu berarti adanya ancaman bencana. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak jelas. BMKG memberikan peringatan dini jika ada indikasi cuaca buruk atau gempa, dan masyarakat sebaiknya selalu memantau informasi resmi. 

 

Memahami penyebab alamiah dari fenomena seperti ini dapat membantu mengurangi kepanikan dan memperkuat pemahaman akan lingkungan sekitar. Pastikan untuk selalu memverifikasi informasi dengan sumber yang terpercaya, seperti BMKG, untuk mencegah penyebaran hoaks yang dapat menimbulkan kepanikan yang tidak perlu.


Terkait