Pemerintahan

Pemprov Lampung Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi, BPS Laporkan Deflasi September

Rabu, 2 Oktober 2024 | 18:23 WIB

Pemprov Lampung Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi, BPS Laporkan Deflasi September

Pemprov Lampung saat mengikuti rakor pengendalian inflasi daerah bersama Kemendagri. (Foto: Istimewa)

Bandar Lampung, NU Online Lampung

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung diwakili oleh Inspektur Provinsi Lampung, Fredy mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual di Ruang Command Center Dinas Kominfotik Provinsi Lampung, Rabu (2/10/2024).


Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Tomsi Tohir mengintruksikan kepada pemerintah daerah untuk memperhatikan perkembangan inflasi yang terjadi di wilayahnya masing-masing.


“Kami mohon sesuai dengan tugas pokok fungsinya masing-masing tolong betul-betul dapat dikritisi dicek betul daerahnya, dihubungi, dikoordinasikan, kemudian dilaksanakan aksi di lapangan jadi tidak berlalu begitu saja, tentunya hasil yang kita capai harus kita upayakan untuk kita pertahankan,” ujarnya.


Sementara itu, Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, BPS dalam penghitungan inflasi menjaga independensi dan terlepas dari intervensi pihak manapun.


“Kami mempertanggungjawabkan hasil angka inflasi yang tentunya kami selalu menggunakan metodologi yang mengacu kepada standar internasional dan seluruh tahapan proses penghitungan inflasi ini terus dan tetap mengacu pada pedoman yang terstandar internasional,” ungkapnya.


Ia menegaskan bahwa menjamin kualitas secara ketat dalam setiap tahapan proses penyediaan angka statistik tidak hanya inflasi, tetapi juga angka yang dikeluarkan, itu harus dipastikan jaminan kualitasnya.


“Bulan September mengalami inflasi -0,12% atau terjadi deflasi 0,12% secara perhitungan inflasi tahun ke tahun adalah sebesar 1,84% dan inflasi tahun kalender adalah sebesar 0,74%,” paparnya.


Amalia Adininggar Widyasanti juga menjelaskan bahwa komponen yang memberikan andil deflasi terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau serta kelompok transportasi.


“Pantauan kami dari rekaman angka inflasi ini harga di tingkat konsumen ini menurun atau terjadi deflasi secara month to month karena memang dipengaruhi oleh penurunan harga-harga komoditas yang suplainya sedang tinggi di pasar yang masuk ke dalam kategori seperti antara lain cabe merah, cabe rawit, daging ayam ras, dan telur ayam ras,” tuturnya. 


Ia melanjutkan, penurunan harga ini juga dikontribusikan oleh penurunan harga BBM karena ini harga BBM kita yang non subsidi itu menyesuaikan dengan harga minyak internasional jadi kalau harga minyak internasional turun tentunya juga harga bbm-nya non subsidi juga mengalami penyesuaian. 


“Deflasi yang terjadi bulan September juga merupakan deflasi terdalam dibandingkan dengan bulan yang sama dalam 5 tahun terakhir, dengan tingkat deflasi sebesar 0,12% dan deflasi yang terjadi dalam 5 bulan terakhir secara umum disumbang oleh penurunan harga komoditas bergejolak,” jelasnya.