Khutbah Jumat: Mengisi Bulan Muharram dengan Berbuat Baik dan Memperbanyak Ibadah
Rabu, 9 Juli 2025 | 14:19 WIB
Untuk mengisi bulan Muharram yang mulia ini, maka kita semua dilarang berbuat zalim kepada diri sendiri maupun orang lain, serta tidak melakukan dosa dan tidak berbuat fasik.
Selain itu, kita juga harus meningkatkan ketakwaan kepada Allah, dengan berbuat baik dan memperbanyak ibadah.
Khutbah I
الحَمْدُ للهِ الَّذِي أَمَرَنَا بِالهِجْرَةِ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ؛ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ؛ اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ إِمَامُ خَيْرِ الأُمَّةِ، وَعَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُصِيْكُمْ وَ إِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي قُرْآنِهِ الكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بَاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمَ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ، ۞وَمَن يُهَاجِرۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ يَجِدۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ مُرَٰغَمٗا كَثِيرٗا وَسَعَةٗۚ وَمَن يَخۡرُجۡ مِنۢ بَيۡتِهِۦ مُهَاجِرًا إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ يُدۡرِكۡهُ ٱلۡمَوۡتُ فَقَدۡ وَقَعَ أَجۡرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورٗا رَّحِيمٗا
Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah,
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt dengan sebenar-benarnya takwa. Takwa yang menghiasi hidup kita dengan amal saleh, menjauhkan diri dari dosa, dan selalu berada di jalan yang diridhai-Nya. Semoga setiap langkah kita menjadi saksi akan cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya.
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Alhamdulillah, kita masih berada di pertengahan bulan Muharram, bulan yang termasuk dalam asyhurul hurum—bulan-bulan mulia yang diagungkan oleh Allah. Rasulullah saw bersabda, "Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, Muharram” (HR Muslim).
Bulan Muharram disebut oleh Nabi sebagai syahrullah (bulan Allah), menandakan kemuliaan dan kehormatannya di sisi Allah. Maka sudah sepantasnya kita mengisi dan menikmati bulan ini bukan dengan hura-hura atau lalai dalam kesenangan dunia, tetapi dengan amal saleh, ibadah, dan perbuatan baik.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Menikmati bulan Muharram bukan berarti berfoya-foya, melainkan mengisi hari-hari di dalamnya dengan amal kebajikan. Muharram adalah momentum refleksi dan revolusi spiritual. Rasulullah saw menjadikan bulan ini untuk menambah ibadah, memperbanyak puasa sunnah, dan memperdalam makna hijrah, karena tahun baru hijriyah dimulai dari bulan Muharram.
Allah berfirman dalam QS. At-Taubah ayat 36:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa (QS At-Taubah [9]: 36).
Empat bulan haram itu adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Di bulan-bulan ini, dosa dan pahala dilipatgandakan. Maka siapa yang ingin meraih keberkahan, perbanyaklah amal di bulan ini.
Meski puasa sunnah Tasu’a dan Asyura telah lewat, akan tetapi kita masih bisa melaksanakan puasa sunnah lainnya di bula Muharram ini, seperti puasa Senin Kamis, puasa Dawud, puasa Hari-hari Putih (Ayyamul Bidh), dan puasa sunnah Muthlak sepanjang hari.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Selain puasa sunnah di atas, kita juga bisa memperbanyak sedekah, karena pada bulan ini pahala amalan kita dilipatgandakan. Maka, berbagi kepada anak yatim, kaum dhuafa, dan tetangga adalah bentuk ibadah yang sangat dianjurkan.
Selanjutnya kita juga masih bisa memperbanyak dzikir dan shalat sunnah, seperti shalat rawatib, duha, tahajut, hajat, tasbih, serta membasahi lisan dengan dzikir, shalawat dan istighfar.
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Allah menjadikan waktu tertentu sebagai waktu istimewa. Jika Ramadhan adalah puncak kemuliaan, maka Muharram adalah pembuka jalan menuju kebaikan sepanjang tahun. Sungguh merugi mereka yang membiarkan bulan ini berlalu tanpa makna, tanpa ibadah, dan tanpa perubahan.
Jika selama ini masih lalai dalam ibadah, kini saatnya kita kembali. Jika selama ini kita mudah marah, menyakiti orang lain, kini saatnya kita memperbaiki akhlak. Jika selama ini kita jauh dari Al-Qur’an, kini saatnya kita mendekat.
Inilah bulan permulaan. Mari kita mulai tahun ini dengan niat yang benar dan tekad yang kuat. Jadikan Muharram sebagai bulan hijrah dari keburukan menuju kebaikan, hijrah dari kemalasan menuju kesungguhan, hijrah dari maksiat menuju taat dan hijrah dari lalai menjadi hamba yang sadar akan akhirat.
Sebagaimana para sahabat dahulu berhijrah bersama Nabi dari Makkah ke Madinah demi menjaga iman, kita pun harus berhijrah secara batin dari hati yang keras menuju hati yang lembut dan tunduk kepada Allah.
Dalam surat An-Nisa ayat 100, Allah swt berfirman:
وَمَن يُهَاجِرۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ يَجِدۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ مُرَٰغَمٗا كَثِيرٗا وَسَعَةٗۚ وَمَن يَخۡرُجۡ مِنۢ بَيۡتِهِۦ مُهَاجِرًا إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ يُدۡرِكۡهُ ٱلۡمَوۡتُ فَقَدۡ وَقَعَ أَجۡرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورٗا رَّحِيمٗا
Artinya: Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS An-Nisa: 100).
Hadirin yang dirahmati Allah,
Kita tidak tahu apakah kita masih akan menjumpai Muharram tahun depan. Maka jangan sia-siakan waktu yang ada. Jadilah orang yang cerdas, yang tahu memanfaatkan kesempatan untuk mendekat kepada Allah.
Rasulullah saw bersabda, "Orang yang cerdas adalah yang mampu menundukkan hawa nafsunya dan beramal untuk kehidupan setelah mati." (HR Tirmidzi).
Hadirin yang dirahmati Allah,
Demikianlah khutbah yang singkat ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. Marilah kita bertekad untuk menjadikan bulan Muharram ini sebagai momentum perubahan dan perbaikan. Mulailah dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan. Jadikan Muharram sebagai gerbang kebaikan sepanjang tahun.
بَارَكَ اللهُ لِي وَ لَكُمْ وَ نَفَعَنِى وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَ ذِكْرِ الحَكِيْمِ، وَ تَقَابِلَ مِنِّى وَ مِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
الحَمْدُ للهِ حَمْدًا طَيِّبًا كَثِيْرًا مُبَارَكًا فِيْهِ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَ هُدَاهُ وَ سَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أما بعد. عِبَادَ اللهِ، أُصِيْكُمْ وَ إِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: "إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا". اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ سَلِّمْ وَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ، حَمْدًا شَاكِرِيْنَ حَمْدًا نَاعِمِيْنَ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَ يُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَارَبَّنَا لَكَ الحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلَالِ وَجْهِكَ الكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَ إِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ؛ رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ ذُنُوْبَ وَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا، اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ المُسْلِمَاتِ وَ المُؤْمِنِيْنَ وَ المُؤْمِنَاتِ الأحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الأمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحِمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللهُمَّ يَا عَلَّامَ الغُيُوْبِ، وَيَا سَتَّارَ العُيُوْبِ وَيَا مُقَلِّبَ القُلُوْبِ، وَغَفَّارَ الذُّنُوْبِ، وَيَا رَافِعَ الضَرِّ عَنْ أُيُوْبٍ، اِكْشِفْ عَنَّا كُلَّ الكُرُوْبِ، وَادْفَعْ جَمِيْعَ البَلَايَا وَالخُطُوْبِ، سُبْحَانَكَ فِيْكَ المَرْغُوْبِ، وَمِنْكَ المَطْلُوْبِ وَالمَرْهُوْبِ، إِيَّاكَ نَسْتَغْفِرُ، وَإِلَيْكَ نَتُوْبُ. اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ سَلَامَةً فِي الدِّيْنِ وَ عَافِيَةً فِي الجَسَدِ وَ زِيَادَةً فِي العِلْمِ وَ بَرَكَةً فِي الرِّزْقِ، وَ تَوْبَةً قَبْلَ المَوْتِ وَ رَحْمَةً عِنْدَ المَوْتِ وَ مَغْفِرَةً بَعْدَ المَوْتِ، اللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِي سَكَرَاتِ المَوْتِ وَ النَّجَاةَ مِنَ النَارِ وَ العَفْوَ عِنْدَ الحِسَابِ. اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَ سَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ وَ الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ. عِبَادَ اللهِ! إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَٰنِ وَإِيتَآيِٕ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَيَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡيِۚ يَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ ٩٠ (النحل: 90) وَ لَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَ لَكُمْ. أَقِمِ الصَّلَاةَ.
Ustadz Yudi Prayoga, Sekretais MWCNU Kedaton Bandar Lampung