Warta

Tahlil Dan Dzikir Bersama

Selasa, 16 Desember 2014 | 09:05 WIB

tahlil Tahlil adalah bentuk masdar dari madli “Hallala, Yuhallilu, Tahlilan”, yang berarti membaca “Laa Ilaaha Illa Allah”. Menurut istilah adalah rangkaian bacaan yang meliputi bacaan beberapa ayat al-Qur’an, Tasbih, Tahmid, Takbir, Tahlil, sholawat dan bacaan-bacaan lain yang sudah tidak asing lagi bagi kebanyakan penduduk Indonesia. Jadi dalam perspektif Ilmu Balaghoh, Istilah Tahlil dengan arti serangkaian bacaan-bacaan seperti di atas adalah termasuk Majaz Mursal yang ‘alaqohnya Min Ithlaqil Juz wa Uriida bihil Kul (Menyebutkan sebagiannya saja tetapi yang dimaksudkaan adalah seluruh rangkaian bacaan-bacaan tersebut). Kebanyakan penduduk Indonesia yang muslim sering mengamalkan Dzikir Tahlil ini dalam berbagai macam acara ritual, sehingga banyak di temui jenis ma’na penyebutan kata pelaksanaan tahlilan. Ketika dipakai untuk peristiwa gembira disebut syukuran, untuk peristiwa sedih, seperti kematian, atau untuk meminta perlindungan kepada Allah seperti saat pindah rumah, menempati kantor/rumah baru, awal membuka usaha, beli mobil atau sepeda motor baru disebut selamatan, dan untuk meminta sesuatu hajat atau kebutuhan kepada Allah disebut hajatan. Disamping itu, tahlil juga dilaksanakan pada acara-acara tertentu, seperti pada saat seseorang akan pergi jauh dan dalam waktu yang cukup lama seperti “hendak pergi haji, merantau belajar, atau bekerja diluar negeri”, acara pertemuan keluarga seperti arisan keluarga maupun halal- bihalal, dan dalam acara khitanan. Tradisi tahlil dalam masyrakat jawa juga sering disebut dengan kata sedekahan, karena dalam setiap kegiatannya selalu beriringan dengan pemberian sedekah baik bagi mereka yang datang berkunjung atau bagi pemilik hajat. Jadi masing-masing saling bersedekah dalam bentuk barang, uang atau pun berupa dukungan moral yang sangat mereka harapkan. Tahlil dengan kefahaman seperti di atas, yaitu rangkaian bacaan yang meliputi bacaan beberapa ayat al-Qur’an, tasbih, tahmid, takbir, tahlil, sholawat dan bacaan-bacaan lain, adalah amalan yang syarat dengan fadlilah dan keutamaan, misalnya saja, untuk menyambung tali silaturrahmi, merekatkan tali persaudaraan antar umat Islam, sebagai media da’wah dan syi’ar Islam, mendo’akan mayit agar dosa-dosanya di ampuni dan amal baiknya dilipat gandakan pahalanya oleh Allah, sebagai dzikrul maut atau peringatan bagi yang masih hidup agar selalu beramal sholih sebagai bekal di akhirat, karena kematian pasti akan datang, dimanapun dan kapanpun, sebagai sarana mengingat Allah (dzikrullah) sebagaimana sholat, bertasbih, majlisul ilmi, majlis madchur Rasul, membaca riwayat para utusan Allah dan para kekasih-kekasih-Nya, dengan tujuan untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya, dan lain-lain. Tahlil ini biasanya dilakukan bersama/berjama’ah dalam majelis dzikir, dan fenomena dzikir bersama seperti ini, semakin berkembang dikebanyakan masyarakat muslim di Indonesia, hal ini menunjukkan bahwa dzikirullah merupakan kebutuhan bagi mereka, meskipun tujuan mereka berbeda-beda. Diantara mereka ada yang karena tulus bertaqorrub kepada Allah, ada yang karena memenuhi panggilan jiwa yang gersang dan hampa, ada juga yang datang karena stres dihimpit persoalan rumah tangga dan kesulitan ekonomi atau persoalan-persoalan lainnya. Terlepas dari tujuan dan niat masing-masing, aktifitas dzikrullah ini merupakan awal yang bagus dalam rangka menumbuhkan minat seseorang untuk memperbaiki sifat dan prilaku, juga sebagai upaya menyelesaikan tumpukan problematika yang menimpah bangsa selama ini, sebagai penguat usaha dan upaya perbaikan yang dilakukan secara terus menerus, agar kiranya Allah swt menurunkan rohmat dan pertolongan-Nya kepada bangsa ini. Kata orang “kalau sudah ada usaha dan do’a, selanjutnya ya... terserah Allah SWT”. Kemudian apakah majelis dzikir atau dzikir bersama seperti tahlilan, yasinan dan lain-lainnya termasuk prilaku bid’ah? Para pembaca bisa menela’ah dan memaham hadits yang di riwayatkan Imam Thobroni dan hadits riwayat Imam Bukhori dan Imam Muslim berikut ini, Rasulullah SAW bersabda ; قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : مَا مِنْ قَوْمٍ اِجْتَمَعُوا يَذْكُرُوْنَ اللهَ لاَ يُرِيْدُوْنَ بِذلِكَ إِلاَّ وَجْهَهُ تَعَالى إِلاَّ نَادَاهُمْ مُنَادٍ مِنَ الَّسمَاءِ أَنْ قُوْمُوْا مَغْفُوْرًا لَكُمْ. أخرجه الطبرانى Artinya : “Rasulullah saw bersabda, Tidaklah suatu kaum berkumpul untuk berdzikir kepada Allah dan hanya mengharapkan ridlonya, kecuali malaikat berseru kepada mereka “berdirilah kalian semua dalam keadaan sudah diampuni dosa-dosa kalian. (HR. Thobroni). 1.Dalil-dalil Sampainya Hadiah Pahala Bacaan-bacaan seperti Tahlil Kepada Mayit. a.Dalil Quran وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ Artinya : “Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdo'a : "Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami" (QS Al Hasyr: 10). Dalam ayat ini Allah SWT menyanjung orang-orang yang beriman karena mereka memohonkan ampun (istighfar) untuk orang-orang beriman sebelum mereka. Ini berarti bahwa orang yang telah meninggal dapat manfaat dari istighfar orang yang masih hidup. فَاعْلَمْ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ Artinya : “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu”.(QS Muhammad 47:19) الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ. رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ. وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ وَمَنْ تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ. Artinya : (Malaikat-malaikat) yang memikul Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala, ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu, maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar". (QS. Mu'min 40:7-9) رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلا تَبَارًا Artinya : “Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang lalim itu selain kebinasaan". (QS. Nuh 71:28) رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ Artinya : Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)". (QS Ibrahim 14:40 – 41). b. Dalil Hadits Dalam hadits banyak disebutkan do'a tentang shalat jenazah, do'a setelah mayyit dikubur dan ziarah kubur, yang di antaranya adalah : • Hadits dari Auf bin Malik ia berkata: يَقُولُ: صَلَّى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى جَنَازَةٍ، فَحَفِظْتُ مِنْ دُعَائِهِ وَهُوَ يَقُولُ: «اللهُمَّ، اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ - أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّارِ -» قَالَ: «حَتَّى تَمَنَّيْتُ أَنْ أَكُونَ أَنَا ذَلِكَ الْمَيِّت Artinya : Auf bin Malik berkata, Rasulullah SAW menyolati mayit dan aku hafal do’anya, yaitu, " Ya Allah ampunilah dosanya, sayangilah dia, maafkanlah dia, selamatkanlah dia, muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah kuburannya, mandikanlah dia dengan air es dan air embun, bersihkanlah dari segala kesalahan sebagaimana kain putih bersih dari kotoran, gantikanlah untuknya tempat tinggal yang lebih baik dari tempat tinggalnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya dan peliharalah dia dari siksa kubur dan siksa neraka". Lalu Auf berkata “ sehingga saya berharap akulah mayat itu. (HR Muslim). • Hadits Ma’qil bin Yasar : عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اقْرَءُوا يس عَلَى مَوْتَاكُمْ» Artinya : Dari Ma’qil bin Yasar, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “ Bacakanlah Surat Yasin atas orang-orang mati kamu semua ”. • Hadits dari Aisyah “ Aisyah ra bertanya kepada Nabi SAW: قَالَتْ: قُلْتُ: كَيْفَ أَقُولُ لَهُمْ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ " قُولِي: السَّلَامُ عَلَى أَهْلِ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَيَرْحَمُ اللهُ الْمُسْتَقْدِمِينَ مِنَّا وَالْمُسْتَأْخِرِينَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَلَاحِقُونَ " Artinya : “Bagaimanakah aku berkata kepada mereka (ahli kubur) wahai Rasulullah?, Rasul SAW menjawab, "Ucapkan: (salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada ahli kubur baik mukmin maupun muslim dan semoga Allah memberikan rahmat kepada generasi pendahulu dan generasi mendatang dan sesungguhnya Insyaallah kami pasti menyusul) (HR Muslim. 974). Jadi dari uraian diatas bahwasanya tahlil dan dzikir bersama boleh dilasanakan, tidak bertentangan dengan islam. Disamping itu juga untuk menyambung tali silaturrahmi, merekatkan tali persaudaraan antar umat Islam, sebagai media da’wah dan syi’ar Islam, mendo’akan mayit agar dosa-dosanya di ampuni dan amal baiknya dilipat gandakan pahalanya oleh Allah. (Sumber: Buku da`watul Haq Nahdlatul Ulama)