Warta

Rustam: "Kemana Budaya Intelektual Muda NU Tuba?"

Kamis, 4 Februari 2016 | 20:23 WIB

TULANG BAWANG  -  Ekspresi terkejut sekaligus bangga tidak bisa disembunyikan dari wajah Rustam Effendi,  Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Tulangbawang (Tuba), saat mendengar telah terbentuknya Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Tuba. Pria berdarah Lampung Gunung Katun Tulangbawang Barat bernama lengkap Rustam Effendi,SE,MS.I,AKt tersebut merasa heran karena sejak dirinya bertugas di Tuba sekitar 10 tahun lalu baru kali ini mendengar telah terbentuknya PC PMII di Tuba. "Lho kemana temen - temen PMII selama ini? Seharusnya mereka mampu menunjukan peran dan karyanya di Tuba jika sudah ada, tunjukan dong khitah berdirinya PMII," tanya pejabat Tuba yang dekat dengan kalangan muda NU Lampung itu. "Sebagai keluarga besar dan merasa bagian darinya, saya siap berbuat untuk keluarga besar jika dibutuhkan. Jujur, saya sangat senang dengan kabar telah berdirinya PMII di Tuba," lanjut Rustam. Kandidat Doktor Akuntansi Sektor Public Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM Jogyakarta tersebut berharap kehadiran Mahasiswa beridiologi Aswaja NU di Tuba tersebut mampu menghidupkan budaya fikir, dzikir dan amal sholeh di kalangan anak muda Tuba, sebagai mana ia pernah perjuangkan saat masih aktif bergulat dengan aktivis PMII pada era tahun 1985-1990 di Bandar Lampung seperti budaya diskusi, bedah buku, seminar dan lain sebagainya. "Jujur saya merasa kangen dengan budaya kumpul - kumpul dengan para mahasiswa. Meski cuma berdiskusi, apalagi sampai menggelar forum ilmiyah seperti bedah buku, seminar, lokakarya dan lain-lain. Budaya itu yang saya rasa mulai hilang di kalangan anak muda NU," kritik mantan ketua Senat Mahasiswa Bandar Lampung Tahun 1991-1992 tersebut. Peraih Beasiswa Supersemar tersebut berharap para Mahasiswa yang menimba Ilmu di Tuba, khususnya keluarga besar PMII dapat menjadi mahasiswa yang kritis, baik melalui ajang diskusi ataupun aksi sebagai salah satu bentuk kontribusi yang bisa diberikan mahasiswa untuk lingkungannya. "Diskusi merupakan budaya bagi mahasiswa. Dan mahasiswalah yang harus membudayakan diskusi. Kalau tidak dari para mahasiswa yang sadar dan mau membudayakan budaya diskusi, siapa lagi yang akan membudayakan hal baik itu,ayo kritis namun transformatif lho.."Pungkas Rustam. Sementara itu terpisah, mantan ketua umum PC.PMII Tuba periode 2013-2014, Imam Asrofi menyatakan permohonan maaf atas keterlambatan perkembangan PMII di Tuba, Imam mengatakan kurang eksisnya PMII di Tuba karena faktor budaya dan iklim yang berbeda antara mahasiswa yang ada di kota dan mahasiswa yang beraktifitas dilingkungan desa, sehingga belum menemukan konsep gerakan yang pas dengan kepentingan lokal, selain itu diakui Imam karena kurang komunikasinya mahasiswa dan program pemerintah daerah. "Sejak lahirnya PMII di Tuba yang sudah berganti kepemimpinan sebanyak 5 kali, sebenarnya kami membutuhkan bimbimbingan senior PMII yang ada diTuba, sehingga dapat memberikan masukan tentang model gerakan yang pas dengan kondisi lokal. Segera kami evaluasi kritikan itu," tandas ketua PMII Tuba. Angkatan ke III tersebut.(Ahmad Sobirin)