Warta

Muslimat NU Sidowaluyo Gelar Pengajian Akbar Peringati Isra' Mi'raj dan Harlah Ke-102 NU

Ahad, 19 Januari 2025 | 13:42 WIB

Muslimat NU Sidowaluyo Gelar Pengajian Akbar Peringati Isra' Mi'raj dan Harlah Ke-102 NU

Muslimat NU Sidowaluyo saat menggelar pengajian akbar peringatan Isra Miraj dan Harlah NU, Ahad (19/1/2025). (Foto: Istimewa)

Lampung Selatan, NU Online Lampung 

Pengurus Pimpinan Ranting Muslimat NU Desa Sidowaluyo, Sidomulyo menyelenggarakan pengajian Triwulanan di Masjid Al Muhajirin Desa Sidowaluyo Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan, Ahad (19/1/2025).

 

Kegiatan Triwulanan Muslimat NU Desa Sidowaluyo, ini sekaligus Pengajian Isra Mi'raj dan Hari Lahir (Harlah) ke-102 Nahdlatul Ulama (NU).

 

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lampung Selatan, H Abdul Haris menekankan pentingnya dua nikmat yang diberi oleh Allah swt, yaitu nikmat sehat dan nikmat kesempatan sehingga dapat hadir dalam acara ini. 

 

"Jika NU ingin maju kuncinya ada tiga K, pertama konsolidasi tata kelola organisasi, kedua konsolidasi sumber daya manusia, ketiga konsolidasi agenda kegiatan atau program NU," ujarnya.

 

Ia melanjutkan, alhamdulillah Ranting NU Desa Sidowaluyo sudah punya semuanya yaitu harmoni antar kepengurusan.

 

Mauidzah hasanah disampaikan oleh Kiai M Purnomo Sidiq dari Lampung Timur, ia menyampaikan Harlah ke-102 NU itu identik dengan Lambang NU yaitu tali. 

 

"Tali yang dimaksud tidak diikat kencang, karena KH Hasyim Asy'ari mengetahui akan banyak yang masuk NU sehingga definisi tali tidak diikat kencang," ungkapnya.

 

Kemudian simbol lain di Lambang NU ada juga yang melambangkan kemerdekaan Indonesia, di antaranya bintang sembilan yang memiliki makna angka empat dan lima, itu sudah diprediksi KH Hasyim Asy'ari akan merdeka di tahun 1945.

 

"Dalam peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad saw, Nabi Muhammad menerima wahyu shalat pada tanggal 27 itu pun ada ikatan dengan pahala shalat berjamaah yang mendapatkan 27 derajat di hadapan Allah swt," tuturnya.

 

Menurutnya, juga berkaitan erat dengan angka dua dan tujuh jika dijumlahkan hasilnya sembilan, sembilan adalah lambang bintang Nahdlatul Ulama. Dakwah saat ini bukan seperti dakwah zaman dahulu contohnya Sunan Kalijaga. 

 

"Dakwah itu melihat siapa yang mendakwahi, bahkan lewat wayang beliau banyak mengislamkan ribuan orang sekaligus," katanya.

(Irfan Prasetia)